Luka Masa Lalu

2485 Words
Jakarta, suatu pagi 23 tahun yang lalu. Laura sedang berbunga-bunga hatinya. Dia lagi mematut-matut dirinya dengan pakaian yang akan dikenakannya nanti malam, Bima kekasih hatinya, akan mengajaknya untuk berkenalan dengan ayah dan ibunya. Mama Lestari, masuk ke kamar Laura dan melihat anak gadisnya yang sibuk mematut diri sambil tersenyum. “ Aduh.. Anak mama yang lagi senang karena sore nanti akan diperkenalkan kepada calon mertua.” Kata mama menggoda Laura yang ketika melihat mama tersayangnya, memasuki kamarnya ,langsung berjalan gembira untuk memeluk mamanya erat. “ Menurut mama, papa dan mama Bima akan menyukai aku, nggak ya? Seperti mama yang kemarin sangat menyukai Bima.” Tanya Laura. “ Mama hanya mementingkan kebahagiaanmu Laura. Kalau kamu suka dengan Bima, pasti mama juga suka. Tapi Bima, benar-benar lelaki yang baik, sopan dan keliatan dia sangat menyayangi dirimu. Mama senang kamu memilih Bima sebagi kekasihmu. Kenapa sampai tamat, kamu baru memperkenalkan Bima kepada mama? Padahal kalian pacaran dari tahun pertama kuliah.” Tanya Lestari. “ Karena dulu, aku uda berjanji pada mama, tidak akan pacaran sebelum menyandang gelar dokter. Tapi aku nggak kuasa menolak pesona Bima, Mama. Dia tiap hari nungguin aku di depan kelas saat istirahat. Tiap hari menuntun motornya menemaniku jalan kaki menuju halte bus saat pulang kuliah dan terus-terusan memintaku menerima cintanya dan dia juga setuju semua syarat-syarat yang aku ajukan. Perjuangannya enam bulan dari pertama kami bertemu saat perkenalan mahasiswa baru. Sampai aku baru menerima cintanya setelah selesai semester satu. Saat aku yakin ternyata, bisa tetap dapat IPK 3,6, meskipun punya pacar. Saat itu aku yakin, kalau pacaran dengan Bima, tidak akan membuatku gagal jadi dokter. Jadi aku menerima cintanya, dengan syarat, kami berdua harus tetap dapat IPK bagus dan kami pacarannya hanya di kampus saja, toh bertemunya juga tiap hari. Kami juga nggak perlu diperkenalkan sebagai kekasih kepada kedua orang tua ,kedua belah pihak sampai kami berdua lulus dan berhasil memiliki gelar sarjana. Aku juga biar lebih bangga saat dikenalkan sebagai dokter ke orang tua Bima. Biar, nggak banyak pertanyaan lagi. Kenapa belum lulus kuliah, uda berani pacaran? Dan sejuta pertanyaan lainnya yang ditanyakan orang tua kepada pacar anaknya. Apalagi kalau nanti pertanyaannya tentang siapa papaku, apa pekerjaannya dan bla-bla-bla lainnya, yang pasti akan susah kujawab kalau belum lulus. Tapi kalau sudah lulus dan jadi dokter pertanyaan itu bisa ku jawab dengan mudah. Aku sudah tidak mempunyai ayah. Hanya hidup berdua dengan mamaku yang seorang dokter kandungan terkenal di rumah sakit Harapan Kasih dan sekarang aku juga sudah berhasil menjadi seorang dokter. That’s all ! Pasti selesai dan tidak akan ada lagi pertanyaan-pertanyaan. Pasti mereka juga bangga kalau pacar anak laki-lakinya seorang dokter.” Kata Laura menjelaskan panjang lebar rencana dan prinsipnya. “ Tapi tidak seharusnya kamu merahasiakan dari mama tentang Bima. Mama terkejut saat kemarin, kamu memperkenalkan Bima sebagai pacarmu dan kalian uda berpacaran hampir lima tahun. Mama kan bukan mama kepo yang suka nanya macam-macam ke pacar anaknya, yang penting anaknya suka sama lelaki itu dan lelaki itu baik. Mama akan terima saja.” Kata Mama sambil membelai dengan sayang kepala Laura. “Supaya kami sama-sama membuktikan kepada kedua orangtua kami, meskipun kami pacaran, kami tetap lebih mementingkan kuliah. Biar tidak ada penolakan lagi dari kedua belah pihak.” Kata Laura sambil tersenyum. “ Kamu ini terlalu banyak pertimbangan Laura. Kamu apakah malu, hanya hidup berdua dengan mama dan tidak mempunyai papa?” Tanya dokter Lestari pada anaknya. “ Nggak malu sih, Ma.Toh aku baik-baik saja, hidup berdua dengan mama. Mama bilang padaku waktu aku kecil, kalau aku ini terlahir karena cinta mama kepadaku dan aku adalah anugrah terbesar dari Tuhan yang diberikan kepada mama untuk menemani hari-hari mama. Aku sudah sangat mengerti dan tak akan lagi bertanya tentang siapa ayahku. Tapi, tidak semua orang bisa mengerti tentang hal tersebut, jadi supaya lebih aman, aku tunggu sampai aku dan Bima berhasil dulu menuntaskan kewajiban kami dengan lulus sarjana, baru kami mengenalkan kepada orangtua kami masing-masing tentang pacar kami. Seperti kemarin, aku sudah mengenalkan Bima pada mama.” Laura menjelaskan tentang prinsipnya pada mamanya. “ Okay lah. Mama memahami semua keputusanmu. Kamu memang mempunyai prinsip yang sangat teguh. Mama bangga padamu dan mama senang kamu sudah punya pacar. Mama yakin orangtua Bima akan menyukaimu. Mereka nggak mungkin tidak menyukai calon menantu seperti kamu, pintar, baik dan sangat penyayang. Hanya ada kekurangan sedikit saja.” Kata Mama sambil mengerlingkan matanya. “ Ihh. Mama, masak bilang anaknya sendiri, ada kekurangan? Emang apa kekuranganku?” “Keras kepala.” Kata Mama sambil tertawa. Laura juga tertawa. Mama membiarkan Laura kembali mematut-matut dirinya. Laura pasti ingin tampil prima saat diperkenalkan pertama kali dengan calon mertuanya. Dari pertemuan pertama kemarin, Lestari bisa melihat kalau Bima itu adalah lelaki yang baik dan sangat menyayangi Laura. Jarang ada lelaki yang begitu sabar dan mendukung impian kekasihnya untuk pacaran terpisah karena kekasihnya ingin melanjutkan studi ke negara yang jauh di Eropah . Kemarin saat, Lestari menanyakan hal itu . Bima menjawab dengan sangat dewasa. “ Bima akan setia menunggu Laura, tante, sampai Laura menamatkan studinya jadi dokter specialis. Bima juga akan berusaha di sini dengan bekerja keras sampai nanti saat Laura pulang, Bima juga sudah sukses dan sanggup mengajak Laura menikah.” “ Nggak apa-apa, kalian pacaran jarak jauh selama tiga tahun?” Tanya Lestari pada Bima yang duduk di depannya. “ Nggak apa-apa kok. Bima sudah berjanji akan mengunjungi Laura setahun sekali. Kami uda pacaran 5 tahun tante dan bersama-sama terus. Jadi saatnya sekarang, kami menikmati pacaran yang terpisah. Pasti aku makin cinta sama Laura karena merindukannya.” Kata Bima. “ Baiklah! Kalau kalian memang sudah sepakat tentang itu. Tante senang, kamu sangat pengertian dan sangat mendukung Laura. Semoga cinta kalian bisa sampai ke pelaminan ya dan semoga kalian kuat LDR an.” Kata Lestari sambil tersenyum. “ Aku pasti kuat tante. Jangan khawatir. Laura aja nih yang harus kita kuatin, aku malah takut dia yang berpaling hati dariku. Laura itu, di kampus banyak penggemarnya banget, tante. Dari anak fakultas kedokteran sampai anak fakultas lain. Dari kakak kelas sampai adik kelas, semua suka banget sama Laura. Aku sampai mati-matian nih menjaganya.” Kata Bima sambil cemberut. “ Hahaha. Ada-ada aja kamu, Bim. Ngapain juga, kamu mati-matian jagain Laura? Tante yakin, Laura tidak akan berpaling hati, karena dia itu prinsipnya teguh banget dan keras kepala. Sekali dia sudah memutuskan, dia tidak akan mundur walau selangkah. Sekali dia siap menjadi pacarmu, pasti dia akan setia kepadamu.” Kata Lestari. Kini Bima tampak tersenyum lega dan senyumnya tambah lebar ketika dia melihat Laura muncul ke ruang tamu untuk berangkat bersama Bima yang akan mentraktirnya makan malam mewah di Hotel Indonesia. Lestari tersenyum membayangkan kejadian kemarin itu dan hari ini gantian Bima akan mengajak Laura ke rumahnya untuk dikenalkannya kepada kedua orang tuanya. Semoga orang tua Bima, bisa menerima Laura dengan baik. Doa Lestari sambil berjalan ke ruang tamu untuk mengambil tasnya dan bersiap-siap berangkat menuju rumah sakit, karena jadwal prakteknya akan dimulai dua jam dari sekarang, tepat di jam 10 pagi. Tiba-tiba di halaman rumah berhenti sebuah mobil jeep hitam, diikuti di belakangnya, sebuah mobil sedan mewah berwarna merah. Seorang wanita turun dari mobil merah itu, diikuti dua orang pria tinggi besar, berpakaian hitam-hitam. Lestari tampak keheranan, siapa wanita itu? Hatinya dipenuhi tanda tanya, apakah mungkin pasiennya? Tapi jarang pasien-pasien rumah sakit, ada yang mencarinya sampai ke rumah. Lestari lalu menunggu di pintu depan dekat teras,. Wanita dengan gaya mewah itu berjalan memasuki halaman dengan berjinjit-jinjit menghindari tanah becek di halaman karena hujan kemarin malam. Lalu dia sampai di depan Lestari dan bertanya dengan nada ketus. " Mana anak anda? Yang kemarin pergi bersama anak saya makan di Hotel Indonesia !” Otak pintar Lestari , langsung tahu, kalau wanita sombong ini adalah ibunya Bima. “ Ada apa mencari anak saya?” Tanya Lestari dengan nada tegas juga. Tanpa menjawab dan dipersilahkan masuk, Wanita itu berjalan masuk ke ruang tamu dan duduk menyilangkan kakinya . Benar-benar wanita kurang ajar. Geram Lestari dalam hati. “Panggil anak anda keluar, agar dia bisa mendengarkan langsung. Agar dia tahu, dia tidak pantas menjadi pacar Bima. Bima, anak saya, sudah kami jodohkan dengan anak ketua dewan. Dan mereka akan segera menikah beberapa bulan lagi.” Kata wanita sombong yang merupakan mamanya Bima ini. Kata-kata mama Bima yang menggelegar, terdengar oleh Laura yang baru akan keluar dari kamarnya untuk mengantar mamanya yang akan berangkat kerja. Langkahnya langsung terhenti dan dia diam mendengarkan kembali di depan pintu kamar. “ Apakah Bima tahu, dia sudah dijodohkan dan akan segera dikawinkan? karena kemarin Bima masih datang ke rumah ini dan memperkenalkan dirinya sebagai kekasih anakku.” Kata Lestari dengan wajah datar, meskipun hatinya berdebar-debar karena dia takut Laura tersakiti mendengar jawaban dari wanita ini. “ Bima tentu saja tahu tentang perjodohan yang kami lakukan dan dia juga sudah menyetujui. Bima itu, anak yang baik dan berbakti pada orang tua. Kalau Bima, tidak menyetujuinya, darimana saya tahu tentang anak anda dan tentang alamat ini.” Katanya dengan wajah sinis. Padahal dia bohong, Mama Bima bisa mengetahui alamat ini, karena kemarin dia melihat Bima saat arisan bersama teman-teman sosialitanya di Hotel Indonesia. Saat itu dia melihat mobil Bima bersama seorang wanita berambut panjang dan dia mengikuti mobil Bima sampai di rumah ini. Sebenarnya dia ingin turun dan langsung menyeret anaknya pulang, tapi kalau dia lakukan. Bima pasti akan membencinya, makanya dia bersabar dan baru datang pagi ini. “ Suruh Bima ke sini dan bertemu saya langsung dan menjelaskan kepada anak saya , kalau dia sudah dijodohkan. Katamu Bima itu anak yang baik, tapi bagiku, kalau caranya seperti ini, dia bukan laki-laki yang baik . Aku juga tidak akan membiarkan anakku mencintai laki-laki pengecut seperti dirinya.” Kata Lestari dengan nada berapi-api. “Kurang ajar kamu! Berani-beraninya mengatakan anakku pengecut. Anakku itu telah kami persiapkan untuk menjadi pimpinan di perusahaan media kami, juga telah kami persiapkan untuk bisa menjadi kepala daerah, bahkan bisa menjadi presiden suatu saat nanti. Jadi jangan coba-coba mengatakan kalau anakku itu pengecut. Justru anakmu yang tak tahu malu. Keluarga tanpa bibit,bebet, bobot, yang jelas, berani-beraninya dia mencintai anakku yang dari kalangan ningrat terhormat dan mempunyai bibit,bebet,bobot sempurna. Suamiku juga dari golongan darah biru, keluargaku juga keluarga kaya raya . Suamiku akan segera dilantik jadi anggota Dewan. Kalian itu bukan tandingan keluarga kami. Bima hanya boleh menikah dengan orang yang sederajat dengan kami. Keluarga yang punya kekayaan dan kekuasaan yang sama dengan kami. Kamu juga pasti bekerja di rumah sakit milik keluarga besar Susilo. Kamu itu kerja di rumah sakit Harapan Kasih, kan? Kepala rumah sakitnya, dr. Anwar adalah sepupuku. Jadi kalau hanya menjadi dokter saja. Jangan merasa hebat!" Kata wanita itu sambil mencibir sinis , sampai bibirnya terangkat ke atas. Wanita itu pasti tahu tempat kerja Lestari dari badge nama yang tercantum di jas dokternya. Lestari menggeleng-gelengkan kepalanya. Kenapa ada wanita gila derajat seperti dirinya? Dari sudut matanya, Lestari bisa melihat kepala Laura yang berdiri di depan kamarnya yang menghadap ruang tamu. Lestari tahu, anaknya itu lagi diam terpaku dan gemetaran mendengar kata-kata menghina dari wanita ini. Hatinya sebagai ibu langsung mendidih untuk membela anaknya. “ Hei! Ibu yang gila hormat, seperti kataku tadi. Bukan ibu yang menolak anakku jadi pacar, tapi aku yang tidak sudi, anakku punya pacar pengecut seperti anak ibu. Jadi silahkan keluar dari rumah ini dan tidak usah lagi datang ke sini !Anakku juga sudah akan berangkat untuk pendidikan specialisnya, jadi mereka juga tidak akan bertemu lagi.” Kata Lestari sambil melengos. “ Jangan kira anakmu hebat hanya karena bisa melanjutkan specialisnya. Kamu nggak tahu aja, anakmu itu murahan, sampai mau aja diajak anakku ke hotel. Kamu nggak tahu kan? Mereka ke hotel kemarin? ” Kata wanita sombong itu. “ Tau, anakku izin kok kepadaku karena mereka mau merayakan kelulusannya sebagai dokter. Mereka memang makan di Hotel Indonesia.” Kata Lestari dengan yakin. “ Kamu yakin, mereka hanya makan dan tidak ada lainnya? Jangan nanti tiba-tiba datang ke rumah kami dan mengklaim anakmu hamil ya ! Demi bisa kawin dengan anakku. Pengawalku sudah merekam semua pembicaraan kita, jadi kami ada buktinya, kalau bukan anakku yang menghamili anakmu kalau dia hamil karena uda diajak ngamar oleh anakku ! ” Kata wanita itu dengan nada menghina. Laura yang mendengar kata-kata itu semakin gemetar, harga dirinya sebagai wanita begitu terhina. Mamanya Bima ini sungguh kurang ajar ! Kalau aku benaran hamil pun, aku tidak sudi anakku memanggilnya nenek. Laura mengepalkan tangannya hendak beranjak keluar dan mengutarakan apa yang terlintas di otaknya, tapi rupanya mamanya mengeluarkan kata-kata yang sama dengan pikirannya dengan nada menggelegar. “Tidak usah khawatir, kalau anakku hamil, aku juga tidak ingin cucuku menyandang nama keluarga sombong dan kurang ajar seperti keluargamu. Sekarang kalian KELUARRRRR !!! “Jangan sombong kamu!! Aku bisa menyuruh sepupuku untuk memecat kamu dari rumah sakit kami.” Kata wanita kurang ajar itu marah, karena merasa harga dirinya terluka diusir oleh seorang dokter rendahan yang bekerja di rumah sakit keluarga mereka, tetapi sudah sangat berani mengusirnya keluar dan berteriak marah kepadanya. “Nggak usah memecatku! Aku yang akan resign sekarang ! Aku juga tidak sudi bekerja di rumah sakit milik keluarga kalian. Sekarang juga kalian KELUARR!! Ayo Keluar!!!” Kata Lestari sambil mendorong-dorong wanita itu dan mendorong dua orang pengawalnya yang berdiri dekat pintu, lalu langsung membanting pintu ruang tamu dan menguncinya. Dari luar masih terdengar suara mengedumel marah wanita gila itu. Tapi kemudian baru hilang, sepertinya dia tahu malu juga , takut diliatin para tetangga. Laura lalu berjalan keluar dan langsung berlari memeluk mamanya erat. “ Maafkan Laura, mama. Maafkan Laura. Laura tidak tahu, keluarga Bima seperti ini.” Kata Laura terisak-isak. “ Untung kamu tahu sekarang. Kamu tidak akan bahagia, hidup di keluarga yang memandang rendah dirimu seperti itu. Lebih baik kamu tidak usah ketemu Bima lagi.” Kata mama Lestari sambil menepuk-nepuk bahu anaknya. “ Tapi benaran, mama mau resign?’Tanya Laura. “ Iya, tidak apa-apa. Mama tidak mau dia merendah-rendahkan mama dan dirimu lagi kalau mama tetap bekerja di rumah sakit keluarga mereka. Mama pasti dapat kerjaan lagi. Ra. Kamu jangan khawatir. Banyak rumah sakit di kota-kota lain yang sudah menawari mama bekerja untuk mereka dengan gaji dua kali lipat dan langsung menjadi kepala bagian obgyn. Tapi mama pikir nunggu kamu berangkat dulu, baru mama putusin. Eh, ada kejadiaan ini. Mama langsung aja akan menerima tawaran rumah sakit di Surabaya itu. Dan dengan resign sekarang. Mama jadi bisa menemanimu ke sana. Atau kita berangkat aja hari ini? Tidak usah menunggu besok. Toh kamu sudah selesai packing dan mama juga sudah ada visanya.” Kata mama sambil tersenyum. “Okay Ma, kita berangkat aja hari ini. Penerbanganya jam 5 sore, jadi masih sempat kalau kita ke airport sekarang. Kita reschedule di airport saja tiketku dan sekalian beli tiket mama.” “ Okay, mama siap-siap ya. Mama telepon dulu sebentar ke HR rumah sakit dan bilang mama akan resign hari ini. Kalau ditanya apa alasannya.suruh tanya aja ke sepupu pimpinan rumah sakit…” Laura dan mamanya lalu berkata serempak. “Si ibu bibit,bebet,bobot : Aini Susilo” dan dua wanita itu tertawa terbahak-bahak.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD