Our Promise

1004 Words
  "Alira lo serius udah jadian sama Sean. Astaga sumpah demi mie ayamnya mpok Rida?" Gita menatapku tidak percaya. "Dan?" "Dan? Dan apa Fir?" Astaga kenapa beritanya cepat sekali beredar. Padahal aku jadian sama Sean belum sampai 24 jam. "Dan gimana. Kayak mana kalian bisa jadian? Lo kan udah nolak dia. Baru gimana perasaan lo sekarang Al?" "Ya gitu lah pokoknya. Perasaan gue sih gimana ya bilangnya. Sebenarnya gue belum ada rasa sama Sean, tapi karena gue dengerin omongnan sih Fira ya udah gue terima dia. Gue harus membuka lembaran baru kan? Enggak harus stuck sama orang yang udah bikin gue sakit." Jelasku panjang lebar kepada mereka berdua. "Iya sih Al emang lo enggak boleh stuck sama dia aja. Tapi kan Sean kasihan... dia cinta ama lo, tapi lo nya enggak. Gue enggak setuju kalau ceritanya kayak gini." Fira membuang wajahnya kearah lain. Sepertinya dia kesal atas apa yang aku lakukan. "Apaan sih Fir, apa yang udah dilakukan Alira itu benar kali Fir. Dia mau mencoba untuk membuka lembaran baru. Emangnya salah ya?" Gita mencoba untuk membelaku. "Alira salah Git. Emangnya lo mau dipacari sama Kevin sedangkan Kevin enggak sama sekali cinta sama lo?" "Ya enggak mau lah.  Siapa juga yang mau digituin." balas Gita dengan cepat.  "Ya udah itu sama aja kan kayak apa yang sedang Alira lakukan ke Sean." "Bukan enggak Fir, tapi belum. Gue memang belum mencintai Sean tapi gue akan mencobanya kan?" Balasku mencoba untuk menjelaskan kepada Fira. Aku memang sudah meyakinkan diriku untuk mencoba mencintai Sean. Dan mulai melupakannya. "Tuh denger apa kata sih Al dia itu mau mencoba. Kita enggak akan tau apa yang akan terjadi nanti kalau kita belum mencobakan? Udah Al pokoknya apapun yang lo putuskan,  gue dan Fira akan selalu mendukung lo, apapun itu." Aku terenyuh mendengar perkataan dari Gita. Ah beruntung sekali aku memiliki mereka. ---- "Akhirnya pelajaran fisika selesai juga. Pusing banget gue dengerin dia ngejelasin Al. Bukan apa-apa soalnya, dia itu kalau ngejelasin suaranya  lembut banget." ucap Gita sambil merentangkan tangannya. Aku juga satu pemikiran dengan Gita. Suara guru kami yang satu ini memang sangat kecil. Aku sangat kasihan kepada teman ku yang duduk di belakang. "Udah lah kekantin yok laper gue." Ajak Fira kepadaku dan Gita yang dibalas anggukan semangat oleh kami berdua. "Ah itu ada tempat yang kosong. Rezeki anak soleh nih." Ucap Gita dan kami pun berjalan kearah tempat yang kosong tersebut. "Kalian mau makan apa? Biar gue yang pesanin nih." tawar Fira. "Tumben kali lo mau mesenin Fir? biasanya juga gue yang mesen." Ucap Gita dengan nada yang sedikit menyindir. "Udah.. mau gak?" "Terserah lah yang penting yang pedes. Gue lagi pengen yang pedes nih." "Iya gue samain aja dengan Alira." "Sip. Tunggu ya." Tidak beberapa lama kemudian Fira datang dengan makanan yang dia pesan. "Al itu sih Sean kan?" Gita menunjuk kearah depan. Tapi bukan memakai tangan dia menunjuknya dia memakai mata dan bibirnya. Akupun melihat kearah depan. Benar apa yang Gita katakan Sean sedang berjalan kearah kami tapi bukan hanya Sean  beberapa temannya juga ikut dengannya. Siapa lagi kalau bukan Kevin, Tama dan Rafly. "Astaga guys ada sih Kevin juga disana... gue harus gimana?" "Apaan sih Git,  kan gue udah bilang sama lo. Lupain dia Gita." Fira menatap Gita tajam. "Hai! enggak papa kan kalau kami gabung." Tanya Rafly kepada kami. Kami hanya mengganggukan kepala saja. Sean duduk tepat dihadapanku dan Kevin duduk tepat didepan Gita. Aku sangat yakin sekali pasti Gita sangat gugup berhadapan dengan Kevin. "Kalian enggak mesan makanan atau minuman?" Aku memulai percakapan diantara kami semua. "Ngapain makan ngelihat neng Alira aja aku udah kenyang kok" ucap Rafly yang mengedipkan matanya kepadaku. Kalian jangan kaget jika Rafly bersikap seperti itu dan satu lagi jangan sampai bawa perasaan atau yang sering disebut baper. Rafly memang terkenal dengan sebutan playboy jadi kalau dia mengatan hal tersebut sudah lazim bagi kami. "Fly cewek gue tuh! jangan lo embat juga kali. Tuh didepan lo ada cewek cantik." Sean menunujuk Fira yang memang tepat didepan Rafly. Aku tersenyum mendengar gurauan Sean. Fira dan Rafly? Aku gak akan bisa bayangin jika Fira dan Rafly jadian. "Kevin, lo kok diem aja sih dari tadi.. lagi sariawan ya?" Ucapku kepada Kevin. "Enggak kok. Kan enggak ada yang penting untuk dibicarakan." Aku tersenyum mendengar perkataannya. Jadi harus penting gitu baru mau ngomong. Sahabat Sean yang satu ini memang sangat berbeda. Kita harus sabar-sabar untuk berbicara kepadanya. Dan aku sangat penasara. Kenapa Gita bisa suka dengan pria seperti Kevin. "Ah iya yang kemarin itu pas lo nganterin Gita pulang kenapa cuman nganguk aja pas Gita ngucapin terimakasih. Dia kesal tau lo gituin. Sampai dia curhat ke gue dan Fira." Huk ..  huk.. huk.. Aku melihat kearah Gita yang terbatuk. Aku sangat sangat terkejut melihatnya. Bukan,bukan karena Gita batuk tapi karena Kevin dan Tama langsung memberikan air putih kearah Gita. Gita yang melihat itu pun langsung terdiam. Dia menatap antara Kevin dan Tama. Kevin yang melihat kalau Tama memberikan air juga kepada Gita dia pun hendak menurunkan air pemberiannya. Tetapi langsung diambil oleh Gita. "Makasih ya" Gita tersenyum kearah Kevin yang dibalas anggukan olehnya. "Astaga sweet banget sih kalian. Mau dong digituin." Aku menatap Kevin dan Tama bergantian. "Nih.. minum" Sean memberikan air putih kepadaku. Aku segera menggambil air tersebut dan meminumnya. "Lagian hanya gue  yang boleh ngasih lo sesuatu Al. Bukan orang lain." Aku langsung melihat orang yang baru saja mengatakan kalimat tersebut. Siapa lagi kalau bukan Sean. Dia menatapku serius. "Iya Sean iya kami tau. Payahlah yang baru pacaran ini. Eh btw pj mana pj." Tama menatap Sean dan menagih salah satu kebiasaan jika ada pasangan yang baru saja pacaran. "Iya tenang aja mau apa lo? Pesan aja apa yang kalian mau." Sean melihat satu persatu temannya. yang benar aja dia mau membayar semua pesanannya. Itukan sama aja boros. "Wow..  seriusan kan? Lo yang bayarin?" Tanya Kevin dan tersenyum kearah Sean. Ahh senyuman Kevin sangat manis sekali, etss tapi bukan menurutku itu menurut Gita pastinya. Lihatlah Gita sekarang dia tidak pernah mengalihkan pandangannya dari Kevin tetapi dia hanya diam tidak terganggu sedikitpun dan kulihat dia tidak risih sama sekali dipandangi oleh Gita. "Ya bayar masing-masing lah" "Lah tadi lo bilang" "Lah.. kapan gue bilang mau bayarin kalian? Gue kan bilangnya cuman pesan apa yang kalian mau. Bukan gue yang bayarin." "Hoooo... bacot" aku Gita dan Fira terkekeh melihat Sean di sorai oleh sahabatnya. Bukan hanya itu dia juga mendapatkan jitakan dikepalnya. ---- "Al..." "Iya An" "Kita kencan yok!" "HA?"
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD