DUA PULUH SATU

1637 Words

Phoebe *** Melihat sekeliling, aku langsung jatuh hati pada apartemen studio milik Ben. Walau tak terlalu luas dan tidak ada sekat antar ruangan –kecuali kamar mandi– tatanan apartemen ini menimbulkan kesan nyaman. Tidak ada kesan sesak, justru dalam bayanganku penataan furnitur membuat semua terlihat mudah dan terjangkau. Membuka pintu, ada ruang duduk kecil, lengkap dengan lemari buku yang menjadi pembatas dengan tempat tidur. Di sebelah kanan ada dapur kecil yang juga pintu menuju kamar mandi. Dinding ke arah balkon digantikan dengan pintu kaca yang membuat ruangan ini makin terasa lega. “Gimana? Kamu suka?” Aku menatap Ben tanpa berani untuk mengangguk. “Berapa yang harus aku bayar untuk apartemen ini, Ben?” Di kepalaku, mulai muncul rencana untuk pindah, mengingat minggu depan a

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD