8

1123 Words
Seminggu kemudian.. Alisa P.O.V "Jaga diri baik-baik ya dek. Kakak bakalan kangen banget sama kamu." Kata Ka Umar seraya memeluk ku. "Iya, kakak jangan lupa pelajarin tulang pasien yang bener. Jangan ngantuk. Kalo ngantuk bikin kopi." Kata ku. "Dek, selamat jalan ya. Lancar sampai tujuan. Oh iya nih, ini dari kakak buat kamu ya." Kata Ka Zulfa yang sekarang sudah resmi jadi calon kakak ipar ku. Aku menganggukan kepala ku dan tersenyum. "Kakak juga jaga diri ya. Kalo di apart mendingan ajakin Disha dateng kan lagi online tuh kuliah nya." Kata ku seraya memeluknya. "Siap deh beres itu mah." Kata Ka Zulfa. "Dek, abang sama ka Umar bakalan jaga rumah kita ya. Kamu yang bener kuliah disana. Cepet-cepet lulus. Abang ga bisa pisah lama-lama sama kamu." Kata Bang Rafka seraya memeluk ku. Aku menatap Disha dan Kirana yang menatapku sendu. Aku langsung merentangkan tangan ku, dan mereka langsung memeluk ku. "Huaaaaa jahat lo mah ninggalin gw. Nanti siapa yang gw ajakin ribut kalo ga ada lo. Nanti siapa yang gw ajakin ngeprank orang kalo bukan lo." Kata Disha menangis dipelukan ku. "Dih alay deh lo. Kan ada si Kirana." Kata ku tersenyum. "Apaan kan dia mah telmi. Gw mending sama lo aja ngeprank orang nya. Pokoknya janji ya lo harus cepetan balik." Kata Disha yang ku jawab anggukan. "Iya deh iya. Gw usahain. Yaudah, udah waktunya Lisa pergi nih. Lisa duluan ya semua!" Kata ku seraya memegang koper ku. "Dek, kamu ga mau salam buat Gerald?" Tanya Ka Zayyan yang ku jawab gelengan kepala. "Kenapa?" Tanya nya. "Gapapa. Pokoknya jangan ada yang bilang ke dia kemana dan buat apa Lisa pergi ya. Kalian kalo ke Bali bilang-bilang. Biar bisa keteku disana. Bye-bye!!" Kata ku. Aku mencium pipi ketiga kakak ku dan memeluk Ka Zulfa serta dua sahabat ku. ??? Disinilah aku sekarang, mencoba menenangkan diri ku yang jujur aja kalut guys. Apalagi kemarin saat pertunangan Ka Zayyan, Bang Gerald dateng sama perempuan yang 'katanya' calonnya dia. Saat itu, Ka Zayyan dan Ka Umar yang ngeliat raut muka aku yang beda langsung turun dari pelaminan dan menghampiri ku. Ka Zayyan langsung menyuruhku menyibukan diri. Tapi aku tolak karna aku tau maksudnya biar aku ga ngeliat Bang Gerald. Dan yah sejak itu aku milih buat pindah. Suasana baru, teman baru, rumah baru, kuliah yang baru. Ka Zayyan membeli satu rumah di Bali. Katanya sih tadinya itu bisa jadi tempat kalo ada keluarga yang ke Bali. Tapi sekarang, rumah itu akan aku tempati selama aku di Bali. Saat ini aku sudah sampai di Bali. Tepatnya di Kota Denpasar nya. Disini ada Bli Kadek yang diberikan tanggung jawab oleh Ka Zayyan untuk menjaga ku. Dia adalah rekan kerja nya Ka Zayyan jadi karna itu dia memilih Bli Kadek untuk menjaga ku selama di Bali. "Alisa, ini sudah sampai ya di rumah yang kakak kamu belikan. Nanti kalo ada apa-apa, langsung chat saya. Besok saya jemput untuk ke Universitas Udayana ya." Kata Bli Kadek yang ku jawab anggukan. "Makasih, Bli." Ucapku yang dijawab anggukan Bli. Aku langsung masuk ke dalam rumah bercat putih dengan banyak bunga di halaman depannya. Rumah nya memang berada di lingkungan kayak desa gitu tapi modern kok. Aku bahkan nyaman banget ngeliat pemandangannya. Padahal aku udah berekspetasi tinggal di deket pantai. Tapi kata kakak-kakak ku, bahaya. Yaudah aku nurut. Saat masuk ke dalam, aku sudah disambut oleh ruang tamu yang juga ruang keluarga. Desain nya elegant dan nature banget. Ada beberapa tanaman disini. Aku langsung meletakan koper ku dan menuju kabinet untuk mencari kunci ruangan rumah ini. Setelah mendapatkan semua kunci nya, aku mengitari rumah ini dulu mencari kamar yang mau aku tempati. Aku masuk ke ruangan pertama, dan melihat kamar dengan ranjang king size nya. Tapi aku ga mau ah ngapain juga kan aku sendiri. Aku lanjut ke ruangan disebelahnya dan ngeliat ada kamar loft bed dengan cat yang dominan warna putih. Aku menggelengkan kepala ku mengingat warna itu akan mudah kotor. Aku lanjut ke ruangan paling pojok, ternyata itu kamar ketiga. Aku tercengang melihat kamar ini. Kamar ini loft bed juga. Cat dinding berwarna kuning, ranjang queen size, rak kayu, dan satu jaring-jaring di atas nya. Okay, aku bakalan tidur disini! Aku masuk ke area kamar mandinya dan melihat kamar mandi minimalist yang dominan warna putih dan coklat. Great! Aku kembali ke ruang tamu dan membawa koperku ke kamar. Setelah itu, aku langsung membereskan barang-barangku. ??? "Bli, bisa tolong antar saya ke indomart disini? Saya mau beli barang keperluan." Kata ku di telfon. "Oh iya, mbak. Saya segera kesana." Kata Bli Kadek. Aku segera mengganti pakaian ku dengan celana jeans, baju lengan panjang, dan cardigan sebetis yang ku punya tanpa mengganti kerudungku. Setelah selesai, aku menelfon Disha tapi ga diangkat. Aku melihat ada chat dari Bang Gerald yang menanyakan dimana keberadaan ku sekarang. Namun aku mendiamkannya. ??? Setelah selesai berbelanja, aku kembali ke rumah dan menata semua bahan makanan yang ku beli. Aku juga menata peralatan rumah seperti deterjen, sabun pel, sapu, pel-an, lap kain, dan banyak lagi. "Lisa, bli pulang duluan ya. Ditunggu sama si Nunik." Kata bli yang ku jawab anggukan. "Iya, makasih ya bli." Kata ku. "Iya." Jawabnya. Aku melanjutkan menata bahan makanan hingga tanpa terasa, aku laper guys. Aku langsung scrool di gr*bfood makanan terdekat. Dan ketemu! Ayam betutu! Aku langsung memesannya beserta nasi dan minuman. Setelah selesai, aku langsung mandi dan menunggu pesanan ku datang. ??? "Gimana, dek? Betah ga disana?" Tanya Ka Umar. "Betah kok, kak. Tapi ya gitu lah emang harga barang disini bukan main mahalnya." Kata ku. "Yaudah nanti tiap minggu kita kirim uang ke kamu ya. Mau nya berapa?" Tanya Ka Zayyan. Aku langsung berpikir jumlah uang yang ingin ku minta. Tadi aku belanja aja abis sekitar tiga ratus ribuan. Okay, kayaknya lima ratus ribu perminggu ga masalah. "Lima ratus ribu aja, kak." Kata ku. "Beneran? Ga mau sejutaan?" Tanya Bang Rafka. "Enggak. Lisa disini udah beli makanan frozen, beras, sama indomie kok. Jadinya lima ratus ribu udah cukup buat jaga-jaga kalo ada yang abis." Kata ku. "Okay, nanti kakak transfer ke kamu. Minggu pertama, bagian Ka Zayyan. Minggu kedua, kakak. Minggu ketiga abang kamu si Rafka. Minggu keempat, umi abi yang ngirimin." Kata Ka Umar. "Kok umi abi ikut ngirim ka?" Tanya ku. "Iya, mereka yang mau. Katanya biar ga ngeberatin kakak-kakak kamu ini." Kata Ka Zayyan yang membuatku tersenyum. "Yaudah, kamu kapan mau ke univ nya?" Tanya Ka Zayyan. "Besok kak. Bli Kadek mau anter." Kata ku. "Ekhem! Seinget kakak, anaknya Bli Kadek tuh ganteng lho." Kata Ka Umar menatapku. "Udah lah enggak usah comblang-comblangin. Lisa males." Kata ku. "Iya deh kan bagi kamu Gerald yang ganteng." Kata Bang Rafka yang membuatku terdiam. "Ngapain sih bahas Gerald? Udah deh ga usah bahas." Kata Ka Zayyan. "Eh iya, sorry." Kata Bang Rafka.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD