Panas terik matahari di luar sana tak terasa saat tubuh Dea sudah berada di dalam sebuah cafe. AC yang cukup banyak yang dipasang pemiliknya membuat pengunjung betah berlama-lama di sana. Dea melirik kesekelilingnya. Ia membandingkan suasana cafe tersebut dengan paradise Cafe tempat ia bekerja. Tak terlalu beda suasananya, mungkin yang membedakan hanya pada bagian jenis pelayanannya. Di sini, kita harus pesan sendiri ke kasir makanan yang akan di beli lalu membayarnya. Setelah itu baru makanan dibuatkan. Sedangkan di Paradise Cafe, pembeli akan didatangi oleh pelayan cafe dan menanyakan akan memesan apa lalu, pesanan dibuatkan. Setelah habis, baru di bayar. Dea mengaduk-aduk minuman dingin yang ia pesan tanpa adaa niat untuk meminumnya. Dea menatap lurus pria yang kini tengah duduk m