Raina sampai di depan sebuah rumah yang cukup besar yang dikelilingi dengan pagar tinggi. Budhe Sri telah selesai membayar taxi online yang tadi mereka naiki. Mata Raina masih mengawasi tempat dimana selama ini Budhe Sri tinggal. Sepertinya cukup nyaman. Dan Raina berharap ia menemukan kedamaian di tempat ini.
"Ayo....!" ajakan Budhe Sri sembari mengapit satu lengan Raina. Membawanya masuk melewati pagar yang terbuka setengahnya.
Raina menyeret koper masih dengan menengok kanan dan kiri.
"Rumahnya besar sekali, Budhe?" tanya Raina yang masih takjub menatap taman dengan dihiasi aneka bunga yang begitu cantik.
"Iya, ini kan seperti yayasan begitu, Na. Jadi tempatnya harus besar karena menampung banyak orang."
Penjelasan Budhe Sri hanya diangguki kepala oleh Raina. Hingga keduanya masuk melewati pintu samping yang langsung terhubung dengan dapur yang sangat luas.
" Ayo! Masuklah, Na. Jangan sungkan karena semua penghuni disini sudah seperti saudara. " tutur Budhe Sri pada keponakan nya.
Raina manggut-manggut mengekori Budhe Sri masuk semakin ke dalam dimana terdapat beberapa kamar yang berjejer mirip seperti rumah kos. Budhe Sri memasuki sebuah kamar dan di ikuti dengan ragu oleh Raina.
" Na, untuk sementara kamu bisa tidur di kamar ini. Kebetulan kamar ini kosong. Sebulan lalu kamar ini ditempati oleh orang Palembang yang juga bekerja disini. Tapi kontraknya sudah habis dan tidak diperpanjang lagi." Budhe Sri menjelaskan.
"Apa tidak masalah Budhe jika saya tinggal disini?" tanya Raina ragu - ragu karena sepertinya rumah ini sudah seperti rumah Budhe Sri sendiri.
"Tidak masalah, Na. Budhe sudah meminta izin sama pemilik yayasan ini. Dan tidak masalah jika kamu tinggal disini atau mungkin mau bekerja di tempat ini. Karena kebetulan lagi, memang disini sedang kekurangan orang. Hanya saja... Budhe tidak yakin jika kamu bisa bekerja ditempat ini. "
" Memangnya kenapa Budhe? "
" Disini itu pekerjaan nya berat, Na. Namanya saja panti wreda. Jadi pekerjaan kita disini ya merawat dan menjaga para orang - orang yang sudah tua. Dan banyak diantara mereka yang susah sekali perawatan nya. Ada yang cerewet, ada yang jorok, ya pokoknya seperti itulah. Nanti selama disini kamu bisa lihat sendiri seperti apa. Sekarang kamu istirahat saja. Atau mau makan dulu? "
Raina tersenyum menatap Budhe nya." Aku istirahat saja dulu Budhe. Nanti saja makan nya bareng sama Budhe. "
" Ya sudah. Budhe tinggal dulu ya. Kalau mau cari Budhe, ke dapur saja. Budhe mau masak untuk makan malam. Ah ya, satu lagi. Kamar Budhe ada di paling depan sana."
Budhe Sri meninggalkan Raina seorang diri di dalam kamar. Setelah keluar lalu menutup kembali pintunya.
Raina menjatuhkan diri di atas ranjang. Kamar ini tidak seberapa luas juga tidak sempit. Terdapat satu kamar mandi di dalamnya serta sebuah ranjang berukuran single dan satu buah lemari pakaian yang tidak terlalu besar. Televisi flat berukuran dua puluh dua inci menempel di salah satu dinding kamar. Cukup nyaman menurut Raina. Semoga saja dia betah tinggal disini. Dan semoga saja dia sanggup bekerja di tempat ini. Rasanya tak mungkin dia hanya ingin menghabiskan waktu untuk sekedar berlibur. Karena tujuan utamanya adalah ingin mengumpulkan uang demi bisa mendapatkan kembali hak asuh ketiga anaknya.
***
Entah sudah berapa lama Raina tertidur. Saat ia terbangun mata Raina memicing mengumpulkan nyawanya yang belum kembali sepenuhnya. Menatap kopernya yang masih teronggok begitu saja di samping ranjang. Memutuskan untuk mandi agar tubuhnya kembali segar.
Membuka koper dan mengambil baju ganti dan bergegas masuk ke dalam kamar mandi. Tiga puluh menit kemudian, Raina keluar dengan tubuh yang sudah segar. Setelah menyisir rambutnya lalu bergegas keluar dari dalam kamar. Tampak sepi, Raina menuju dimana dapur berada.
Disana tampak Budhe Sri berdiri dengan seorang wanita yang mungkin saja usinya beberapa tahun diatasnya.
"Budhe....!"
Panggilan Raina membuat Budhe Sri menoleh ke belakang. Wanita itu tersenyum, lalu melambaikan tangan meminta Raina mendekat.
"Na... Kemarilah. Budhe kenalkan sama Yuyun."
Raina mendekati keduanya. Budhe Sri mengenalkan nya pada wanita bernama Yuyun. Dia adalah salah satu tenaga kerja wanita yang bekerja di tempat ini.
Menurut cerita Budhe Sri, ada enam orang wanita yang bekerja di tempat ini. Sebuah yayasan panti wreda atau panti jompo yang dihuni oleh sekitar dua puluh lima orang. Terdiri dari laki-laki dan perempuan yang rata - rata sudah berumur di atas enam puluh tahunan.
Budhe Sri juga mengatakan, jika orang tua yang dititipkan keluarganya di tempat ini semua dalam kondisi sehat. Tidak ada yang dalam kondisi sakit-sakitan. Tempat mereka berkumpul juga berada di bagian bangunan utama. Persis berada di samping dapur ini.
"Nanti Budhe bawa kamu berkeliling rumah ini. Dan nanti Budhe kenalkan dengan semua penghuni panti ini."
"Baik, Budhe."
"Sekarang sebaiknya kamu tunggu saja Budhe selesai masak. Nanti kita makan malam bersama."
Raina juga tak enak hati jika hanya berdiam diri. Memilih membantu Budhe Sri memasak bersama Yuyun.
Sambil memasak Budhe Sri tak berhenti mengoceh. Bercerita segala hal. Mengenai orang - orang yang bekerja di tempat ini dimana semua adalah berasal dari Indonesia. Ada yang dari jawa, Sumatera juga dari Lombok.
Sementara itu, mengenai penghuni yayasan panti Jompo ini kebanyakan memang para orangtua kesepian yang anak-anaknya sibuk dengan pekerjaan. Sehingga dengan berada disini mereka ada teman. Kegiatan pun juga macam-macam. Ada yang bercocok tanam, merajut atau hanya sekedar hobi menonton televisi dan membaca koran. Karena tadi saat Raina datang sudah menjelang sore, para penghuni panti sudah kembali beristirahat. Dan masuk ke dalam kamar masing - masing. Oleh sebab itulah kenapa Raina tadi mendapati rumah yang merupakan panti jompo ini terlihat lengang seolah tak berpenghuni.
Sementara itu, para pekerja banyak yang sedang berada di belakang. Ada yang menyapu halaman belakang, mencuci, menyetrika dan bersih - bersih.
Raina mendengar dengan sesama semua yang Budhe Sri ceritakan. Sesekali Raina menyela dengan pertanyaan-pertanyaan yang membuat ia penasaran. Seperti hal nya siapa pemilik panti ini dan juga kemana keberadaannya.
Dan ternyata, pemilik yayasan panti wreda ini memang tidak tinggal disini. Mereka tinggal di Kuala Lumpur. Dan Budhe Sri lah yang dipercaya sebagai penanggung jawab pengurus panti. Satu bulan sekali pemilik yayasan ini akan datang mengecek semua serta memberikan dana sebagai biaya operasional.
Sementara itu mengenai keluarga dari para orang tua yang berada disini, bebas mengunjungi tempat ini. Setiap hari pasti ada saja keluarga yang datang menjenguk orang tua mereka yang berada di tempat ini.
Raina cukup mengerti sekarang. Meskipun ia belum melihat langsung bagaimana cara kerja Budhe dan rekan- rekan nya di yayasan ini. Akan tetapi Raina sudah cukup memahami.