LIMA PULUH DELAPAN

1446 Words

Ben *** Dengan kepala yang berat, Ben membuka mata perlahan karena terang yang mengusik tidurnya. Sembari menyesuaikan pandangan, dia mengamati bahwa tempat ini bukan kamarnya. Masih berusaha mengenali ruangan ini dan bangun dengan kepala yang sangat berat. Pintu kamar terbuka. “Udah bangun lo? Cepetan. Mepet sama jam kantor nih.” Ben beringsut tegak, hingga punggungnya bersandar pada headboard tempat tidur. Perlahan kesadarannya terkumpul. Tempat tidur ini berukuran single, bukan king size seperti yang ada di kamarnya. Tempatnya berada ini juga tidak sebesar kamar miliknya. Hanya ada sebuah lemari kecil dan meja yang ukurannya ekonomis. Pintu terbuka lagi. “Woi, Pak GM! Lo mau telat?” “Ngapain lo bawa gue ke apartemen lo?” tanyanya kemudian berdeham, karena serak yang tersisa ketika

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD