Our Promise

1862 Words
  "Ha?" Aku terkejut mendengar pekataan Sean. Kencan? Itu memang wajar sih tapi kan.. "Iya kencan. Ya kita kan udah pacaran jadi ini tuh kencan pertama kita Al.. nanti gue jemput di rumah lo ya. Enggak perlu dandan yang cantik Al. Soalnya lo udah cantik dan gue enggak mau lo diperhatiin sama orang lain selain lo. Oke?" "Oke.. tapi mau kemana?" "Kemana aja yang penting lo selalu ada disamping gue Al." Asataga Sean you make my heart melt.. "Apaan sih! Gue kan jadi baper Sean." "Lah enggak masalah dong.. kan lo bapernya sama gue bukan sama yang lain. Yaudah sampai jumpa nanti ya Al.. hati-hati dijalan." "Iya bye" aku memandang punggungnya hingga tidak terlihat lagi. Setiap aku memperhatikan dia berjalan dia tidak pernah melihat kearah belakang kecuali kalau ada yang memanggilnya. Ah iya aku langsung menggambil hpku yang aku letakkan disaku rokku. Aku harus menggabari kepada Gita dan Fira kalau Sean mengajak aku untuk kencan. Aku penasaran gimana reaksi mereka. Cecegil (cewe - cewe gila) Aliraimutz Guys tebak Sean ngomong apa beberapa menit yang lalu? Brigitasesuatu Dia ngengombalin lo, Al? Aliraimutz Tetot.. lo salah. Sayang sekali ayok tebak lagi cepat.. Safirakecebadai Dia mutusin lo? Aliraimutz Ih amit-amit jabang baby.. jahat banget sih Fir ngomongnya. Safirakecebadai Hehe sorry Al. Bilang aja kali gak usah maen tebak-tebakan Brigitasesuatu Setuju.. sama @Safirakecebadai Aliraimutz Yaudah deh.. tapi jangan terkejut yaa.. Sean ngajakin gue kencan guys.. kencann bayangin dong kaliannn. Gue nanti harus pakek baju apa yaa.. kasih saran dong.. Brigitasesuatu Oooo...yayaya.. Safirakecebadai (2) Aliraimutz Shit.. kok gitu sih responnya.. Safirakecebadai Cup..cup jangan nanges anak mama sayang.. nih gue kasih respon. Astaga Al lo seriuss. Ahh Sean romantis banget.. gue jadi iri sama lo.. mau kencann jugaaa... Udah kan.. lumayan panjang tuh respon gue. Brigitasesuatu Sisain satu dong kaya Sean... Aliraimutz Kaya terpaksa kali ya ngomongnya.. Brigitasesuatu Ikhlas kok kami Al.. ikhlas banget malah. Btw kejadian yang dikantin tadi loh guys.. Safirakecebadai Apa rupanya kejadian yang dikantin? Brigitasesuatu Kevin sama Tama ngasih gue minum guys samaan pula lagi.. ahhh gue kan jadi salting.. Aliraimutz Ooo..yaya. Safirakecebadai (2) Brigitasesuatu Ihhh Alira mah balas dendam.. Al balas dendam itu enggak boleh tau.. kalau enggak percaya tanya aja sama pak haji yang di sopo jarwo itu... Aliraimutz  Iya nanti gue tanya sama pak haji itu..  Udh ya gue mau dandan yang cantik untuk nanti..mau kencan ama Sean bye para jomblo sejati.. Safirakecebadai Gue doain lo putus juga lama lama Al.. jangan ungkit soal jombol Al.. banyak yang tersinggung nanti... Brigitasesuatu Firr kayaknya gue enggak bisa tidur deh nanti.. gue kepikiran soal yang dikantin terus tau... Safirakecebadai Udah ya gue mau mimpiin babang Manu Rios dulu.. bye Gitaa Brigitasesuatu Ahh.. gue dikacangi.. Kalau kata Rizky yang anaknya sih Sule mah cukup tau tanam dalam diri... Brigitasesuatu Ahh.. cuman di read aja bah.. sakit guys. Bagusan enggak kalian baca sekalian. Yaudah BYE. ----- Aku mempersiapkan diriku untuk pergi kencan bersama Sean. "Baju udah, rambut udah,sepatu udah, tas udah. Selesai... kapan nih sih Sean jemput lama kali.." This is my fight song  Take back my fight song Aku menoleh kearah tempat tidur yang terdapat hpku. Lagu favoriteku terdengar dan aku pun berjalan kearah tempat tidur. "Halo" "Hay Al.. kayalnya gue enggak bisa jemput lo deh. Gimana kalau kita langsung jumpa aja ya."  "Oh oke.. dimana tempatnya?" Aku kesal sekali mendengar apa yang dia ucapkan. Dia sudah janji kepadaku mau menjemputku. "Ditaman bunga" "Yaudah gue langsung kesana ya.." "Enggak masalah kan Al.. maaf ya Al enggak jadi jemput lo." "Iya lo tenang aja" "Baiklah bye." "B-" yang benar aja aku belum menyelesaikan ucapanku tetapi dia sudah memutuskan sambungannya. Sabar Alira sabar.. mungkin dia memang enggak sempat menjemputku. Akupun segera mengambil tas dan memakai sepatuku. Aku segera pergi menuju tempat yang Sean janjikan. ---- Aku sudah sampai setengah jam yang lalu ditaman ini. Tapi Sean tidak terlihat sama sekali. Lihatlah kalau dia tidak datang Lima belas menit lagi aku segera pergi dari taman ini. "Sial.. udah 45 menit gue nungguin dia enggak dateng-dateng. Bagusan pulang aja." Aku berbicara pelan. Aku jadi pengen nangis, bukan pengen tapi air mataku sudah keluar. Aku menghapus air mataku kasar. Aku berdiri dari bangku taman baru saja aku hendak melangkah seseorang memanggil namaku. "Alira.." aku menoleh kearah belakang. "Aduh maaf banget ya Al gue lama datengnya adik gue mau beli ice krim dulu. Makannya lama." Dia mengacak rambut seorang anak perempuan yang sedang memakan ice krim. Saat ini aku tidak bisa tersenyum sama sekali. Aku masih kesal kepadanya. Udah tiga kali dia merusak moodku hari ini. Pertama dia tidak menjemputku, kedua dia membuatku menunggu 45 menit,dan yang terakhir dia membawa adiknya dimana kami sedang kencan untuk yang pertama kalinya. "Al enggak masalah kan gue bawa adik gue?" Sean berjalan mendekatiku seorang diri. Aku melihat adiknya sudah duduk dibangku yang tadi aku duduki. "Ah.. enggak kok enggak masalah. Kan jadi malah seru." Aku tersenyum kepadanya dan dia pun membalas senyumanku. Aku segera menghampiri adiknya yang sedang memakan ice krim dibangku taman. "Hai nama kamu siapa?" Aku duduk disebelahnya dan mengelus rambut setengah bahunya. Dia menatapku dari atas sampai bawah. "Anisa" ucapnya dan segera memakan ice krimnya lagi. "Ah.. nama yang bagus Anisa umurnya berapa?" Tanyaku lagi dengan suara yang lembut. Aku melirik Sean yang memperhatikanku sedang mendekati adiknya. "Enam" "Udah sekolah dong yaa. Sekolah dimana kamu?" "Ih.. kakak kok banyak tanya sih.. kakak enggak lihat Nisa lagi makan nih. Kata mama kalau lagi makan enggak boleh bicara." Dia menatapku cemberut. "Ah iya udah habisin ya ice krimnya." Aku melihat dia hanya menganggukan kepalanya. Aku segera menghampiri Sean yang dari tadi hanya memperhatikan aku. "Adik lo kok jutek banget An? Gue dari tadi nanya dia cuman jawabnya singkat banget." Aku mengeluh kepada Sean. Aku enggak bohong memang adiknya sangat sangat jutek sekali. "Haha.. dia memang gitu kalau baru kenal sama orang. Lo sabar aja ya. Tapi gue minta maaf banget soal hari ini. Pasti lo kesal kan sama gue?" Sean memegang tanganku. Kenapa dia tau kalau aku kesal sama dia. Sean memang sangat peka sekali. "Tadi gue mau jemput lo tapi mama gue mau pergi ada urusan jadi adik gue enggak ada yang nemenin. Pengasuhnya lagi cuti. Jadi enggak ada solusi lain selain gue ngajak dia atau gue membatalkan kencan kita. Gue kan udah janji sama lo kalau kita akan kencan jadi enggak mungkin gue membatalkan kencan pertaman kita. Biarpun ada beberapa gangguan. Maaf ya Al" "Astaga gue enggak perlu ngejelasin dari awal juga. Gue udah enggak kesal lagi kok. Tenang aja." "Syukurlah kalau gitu. Sebenarnya gue enggak mau ngajak lo ke taman ini Al." "Lah kenapa?" "Lo lihat kan banyak banget bunganya" "Iya itu lah yang membuat taman ini cantik Sean." Aku bingung dengan pemikirannya. "Iya sih cantik. Tapi pasti bentar lagi bunganya pada layu deh." "Kenapa bisa layu?" "Bunganya iri sama kecantikan lo hari ini Al." "Ah udah berapa cewek yang lo gituin tadi?" Aku menatapnya penuh selidik. Sebenarnya aku sangat senang Sean mengatakan hal tersebut. Tapi kan aku harus jual mahal. "Enggak kok. Gue baru pertama kali mengatakan hal ini. Gue enggak pernah gombal ke mantan pacar gue lainnya." "Maca cih" aku mencoba untuk mengodanya. Dia baru saja hendak menjawab ketika seseorang jatuh tepat dibelakangku. Aku dan Sean pun menoleh kearah belakang. Aku sangat sangat terkejut. Adiknya Sean jatuh ke tanah. Bukan hanya itu ice krim yang dia pegang jatuh mengenai bajuku. Sean segera membantu adiknya berdiri. Selang beberapa saat Anisa langsung menangis sangat kencang. Aku bingung kenapa dia menangis padahal ketika dia bangkit dia tidak menangis. "Huaaa... hiks...hiks" "Loh kok nangis dek? Ada yang sakit? Mana yang sakit kasih tau sama abang." Sean mencoba untuk mendiamkan Anisa. Anisa menggeleng kepada Sean. Aku hanya terdiam menatap Ikhwan dan Anisa. Tiba tiba Anisa mengangkat telunjuknya kearah bajuku. Aku dan Sean pun melihat arah yang Anisa tunjuk. "Huaaa... hikss.." setelah dia menunjuk kearah bajuku Anisa menangis semakin kencang dan langsung memeluk Sean. "Astaga Anisa.. enggak masalah kalau baju kakak kena ice krim.. kakak enggak marah kok tenang aja." Dia memang menujuk bajuku yang terkena ice krimnya. Aku pun berjalan menghampirinya. Aku berjongkok dan membalikan tubuhnya kearahku. "Anisa udah dong jangan nangis. Kakak enggak papa kok." "Anisa buat baju kak Al jorok. Hiks..hiks" dia menutup kedua matanya dengan telapak tanganya. "Enggak masalah sayang.. nanti bisa dicuci baru ice krimnya hilang deh. Udah enggak usah nangis yaa.." aku berusaha untuk membujuknya. Anisa membuka matanya yang tadi dia tutup dengan telapak tangannya dan menatapku. "Beneran?" Aku pun mengangguk dan tersenyum kearahnya. Dia pun membalas senyumku dan langsung memeluk leherku. Pertama aku terkejut ketika dia tiba tiba memelukku. Aku langsung membalas pelukkannya. Aku melihat Sean tersenyum kepadaku aku pun membalas senyumannya. Kami bertiga langsung mencari permainan yang bisa Anisa mainkan. Ya.. tentu saja hanya Anisa. Pasalnya semua mainan di taman ini hanya untuk anak-anak yang masih balita. Tidak mungkin aku maupun Sean menaiki permainan itu. Kami akahirnya menemukan salah satu permainan yang membuat Anisa lagsung bersemangat untuk menaikinya. Akiu hanya bisa tersenyum ketika dengan santainya Sean menemani adiknya dan meninggalkanku sendiri. Aku hanya bisa menghela napas melihat itu. Katanya ini kencan pertama kami, tapi kenyataanya? "Al.. Al?" Panggilan itu menyadariku. Aku langsung tersentak dan tersenyum ketika menyadari Sean dan Anisa sudah berada di depanku. Sepertinya sedaritadi aku hanya melamun. "Eh iya, kenapa?"  "Lo ngelamunin apa?" tanya Sean kepadaku. "Enggak kok. Kalian udah siap mainnya?" Aku mencoba untuk mengalihkan bahan pembicaraan kami. "Iya udah. Tapi lo kena--" "Kak lihat! Ada mainan itu. Nanti kita bisa ambil bonekanya kalo menang. Ayok main itu!" Perkataan Sean  terpotong oleh Anisa. Dia menunjuk salah satu permainan yang ingin ia mainkan. Mungkin lebih tepatnya dia menyuruh Sean untuk memainkannya. Karena aku yakin ia belum bisa memainkan permainan itu. Tapi kali ini aku harus berterimakasih kepada Anisa kerena mengalihkan pembicaraan Sean.  "Wah... seru tuh. Ayo kesana !" Ucapku. Aku langsung menggandeng tangan Anisa dan membawanya mendekat ke arah permainan itu. Dan Sean, mau tidak mau, dia juga berjalan menyusul kami berdua. Setelah membayar, Sean langsung memainkan permainannya. Aku dan Anisa hanya bisa menyemangati Sean. Dia bersiap-siap untuk melemparkan bola supaya mengenai kaleng-kaleng yang sudah tersusun bertingkat tersebut. Aku sangat berharap dia mendapatkan salah satu boneka yang merupakan hadiah dari permainan ini. "Ayo Sean!"  Dan prang.. "Yeahh!!" Aku dan Anisa bersorak gembira. Lemparan Sean sangat sempurna. "Jangan senang dulu. Nanti kita malah kalah." Aku dan Anisa langsung diam ketika Sean berkata seperti itu. Yap.. itu benar juga sih. Dan.. Kami mendapatkan dua boneka yang cukup besar. Aku sangat bahagia ketika mendapatkan boneka ini. Senyumanku sedari tadi masih terus tercetak di wajahku. Begitupula dengan Anisa. Kami berdua memegang boneka masing-masing. Aku rasa kencan kali ini cukup menyenangkan. Dan aku belum pernah mengalami kencan seperti ini. Bahkan dengan Athala. ---- "Kakak kapan kapan main ke rumah Anisa ya." Anisa yang duduk dipangkuanku mendongak menatapku. Anisa jadi sangat lengket kepadaku setelah adegan pelukan tadi. Dia bahkan tidak mau duduk dibelakang. Dia hanya mau duduk dipangkuanku. "Nanti ya. Kalau kakak ada waktu pasti kakak kerumah Anisa." "Janji ya?" Dia menaikan jari kelingkingnya kearahku. Aku pun segera mengkaitkan tangan kami berdua. "iya kakak janji" "Udah sampai dirumah kak Alira." Sean pun menghentikan mobilnya dan menoleh kearahku. "Yah cepat banget sih bang. Anisa kan masih mau sama kak Alira. Abang sih bawa mobilnya cepat banget." "Iya nanti abang bawa mobilnya lama kaya siput." Sean membuka pintu mobil dan berjala kearah samping mobilnya. Dia membukakan pintu mobil untukku. Aku pun segera menurunkan Anisa dari pangkuanku. "Anisa masuk duluan gih. Abang mau ngomong bentar sama kak Alira" "Ih.. abang kok ngusir Anisa. Yaudah deh. Jangan lama ya" Anisa memasuki mobil dengan wajah yang cemberut. "Makasih ya Al untuk hari ini. Gue janji akan memperbaiki kencan kita nanti." "Enggak masalah kok. Gue seneng untuk hari ini biarpun pertama gue sedikit kesal sama lo." "Gue tau. Yaudah sana masuk." Sean mengembalikan badanku kearah pintu rumahku. "Lo duluan aja yang pergi. Gue kan udah sampai dirumah." "Yaudah gue pulang ya.. bye" Sean pun berjalan memasuki mobilnya. "Bye." "Kak Al Anisa pulang ya. Jangan lupa janji kakak sama Nisa." Aku mengacuhkan jempolku kepadanya dan melambaikan tanganku. Mobil yang Sean kendarai pun pergi dari karangan tumahku. Aku masih menatap kepergian mobil tersebut. Aku menghapus air yang jatuh dari mataku. Dia sangat baik kepadaku. Tapi kenapa hati ini masih belum bisa menerima kehadirannya. Kenapa hatiku masih selalu mengingat dan menyimpan nama Athala di sana. "Maaf Sean. Gue enggak bisa." ---
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD