3

899 Words
Alisa P.O.V "Lisa, abi ga suka ya kalau kamu malah berteman dengan laki-laki apalagi ini bukan mahram kamu. Dan dia juga bukan beragama islam. Abi ga suka kamu sama Gerald ya." Kata Abi tegas. Sudah tiga bulan aku dan Bang Gerald saling mengenal. Kami mengobrol dan dia beberapa kali ke rumah untuk bertemu dengan Ka Zayyan. "Tapi, abi. Ga ada salahnya kan kalau Lisa berteman dengan Gerald? Lagipula Zayyan yakin kalau Lisa ga akan terbujuk Gerald kalau sampai mengajaknya pindah agama kok." Kata Ka Zayyan menjelaskan. "Iya, abi. Umar sendiri udah liat sifat Gerald setiap datang kesini. Dia menghargai agama kita kok. Dia bahkan siap menunggu kami semua selesai sholat, baru dia masuk ke dalam rumah." Kata Ka Umar. "Umar, adik kamu itu perempuan. Bagaimana kalau aurat dia terlihat?" Tanya Umi. "Umi, Lisa selalu di kamar kalau Gerald datang kesini. Selebihnya mereka hanya chat itupun Lisa selalu menolak kalau VC maupun telfonan." Kata Bang Rafka. "Huft, baik lah kalau begitu. Abi dan Umi tenang. Alisa anak abi yang cantik. Abi percaya kalau Lisa bisa menjaga diri Lisa. Abi harap Lisa ga ngecewain abi ya nak." Kata Abi seraya tersenyum. Aku tersenyum dan memeluk abi. "Iya, abi. Lisa janji akan jaga diri Lisa." Kata ku tersenyum. "Yaudah kalau begitu Abi mau ketemu sama Gerald itu. Abi penasaran dengan laki-laki yang bahkan berani untuk izin mengenal anak abi yang cantik ini." Kata Abi. "Nanti Rafka hubungi dia ya, Bi." Kata Bang Rafka yang Abi jawab anggukan. "Lisa, nanti kamu masak agak banyakan ya. Umi nanti bantu kamu. Masa iya mau ada tamu tapi kita ga masak." Kata Umi yang ku jawab anggukan. ??? Saat ini aku berada di kamar, karna Bang Gerald sudah datang dan sekarang lagi ngobrol sama abi. Aku memilih mendengarkan musik dan mulai tertidur. ??? "Lisa, makan dulu sayang. Ini ya makanan nya." Kata Umi memberikan satu nampan dengan beberapa makanan diatasnya. Aku mulai merapihkan rambut ku dan tersenyum. "Makasih umi." Kata ku. "Sama-sama sayang. Oh iya, Gerald tadi bersikap gentle lho. Dia berani izin ke abi untuk ngajak kamu bertemu dengan keluarga nya." Kata Umi. "Terus respons abi gimana?" Tanya ku. "Ya abi sih biasa aja. Dia senyum dan ngebolehin kamu kok." Kata umi. "Oalah yaudah." Kata ku seraya mulai memakan makanan yang ada. ??? "Zayyan, Umar, Rafka, Lisa. Abi umi pulang dulu ya nanti kapan-kapan kami kesini nginep deh. Lisa, ingat jaga diri." Kata Abi yang ku jawab anggukan. Setelah umi dan abi pergi, aku langsung duduk di ruang tamu dan mulai menyalakan tv. "Dek!" Panggil Bang Rafka. "Apa bang?" Tanya ku. "Kalau semisalkan kamu sama Gerald sama-sama mau serius. Siapa diantara kalian yang mau mengalah?" Tanya Bang Rafka. "Lisa ga akan." Kata ku. "Tapi kalau Gerald ga mau gimana?" Tanya Ka Zayyan. "Ya lebih baik enggak jadi sama sekali dari pada Lisa harus lepas islam." Kata ku. "Wah, bangga kakak sama kamu. Pertahanin ya. Kakak tau nanti pasti susah tapi kakak bisa liat ada cinta di mata Gerald setiap lagi ngomongin kamu." Kata Ka Umar. "Udah sih Lisa males bahas ginian. Ganti topik." Kata ku. "Okay, kakak mau ngelamar cewek." Kata Ka Zayyan yang membuat kami terkejut. "Hah?! Seriusan?! Umar pikir kakak gay!" Kata Ka Umar yang membuatku tertawa. "Kakak udah bilang ke umi abi?" Tanya Bang Rafka. "Udah. Minggu depan kita pergi melamar. Nanti kakak bilang ke perempuan yang kakak incar." Kata Ka Zayyan. "Emang siapa sih kak?" Tanya ku. "Eeuuummm nanti kamu juga tau kok." Kata Ka Zayyan. "Okay." Kata ku. "Yaudah kamu belajar gih ga usah nonton tv dulu. Fokus!" Kata Bang Rafka yang ku jawab anggukan. "Lisa, kakak minta kamu cariin kostum buat keluarga kita ya. Warna abu-abu dan gold. Pokoknya warna pakaian laki-laki nya abu-abu. Nanti pasangan kakak gold. Perempuan lainnya warna abu-abu juga." Kata Ka Zayyan. "Okay kak. Tapi nanti lamarannya mau dimana?" Kata ku. "Di rumah pasangan kakak. Besok kita kesana. Sekarang kamu siapin aja apa yabg harus disiapin." Kata Ka Zayyan. Akupun akhirnya kembali ke kamar ku. ??? Aku mulai membuat daftar keperluan yang harus di siapkan. Dimulai dari banyaknya kursi, perhiasan seperti cincin dan kalung atau gelang, lalu pemilihan makanan yang bertema apa yang akan ada nanti. "Hmmm kayaknya kalo makanan yang berbau timur tengah tuh enak deh pasti rempah nya berasa. Eh tapi ga semua orang suka sih. Apa yah enak nya? Kalo Indonesian food pasti bikin bosen." Kata ku. Aku langsung mendatangi Ka Zayyan ke kamarnya dan langsung mengetuk pintu. "Ka Zayyan, kak buka dulu!" Kata ku. Pintu terbuka memperlihatkan ka Zayyan yang lagi shirtless. "Kenapa, dek?" Tanya nya. "Ini mau cathering nya berbau apa? Timur tengah? Indonesia? Atau yang eropa?" Tanya ku. "Timur tengah aja. Besok kamu ikut kakak ya sekalian kenalan sama calon kakak ipar kamu." Kata Ka Zayyan yang ku jawab anggukan. "Yaudah kalo gitu nanti aku kirim aja ya apa-apa aja pilihan makanan nya. Nanti aku kirim yang appetizer, main chourse, sama dessert nya. Kalo minuman mah gampang lah yah. Oh iya, tamu nya mau berapa banyak?" Tanya ku. "Sementara atur aja dua ratus orang. Atur waktu nya juga biar beda jam. Atur seratus orang keluarga dan seratus orang nya lagi tamu. Jam nya di pisah. Sahabat-sahabat kakak nanti datang juga kamu undang juga Gerald." Kata Ka Zayyan yang membuatku bingung. "Ngapain ajak dia?" Tanya ku. "Ya gapapa dong kan siapa tau dia mau ikut. Lagian kan dia juga partner bisnis kakak." Kata Ka Zayyan yang ku jawab anggukan. ---TBC---
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD