Di minggu pertama Alana bekerja, ia sudah langsung dihadapkan pada setumpuk dokumen yang menggunung. Ia snagat heran saat semua dokumen itu dilimpahkan padanya, alih-alih pada manajer bagian proyek. Padahal, ia hanya seorang wakil. Dan manajer mereka tidak sedang dalam keadaan sesibuk itu sampai Alana harus mengerjakan semuanya. “Ini serius pekerjaan saya semua?” tanya Alana saat Lia yang merupakan sekretaris manajer menyerahkan tiga dokumen lagi pada Alana. “Iya, Bu. Lagian kalau bukan kerjaan Ibu, ngapain saya bawa ke sini?” balas Lia. Alana menghela napas panjang. Ia tidak bisa mengeluh. Tak lama, Naya juga masuk ke ruangan Alana. Ia menyerahkan satu dokumen yang katanya dari Arkan. Di dalamnya, ada daftar profil beberapa perusahaan yang ingin Arkan ajak kerja sama, dan Alana diminta