Alana beberapa kali mencuri pandang ke arah Langit yang tampak fokus menyetir di sebelahnya. Sejak tadi ia ingin mengajak pria itu mengobrol, tapi lidahnya terasa kelu. Ia bisa membaca adanya aura kurang bersahabat dari pria itu saat ini. Mungkin, karena ucapan Arkan tadi. Perut Alana berbunyi. Alana sampai melupakan bahwa ia tadi tidak sempat makan siang karena Arkan dan Keisha yang berusaha mengerjainnya. Dan sialnya lagi, suara perut itu tampaknya berhasil memancing perhatian Langit, sampai-sampai pria itu menghela napas panjang. Alana memegangi perutnya sambil menggigit bibir bagian dalamnya karena merasa malu. Padahal, sejak tadi ia sudah berusaha setengah mati untuk tidak membuat Langit semakin kesal. Namun, perutnya yang tidak tahu suasana itu malah membuat ulah memalukan seperti