5

899 Words
Gerald P.O.V Baru kali ini kan ya kita kenalan. Okay ayo! Kenalan kali ini beneran kok. Nama saya, Tobbyas William Gerald. Kalian bisa panggil saya Gerald. Aku seorang pria berumur dua puluh lima tahun. Aku bekerja sebagai penjual Real Estate. Aku menyediakan banyak mansion yang terbilang mewah di kota Jakarta. Saat ini aku sedang tersenyum menatap foto seorang gadis. Yaps! Alisa! Aku rasa saya mencintai dia. "Anak mama kenapa senyam-senyum sih? Masih sehat kan?" Tanya mama ku yang bernama Fransiska Cicilia Catherina atau yang sering ku panggil Mama Siska. Aku hanya tersenyum dan memperlihatkan foto Alisa kepada nya. "Ini Alisa, ma. Gerald kayaknya suka sama dia deh." Kata ku memperlihatkan foto Alisa. Aku melihat senyum mama luntur dan dia menatap ku. "Islam?" Tanya nya yang ku jawab anggukan. "Kamu tau kan kalo perempuan islam dilarang memiliki suami non Islam?" Tanya mama yang ku jawab anggukan. "Terus kamu mau masuk gitu ke agama dia?" Tanya mama yang membuatku menatapnya dalam. "Liat nanti aja, ma. Belom tentu dia mau sama Gerald." Kata ku. "Pokoknya mama ga akan setuju kalo kamu sama dia." Kata mama tegas. Aku langsung menatap mama. "Kenapa?" Tanya ku. "Pokoknya mama ga setuju! Jauhin dia sebelum mama dan papa yang ngejauhin kalian!" Kata mama yang langsung membuat rahang ku mengeras. "Jangan apa-apain Lisa. Gerald ga akan ngelepasin dia gitu aja." Kata ku tegas. Mama langsung memukul pundak ku dan mengambil ponsel ku. "Liat dia! Apa yang kamu cari dari dia?! Mama ga mau kalo kamu pindah ke agama nya hanya karna cinta kamu ke dia!" Kata mama. "Kenapa?" Tanya ku. "Cinta tuhan lebih besar dibanding cinta kamu ke dia. Ngertiin coba!" Kata mama. ??? "Kalau kamu memang mau serius dengan Alisa, saya ga akan izinkan karna kamu tidak bisa membimbing Alisa. Saya ga akan izinkan Alisa meninggalkan kepercayaannya." Lagi-lagi perkataan dari Abi nya Alisa menghampiri aku. Aku mulai bingung bagaimana dengan perasaan ku saat ini. Aku memiliki rasa untuk Alisa. Tapi bagaimana dengan kepercayaan aku? "Ger? Lo kenapa?" Tanya sahabat ku yang bernama Ivan. "Gapapa. Gw cuman bingung aja." Kata ku. "Nih makanan lo. Makan dulu!" Kata Ivan. Ya! Sahabat ku, Ivan. Dia pemilik restoran makanan western di Jakarta. Dia sahabat ku sejak kami SMA. "Van, sini deh gw mau minta pendapat lo!" Kata ku. Ivan langsung duduk dihadapanku dan aku langsung memikirkan bagaimana aku ngomongnya. "Gw cinta sama satu cewek." Kata ku. "Hah?! Terus?! Udah lo tembak belom?!" Tanya Ivan heboh. Aku menggelengkan kepala ku. "Lah kenapa?!" Tanya Ivan. "Jadi--" baru aja aku mau ngomong, tiba-tiba terdengar suara bel pintu pertanda ada pelanggan masuk. Ternyata Saddam yang masuk. Saddam adalah sahabat ku juga sejak SMA. Dia memiliki perusahaan objek wisata diberbagai provinsi di Indonesia. "Kenapa anjir kok kalian heboh?" Tanya Saddam. Aku langsung teringat kalau dia memiliki kepercayaan yang sama dengan Alisa. "Saddam, lo kan yang islam diantara kita bertiga. Gimana hukumnya kalo ada cowok non Islam mau nikahin cewek islam?" Tanya ku. "Setau gw pernikahan beda agama boleh aja asalkan cowoknya yang islam. Kalo ceweknya yang islam mah ga boleh. Bentar di Al-Qur'an ada kok. Gw inget-inget dulu ya." Kata Saddam yang ku jawab anggukan. "Ger, jangan bilang kalo cewek yang bikin lo jatuh cinta itu islam?" Tanya Ivan yang ku jawab anggukan. "Hah?! Kok bisa?!" Tanya Ivan heboh. Bahkan Saddam kaget saat aku menganggukan kepala ku. "Seriusan, Ger?" Tanya Saddam yang ku jawab anggukan. "Makanya gw nanya ke lo." Kata ku. "Kok bisa sih?" Tanya Ivan. "Sebelum gw kenal dia, ga ada yang bilang kalo jatuh cinta sama dia itu kesalahan tapi kenapa pas gw udah jatuh cinta, banyak yang bilang ini salah?" Tanya ku tanpa menjawab pertanyaan Ivan. "Nah gotcha! Kalo yang nikah beda agama nih yah, ada nih ayat nya. Di surat Al Baqarah ayat dua ratus dua puluh satu. Artinya, 'Dan janganlah kamu nikahi perempuan musyrik sebelum mereka beriman. Sungguh, hamba sahaya perempuan yang beriman lebih baik daripada perempuan musyrik meskipun dia menarik hatimu. Dan janganlah kamu nikahkan orang (laki-laki) musyrik (dengan perempuan yang beriman) sebelum mereka beriman. Sungguh, hamba sahaya laki-laki yang beriman lebih baik daripada laki-laki musyrik meskipun dia menarik hatimu. Mereka mengajak ke neraka, sedangkan Allah mengajak ke surga dan ampunan dengan izin-Nya. (Allah) menerangkan ayat ayat-Nya kepada manusia agar mereka mengambil pelajaran.' Gitu sih yang gw dapetin." Kata Saddam yang berhasil membuatku terdiam. "Sekarang pilihan ada di tangan lo, Ger. Kalo lo milih cewek itu, ya artinya lo ninggalin tuhan." Kata Ivan. "Tapi kalo lo lebih milih tuhan, ya artinya lo harus lupain tuh cewek." Kata Saddam yang ku jawab anggukan. "Gw bingung. Dua-dua nya sama-sama punya tempat di hati gw." Kata ku. "Wajar kalo lo bingung. Tapi sekedar saran, pilih tuhan lo." Kata Saddam. "Kenapa? Lo ga mau gw masuk agama lo?" Tanya ku. "Gw ga mau cewek lo dosa kalo lo masuk agama nya karna terpaksa." Kata Saddam. "Iya, bener." Kata Ivan. "Lagian, Ger. Coba lo mikir. Lo bisa hidup begini karna siapa kalo bukan karna tuhan? Nyokap bokap lo cuman perantara, kepintaran lo juga titipan tuhan. Semua nya berasal dari tuhan kan. Masa iya lo lupain tuhan demi cinta lo?" Kata Saddam yang membuatku terdiam lagi. "Dan saran gw, lo jangan terlalu ngaish harapan ke cewek itu. Gw kasian kalo dia cinta sama lo." Kata Ivan. "Gw ga akan terima kalo lo nyakitin perasaan dia. Mending lo ambil kelutusan secepatnya. Inget, kalo milih dia. Lo harus tau konsekuensinya." Kata Saddam yang ku jawab anggukan. ---TBC---
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD