Episode 10 : Misi Terakhir

1515 Words
“Aku benar-benar menyesal … maafin aku, Chel. Maafin aku yang terlalu picik dan enggak bisa ngertiin kamu,” batin Yiara yang masih terisak pilu. Marchel yang bisa mendengar itu, refleks menoleh bahkan balik badan hanya untuk menatap Yiara. Ia lihat sendiri, meski Tofan berusaha menenangkan Yiara, Tofan berusaha merengkuh Yiara, Yiara terus menolaknya. Kontras dari Keyra yang begitu anteng dalam dekapan Arden. Bisa Marchel pastikan sendiri, dari kedua pasangan di sana, mana yang benar-benar saling mencintai, dan mana yang masih berusaha untuk saling melengkapi. Sementara itu, Krystal refleks menjengit, dikarenakan arwah Marchel mendadak memancarkan aura sangat panas dan sampai nyaris membakar tangan Krystal yang awalnya sedang bersedekap di balik punggung Krystal. Krystal bahkan melihat kepulan asap keluar dari tubuh arwah penasaran Marchel. “Sebenarnya mahluk ini kenapa? Kenapa dia begitu aneh? Marchel memiliki aura berbeda dari siapa pun. Apakah dia memiliki kekuatan khusus yang akan menjadikannya sebagai salah satu malaikat berpengaruh melebihi Grim Reaper bahkan, … aku?” batin Krystal yang kemudian mengoreksi anggapannya. “Enggak … enggak. Lebih tepatnya, arwah-arwah angkatan sekarang, memang aneh semua. Ini yang satu punya aura yang berubah-ubah bahkan belum pernah ada, sedangkan yang satu lagi itu si perjaka bau, punya kelainan bau yang bisa menciptakan banyak wabah!” gumam Krystal sembari mengerucutkan bibir, mengamati Marchel dari ujung kepala hingga kaki sambil menggeleng tak habis pikir. “Tapi kalau dilihat-lihat, Marchel ya biasa-biasa saja. Ganteng ya … ya emang ganteng. Body oke, judes dingin berasa tokoh idaman di n****+ apa komik gitu. Tapi … gantengan juga itu, suami kakaknya Marchel,” batin Krystal yang menjadi senyum-senyum sendiri, bahkan kemayu hanya karena rasa tertariknya kepada Arden. “Enggak usah ganjen!” ucap Grim Reaper yang tiba-tiba menimpuk kepala Krystal dari belakang. Krystal sampai sempoyongan kemudian mendengkus kesal sambil menatap Grim Reaper yang seketika membuatnya menekap hidung berikut mulut, menggunakan kedua tangan. “Ap-pa?” tanya Grim Reaper menatap Krystal sang musuh bebuyutan penuh tanya. “Bau … kamu bau aneh! P-pesing!” balas Krystal sambil terus mundur dan membuatnya langsung terdiam bingung dikarenakan punggungnya yang tertahan punggung Marchel, mendadak menemukan kehangatan sekaligus kenyamanan luar biasa.  Ketika Krystal menatap punggung Marchel penuh tanya, Grim Reaper yang mengendus tubuhnya sendiri justru dibuat mual bahkan muntah-muntah. “Ini aku kenapa?” batin Grim Reaper berikut Krystal, nyaris bersamaan. Bedanya, Grim Reaper bertanya-tanya mengenai aroma pesing dari tubuhnya yang tercium begitu menyengat, sedangkan Krystal bertanya-tanya mengenai Marchel yang memiliki aura berubah-ubah. “Aku pikir aroma pesingnya dari aura arwah penasaran bau itu. Eh nyatanya dari tubuhku sendiri! Huh!” gumam Grim Reaper. Mendengar itu, Krystal buru-buru menatap Grim Reaper. “Ya sudah, sana pergi. Enggak usah ganggu-ganggu Marchel lagi!” omelnya lirih. Kemudian, kaki kanannya juga sampai menendang asal kaki kiri Grim Reaper.  “Ya ampun, pedagang asongan ini!” cibir Grim Reaper sambil mendelik kepada Krystal. “Aku hanya ingin memperingatkan, kamu hanya boleh kembali menemuiku, ketika bau badan di tubuh kamu sudah hilang!” tegas Krystal sambil menatap geram Grim Reaper. Merasa harga dirinya diinjak-injak dan itu oleh ulah Slamet yang asal kencing, selain Slamet yang sudah menebarkan aroma tak sedap di sepanjang tempat yang Slamet lalui, tak ada pilihan lain bagi Grim Reaper selain pergi. “Mau enggak mau, aku memang harus mengamankan Slamet, apa pun risikonya!” batin Grim Reaper. Krystal yang masih bisa mendengar itu, refleks tersenyum. “Nah, gitu. Biar aku juga enggak sampai berurusan sama dia,” batinnya yang kemudian refleks menoleh dan menatap Yiara. “Wanita ini, dia memang mencintai Marchel, tapi … kenapa ketulusannya enggak bisa membuat Marchel kembali? Atau … masih ada cinta lain yang menjadi alasan kenapa Marchel belum bisa memasuki tubuhnya lagi?” pikirnya. “Jika alasan Marchel bersama wanita bahkan sengaja gonta-ganti wanita, karena Marchel ingin tahu tanggapanku seperti yang Kak Keyra katakan, Marchel melakukan semua itu karena Marchel ingin tahu isi hatiku,” batin Yiara yang kemudian menghela napas dalam sambil bersedekap. “Apakah sebenarnya kamu juga mencintaiku? Karena jika memang kamu enggak mencintai  aku, untuk apa juga kamu di sini dan sesedih itu?” batin Marchel.  Mendengar itu, Krystal yang bisa mendengar setiap suara batin bahkan suara hewan, berangsur bersedekap. Krystal melangkah pelan sambil terus mengamati Yiara. Dan setelah ia berdiri persis di sebelah Marchel, fokus tatapannya juga terbagi antara Yiara dan Marchel yang ia amati silih berganti. “Yi … aku sayang banget sama kamu!” batin Marchel lagi dan kali ini sambil menunduk sedih. “Ya ampun … manusia!” batin Krystal yang sampai tersenyum geli sambil menggeleng sekaligus menunduk. Tak berselang lama, Marchel menoleh ke samping kanan dan membuatnya mendapati keberadaan Krystal di sana. “Apakah sebenarnya kita saling kenal? Maksusku, sebelum ini, apakah kita memang sudah saling kenal?” tanya Marchel. “Hah …? Maksud kamu?” Krystal merengut dan menatap Marchel tak mengerti. Marchel menghela napas dalam. “Masa iya, kamu enggak tahu? Bahkan kamu sering ada dalam mimpiku!” Dan Marchel tak sampai mengatakan, jika di mimpinya, ia justru membunuh Krystal yang ia ketahui bernama Angel. Krystal merengut sanksi. “Ih … sok deket. Jangan-jangan kamu juga kayak Slamet, jatuh cinta padaku pada pandangan pertama?”  Krystal yang mendadak kemayu, sibuk memilin ujung rambut panjang bergelombangnya yang tergerai indah, kemudian melirik Arden. “Enggak usah kemayu. Dia itu suami kakakku!” omel Daniel sambil mendelik kepada Krystal. Krystal mendengkus sambil melirik sinis Marchel.  “Sudah katakan, apa yang harus aku lakukan agar aku bisa menjalani misi terakhir dari kamu?” lanjut Marchel yang ingin segera kembali ke tubuhnya agar ia bisa segera meyakinkan Yiara, kemudian melanjutkan pernikahan mereka. Kembali, Krystal mendengkus. Namun kali ini, ia yang sempat menatap Marchel, melangkah meninggalkan pria itu. Marchel balik badan demi mengikuti Krystal. “Misi terakhir … mmm, ada dua hal yang harus kamu ketahui mengenai misi ini.” Krystal berucap sekaligus melangkah santai. “Misi ini akan menentukan, apakah aku layak mendapatkan kesempatan untuk hidup, atau justru aku harus mati?” ucap Marchel cepat sembari menyusul Krystal dengan langkah cepat pula. Krystal mengangguk-angguk santai sembari menoleh, berhenti melangkah kemudian cukup balik badan. “Ternyata kamu memang cerdas!” ucapnya sengaja memuji sambil tersenyum puas. “Tapi ingat, ada satu hal lagi yang harus kamu patuhi, sebelum kamu menjalani misi terakhir dariku!” Kali ini, Krystal semakin ceria, sedangkan tangan kanannya sibuk memberi kode yang berarti “uang”. “U-ang?!” tebak Marchel tak yakin, tapi cukup terkejut. Akan tetapi, Krystal justru menjadi mengangguk-angguk ceria. “Bagaimana mungkin di dunia malaikat pun harus ada uang semacam untuk biaya pendaftaran, atau … ‘pelicin’?” ucap Marchel merasa tak habis pikir. “Mau, enggak? Kalau mau, kamu harus sanggup. Kalau enggak, ya udah. Selamat berurusan dengan Grim Reaper yang akan langsung memasukkanmu ke neraka atau malah, menjebloskanmu untuk menjalani reinkarnasi sebagai hewan, setelah semua yang kamu lakukan semasa kamu masih hidup!” omel Krystal. Marchel yang masih merasa tak habis pikir, refleks menghela napas dalam sambil berkecak pinggang. “Katanya cinta, tapi ngeluarin uang saja, sampai mikir!” cibir Krystal sengaja menyindir Marchel dan meliriknya sinis. Marchel balas menatap sinis Krystal. “Pantas saja si Grim Reaper memanggilmu ; pedagang asongan. Jadi, ini, alasannya?” “Kamu mau enggak? Kalau enggak ya sudah, sana ikut Grim Reaper saja!” omel Krystal. Marchel kembali mendengkus, tapi dari pengamatan yang Krystal lakukan, Marchel juga sedang menimang, merenungi tawaran Krystal. “Asal kamu tahu saja, waktumu tidak banyak. Karena jika melebihi empat puluh hari kamu masih gentayangan begini, tubuhmu sudah rusak, dan kamu enggak bisa menempatinya lagi. Kalaupun bisa, kamu akan kehilangan ingatanmu. Baik ingatan sebelum mati, atau ingatan ketika kamu menjadi arwah gentayangan. Dengan kata lain, kemungkinan terbesar yang terjadi ke kamu, kamu akan cacat. Cacat fisik sekaligus cacat pikiran. Kamu mau begitu? Hidup cacat, mati pun jadi hewan! Iya kalau hewan imut dan banyak yang sayang. Kalau kamu justru jadi ulet atau malah belatung? Ihhh …!” “Oke … oke!” sergah Marchel.  Krystal tersenyum girang. “Siapin 3M dulu!” Mendengar itu, Marchel langsung kehilangan ekspresi. Marchel merasa syok. “3M, milyar?” lirihnya. Krystal membenarkan melalui anggukan sekaligus senyum ceria. “Itu baru DP, ya!” “Tiga milyar, kamu bilang baru DP? S-sebenarnya, sebenarnya apa maumu? Apakah karena sebelum ini, sebelum kamu menjadi Guardian Angel, hidupmu sangat miskin, hingga sekarang kamu jadi rakus uang melebihi rentenir?” Tanggapan Marchel yang menjadi arogan, sukses menyulut emosi Krystal. “Mau, enggak?!” omelnya sambil mendelik. Marchel menatap Krystal dengan tatapan tak menentu saking bingung sekaligus tak habis pikirnya. “Enggak usah lihat aku segitunya, nanti jatuh cinta!” omel Krystal. “Bisa-bisanya malaikat rakus uang. Memangnya buat apa?” cibir Marchel lirih. “Ya buat senang-senang, manjain diri. Lihat, kulitku bahkan gosong. Ini butuh perawatan. Aku harus ke salon mahal! Selain itu, aku juga sedang ingin ….” Marchel sengaja memotong ucapan Krystal. “Sudah enggak usah ngeluh ini itu ke aku, karena aku bukan suamimu!” Mendapatkan itu, Krystal langsung terdiam sambil merengut sebal menatap Marchel. Akankah Marchel sanggup memenuhi syarat Krystal agar ia bisa menjalani misi terakhir dan mewujudkan impiannya menikah dan hidup bahagia bersama Yiara? Bersambung ....
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD