Berbohong

1014 Words
Radit menekan bel apartemen Elena, beberapa kali namun tidak ada jawaban apapun, ia pun akhir nya turun kembali ke lobby utama untuk mengambil kunci cadangan. Setelah membuka pintu, Radit pun masuk kedalam apartemen nya, ia melihat ternyata Elena telah berada dalam kamar nya. Ia pun tampak bingung, tidak mungkin jika Elena tertidur tapi tidak terbangun dengan bunyi bel yang lumayan cukup terdengar ke seluruh area apartemennya. Tok tok tok.. Radit mengetuk pintu kamar Elena. Elena pun membukakan pintu untuk nya. "Ada apa?" Tanya Elena ketus "Kamu nggak kenapa-kenapa kan?" Radit khawatir. "Aku oke.. tak perlu khawatir berlebihan pada ku" ujar Elena sembari ingin menutup pintu namun di tahan oleh Radit. "Apa ada yang kau sembunyikan?" Radit menarik lengan Elena. "Tidak! sudah lah Radit.. kau seharusnya sadar, kau bukan suami sesungguhnya buat ku!" Elena menarik tangannya, lalu menutup pintu dan mengunci nya dari dalam. Radit termangu, ia bingung dengan sikap Elena, beberapa hari yang lalu ia sangat manis bahkan mulai akrab dengannya, namun sekarang ia malah lebih kasar. Radit pun pergi meninggalkan Elena kemudian memasuki kamarnya sendiri. Elena terduduk di sudut ranjangnya, dalam hati nya ia begitu sedih karena telah membentak Radit, hati nya sudah mulai mencair dengan Radit, namun ia tak ingin Eggy melukai Radit, ia tau Eggy bukanlah orang yang hanya asal ngomong, apa yang ia katakan pasti akan di lakukannya. Tiba tiba bulir air mata jatuh dari sudut mata nya, Apa ia telah jatuh hati kepada Radit? Elena menggelengkan kepalanya, ia harus bisa menahan hatinya, ia harus bisa melepaskan Radit dengan cara apapun itu. ****** Malam pun berlalu, Elena dan Radit sama sama tak keluar kamar, bahkan mereka tidak makan tadi malam sama sekali. Radit keluar akan bersiap untuk pergi kerja, ia mengecek Elena, namun ia tak mendapati nya di kamar bahkan di sudut apartemennya. Radit pun turun bertanya kepada resepsionis tentang jam berapa Elena pergi tadi. Ternyata Elena sudah keluar dari jam enam pagi. Radit pun segera memacu motornya cepat. Sesampai nya ia di kantor, ia langsung mencari Elena, namun nihil, Elena juga tak berada di ruangan kerja nya. "Hmmmp.. Sis.. Apa kau tau kemana bu Elena?" tanya Radit sedikit canggung karna kejadian semalam. "Dia perjalanan dinas ke Malaysia" jawab Siska tanpa menoleh kepada Radit Radit terkejut, Elena tidak ada memberitahunya sama sekali. "Untuk berapa lama?" Radit kembali bertanya "Seminggu" Jawab Siska singkat. "Apa dia pergi sendiri?" "Dengan CEO Cipta Karya, pak Eggy" Siska kembali membuka komputernya, ia benar benar tak ingin bicara terlalu banyak dengan Radit. "Baiklah.. Terimakasih infonya Sis.. Hmmmp.. soal semalam.. Aku benar benar minta maaf" Radit mencoba menjelaskan. "Bukan salah mu, aku saja yang terlalu berharap.. lupakan saja" Siska menjawab dengan ketus, ia kembali berpura pura sibuk. Radit tak membalas perkataan Siska, ia langsung kembali ke meja kerjanya. Ia begitu terkejut, mendengar Elena pergi dengan Eggy, pria yang mengancamnya semalam. Radit mencoba menghubungi Elena, namun nomornya tidak aktif, Radit begitu frustasi. Siska melihat Radit dari kejauhan, tampak kegundahan dalam dirinya, Siska pun mencoba untuk mendekati Radit. "Radit..." Sapa Siska menyentuh bahu Radit. "Hah.. eh Sis.." Radit terkejut. "Sorry.. aku cuma mau bilang kalau aku udah maafin kamu soal yang semalam, yah.. mungkin aku hanya kepedean aja dengan Sikap kamu ke aku" "Tak apa Sis.. perasaan mu tak salah.. cuma waktu saja yang tak tepat" Radit melepaskan tangan Siska dari bahu nya "Hmmmp.. kalo aku boleh tau.. kok kamu kayak gelisah banget.. ada apa?" Siska mencoba mencari tahu, ia pun menarik kursi untuk duduk di dekat Radit. "Oh.. tidak.. tidak ada apa apa kok, jangan khawatir yaa" Radit tersenyum. "Hmmmp.. Maaf dit.. akuuu berbohong tadi" Siska mencoba jujur kepada Radit, Radit pun langsung menatap wajah Siska. "Bu Elena.. dia tidak berangkat dengan pak Eggy, dia berangkat dengan Lisa, staf bagian produksi" Siska melanjutkan pembicaraan "Maksud kamu apa bohong kayak gitu Sis?" raut muka Radit tampak terkejut. "Bu Elena meminta ku, jika ada yang mencarinya, katakan ia pergi dengan pak Eggy.. Tapi... ku pikir buat apa aku juga mengatakan hal itu kepada mu.. toh kamukan juga staf nya Bu Elena kan?" Siska menjelaskan. 'Elena...' Radit menggumam, ia menarik nafasnya dalam dalam, nafas nya begitu lega begitu mengetahui kebenarannya. "Kamu kok sampai tarik nafas gitu Dit?" Tanya Siska yang aneh melihat Radit yang lebih tenang dari sebelumnya. "Eh.. nggak kok, nafas aku cuma sedikit flu aja tadi, sekarang udah plong aja gitu" Radit tersenyum, senyuman yang membuat Siska klepek klepek dibuatnya. ****** Seminggu berlalu, Elena pun telah kembali ke kotanya, ia langsung ke apartemennya, begitu masuk ke apartemennya ia melihat semuanya lebih rapi dari biasa nya, sebuket bunga mawar dan tulip juga turut menghias. "Kamu sudah pulang?" Radit mengejutkan Elena. "Eh iya.." jawab Elena singkat sembari berlalu ingin masuk ke kamarnya. "Tunggu Elena.." Radit menarik lengan Elena. "Kenapa kamu pergi tanpa izin ku? ponsel mu juga tidak aktif" Radit menatap mata Elena. "Aku tak perlu meminta izin siapapun" Elena melemparkan pandangannya. "Kenapa kamu berbohong? Kamu menyuruh Siska untuk bilang ke orang yang bertanya bahwa kamu pergi sama Eggy?" Radit bertanya sembari menahan amarah nya. Elena diam seribu bahasa, ia tak menyangka Radit tau akan kebohongannya itu. "Ada apa Elena?, Kenapa kamu berbohong!" Radit meninggikan suara nya. Elena bergetar, ia tak menyangka Radit bisa semarah itu. "Karena aku ingin kau melepaskan ku! aku ingin kau menuduh ku selingkuh lalu menceraikan ku! paham!" Elena berbalik marah kepada Radit, mata nya memerah menahan amarahnya. "Jadi.. itu maksud kamu?, Aku kira hubungan kita sudah mulai membaik.. Aku tak menyangka kamu begitu picik Elena" Ujar Radit sembari beranjak meninggalkan Elena sendiri di apartemennya itu. Setelah Radit meninggalkannya, Elena menangis sekuat kuatnya, hatinya sakit melihat kekecewaan di mata Radit. Namun tak ada yang bisa ia lakukan, Eggy bukan hanya akan menyakiti Radit, ia bisa saja menghancurkan perusahaan ayah nya juga. Eggy, laki laki tampan namun kejam, ia seorang yang selalu berusaha mencapai keinginannya, dari sejak awal Elena mengenalnya, ia begitu mengagumkan, jika ia sudah bertekad maka ia akan mencapainya dengan cara apapun itu. Elena terduduk, ia memeluk kaki nya, bersandar di dinding apartemennya, nafas nya begitu berat. Ia sadar, hati nya telah menjadi milik Radit, namun ia tak bisa berbuat banyak, karna semua demi Radit. _________
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD