Phoebe *** Kalau boleh memilih, tentu aku tidak akan mau berurusan dengan mereka lagi. Sudah cukup abainya laki-laki itu membuatku hidup di bawah banyak tekanan dan di tengah rasa ketidakamanan. Siapa yang mau hidup dipermalukan dan harus menanggung malu karena menanggung utang yang besar? Aku pun tak mau. Namun, sore itu, ketika aku keluar dari sekolah bersama Tante Melissa –yang sejak siang hadir di sekolah untuk rapat program bersama dengan para guru dan pengasuh dari penitipan anak– hatiku berdenyut nyeri melihat keadaanya. Laki-laki itu duduk di seberang jalan, di bawah sebuah pohon. Dia tampak begitu kurus dan … menderita. Bukan cuma aku yang menderita. Dia juga. Dan mungkin sikapku yang menghindar dan menjauh menambah sakit itu. Itu yang aku dengar dari Om Ryan dan Tante Melissa