Alana memperlambat langkahnya menuruni tangga saat ia menangkap kehadiran sosok yang tidak ia harapkan berada di rumahnya. Ia terpaksa memalsukan senyumnya saat Papa Dani menyadari kehadirannya. Ia pun bergabung ke meja makan bersama tiga pria yang saat ini berada di sana. “Pagi, Al. Tadinya aku cuma mau jemput kamu buat ke kantor bareng kayak biasanya. Cuma ternyata ada papa kamu sama Kak Erlan, jadi aku nyapa mereka sebentar, dan ditawarin sarapan bareng,” ujar orang itu. Alana tersenyum, “iya.” Alana bahkan tidak tahu harus bersikap bagaimana dengan Arkan di depan ayah dan kakaknya. Ia merasa tidak nyaman, tapi di sisi lain, ia juga tidak bisa sembarangan memperlihatkan ketidak nyamanan itu di depan keluarganya. “Kamu memang selalu antar-jemput Alana setiap hari?” tanya Papa Dani p