PINDAH

671 Words
Kim terkejut ketika Kirana mengutarakan niatnya untuk pindah kembali ke apartemennya. Alasan Kirana satu, ia ingin lebih dekat dengan Sean dan Geisha karena keduanya pindah ke apartemen yang sama dengan apartemen milik Kirana dan Leon. KIrana ingin dekat dengan Sean. Kim menentang keinginan anak menantunya itu, dia khawatir, akan terjadi sesuatu jika Kirana tinggal sendiri saja di apartemen. Namun, di luar dugaan, suaminya justru mendukung keputusan Kirana untuk kembali ke apartemen. . “Bagaimana bisa, Papi membiarkan Kiran di apartemen sendiri?” omel Kim. Sanjaya tersenyum melihat istrinya yang gelisah dan panik. Sementara anak-anak Kim yang lain bersikap biasa saja ,bahkan mendukung keputusan Kirana. “Mami, dengan Kirana ada dekat dengan Sean dan Geisha akan mempermudah kita untuk mengetahui apa yang ingin kita tau selama ini,” tukas Lilian meyakinkan ibunya. “Betul, mami lagipula, Kiran sudah sehat, dan jarak dari rumah kita ke apartemen juga tidak jauh kan. Selain itu di sana ada Mbak Deasy juga managernya. Dia tidak sendirian," sahut Lisia berusaha membantu sang adik untuk meyakinkan ibu mereka. Kim menghempaskan tubuhnya ke atas sofa. Berat baginya untuk melepaskan Kirana. Ya, memang Kirana bukan anak kecil lagi. Namun, Kim ingin menantunya itu dekat dengannya saja. Ia menarik nafas panjang, menatap suami dan anak-anak nya bergantian. Akhirnya dia pun menyerah. “Baiklah, baik. Beritahu Kiran, ia boleh pindah, dengan catatan, membawa serta Mbak Ipah untuk menemaninya di apartemen. Bukankah di sana ada kamar untuk asisten rumah tangga?” “Baiklah Mami. Akan aku sampaikan pada Kiran, saat ia pulang kerja nanti,” jawab Lisia. LIsia tidak menunggu Kirana sampai pulang, ia langsung menelepon Kirana , memberitahu bahwa Kim sudah mengizinkan Kirana untuk pindah, lengkap dengan segala persyaratannya. Tentu saja Kirana langsung menyetujuinya, karena ia pun merasa akan kesepian jika harus sendirian, maka persyaratan Kim untuk membawa Mbak Ipah itu langsung ia setujui. "Ya sudah, terserah saja. Tapi, ingat selalu hubungi Mami. Jangan sampai dia menarikmu untuk pulang kembali dengan alasan kamu susah untuk di hubungi. Paham, kan?" Kirana mengangguk kan kepalanya, sekalipun ia tau, Lisia tidak dapat melihatnya. “Ya ,sudah, kalau begitu jangan pulang terlalu malam. Aku tutup dulu telephonenya,” ujar Lisia. Sementara itu, di dalam kamarnya , Kim masih misah misuh sendiri. Tak di hiraukannya sang suami yang sedang duduk memperhatikan dari tempat tidur. "Belum juga tenang, Mami?" "Kim menoleh dan akhirnya menjatuhkan tubuhnya ke atas kasur. “Bagaimana bisa tenang. Mami masih khawatir.” “Sebetulnya, apa yang Mami khawatirkan?” tanya Sanjaya sambil meraih tubuh sang istri ke dalam pelukannya. “Papi ingat saat pertama kali Leon dinyatakan hilang,Kiran sempat tidak sadarkan diri. Lalu, kondisi psikisnya sempat down. Sekarang pun Mami rasa dia belum sepenuhnya membaik. Mami sering memergoki matanya sembab di pagi hari. Itu pasti karena ia habis menangis.” “Mami takut , Kirana melupakan Leon?” tanya Sanjaya. Kim menganggukkan kepala mengiyakan. "Mami, kalau Kirana sudah melupakan Leon, dia tidak akan mencari tau mati- matian siapa Sean. Kim menyembunyikan wajah dalam pelukan suaminya, berusaha untuk menahan isak tangis dan kepedihan hatinya. Sebenarnya, ia begitu rapuh, namun selama ini ia mencoba kuat. Ia selalu yakin , putra satu-satunya itu masih hidup. Selalu itu yang ia pikirkan. “Aku rindu anak kita,” tukas Kim. “Semuanya merindukan Leon, Mami. Karena itu, izinkan Kirana untuk bisa mencari tau. Lagi pula ia tinggal di apartemennya sendiri kok.Mami tau sendiri keamanan di sana.” “Ya sudahlah,Mami izinkan. Tapi, jika nanti terjadi sesuatu, dia harus kembali ke rumah ini. Ingat ,Papi Kirana itu sudah tidak memiliki siapapun. Dia yatim piatu. Hanya kita yang dia miliki sekarang.” “Ya, tentu saja Mami. Dia anak kita juga, maka dia akan kembali ke rumah kita.” Dalam hatinya, Sanjaya juga memiliki keyakinan bahwa putra mereka Leon masih hidup. Dan entah kenapa, sekalipun dia belum pernah bertemu dengan Sean, dia merasa Sean adalah Leon. Terlebih ketika ia mendengar cerita dari sang istri. Bahwa Sean sedang mengalami amnesia. Bukan tidak mungkin dia memang anaknya. Sanjaya bertekad akan menyelidiki hal ini. Ia akan menyuruh orang untuk membantu mereka menyelidiki semua ini.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD