BAB 9

548 Words
Ela menekan bell kamar Ali. Ia masih menunggu sang pemilik kamar membukakan pintu. Ela menekan tombol itu sekali lagi, sedetik kemudian pintu itu terbuka. Ela terdiam, ketika sang pemilik kamar berdiri tepat di hadapannya, dengan handuk putih yang melingkar di pinggang. Rambut itu terlihat basah serta handuk kecil itu disisi pundaknya. Tidak perlu di jelaskan lagi, bahwa laki-laki itu terlihat baru saja selesai mandi. Ela menatap tubuh bidang itu, tubuh itu begitu bidang, terlihat bahwa tubuh itu hasil gym teratur. Ia sudah pastikan betapa nyamannya bersandar di d**a bidang itu. Ela menelan ludah dan membuyarkan lamunannya, ia kembali memandang Ali. Ali tidak percaya bahwa Ela kini berada di depan kamarnya. Padahal tadi ia ingin berlama-lama di kamar mandi. Tapi suara bell itulah yang membuatnya menghentikan aktivitas mandinnya, Ali bergegas keluar. Ingin rasanya ia memarahi orang yang sengaja mengganggunya itu. Ali terpana, kini wanita itulah yang kini berada di depan. Aksi ingin marahnya hilang begitu saja. Ali menaikkan alisnya, karena wanita itu terlihat panik. Wanita itu mengenakan pakian tidur, berbahan satin lembut berwarna kuning bertali spaghetti. Ia seperti laki-laki yang sudah baru saja selesai bercinta. "Masuklah" ucap Ali, ia menarik tangan Ela. Ela melangkah masuk, dan ia merasakan tangan lembab itu di permukaan kulitnya. Ali menutup pintu itu kembali, dan ia mengeringkan rambutnya yang basah dengan handuk. Ela masih disana dengan posisi yang sama. Wanita itu terlihat canggung, berdiri di dekat lemari. Ali melangkah mendekati Ela. "Apakah kedatangan kamu kesini, ingin tidur disini lagi, bersama saya?" Ucap Ali, berdiri tepat dihadapan Ela. "Tidak" "Lantas, apa yang membuat kamu kesini, jika tidak ingin tidur bersama saya, dengan pakaian tidur seperti itu". Ali memegang dagu Ela, agar wajahnya sejajar. Tinggi Ela cukup ideal untuk ukuran wanita, wanita itu sebatas dagunya. Padahal ia sudah cukup tinggi. "Saya ingin mengembalikan jam tangan ini" Ela memperlihatkan paper bag yang da di tangannya. Alis Ali terangkat, ia kembali menatap iris mata Ela, "kenapa? Apakah kamu tidak suka dengan modelnya?". "Bukan begitu, barang ini terlalu mahal untuk saya. Saya tidak pantas mengenakkannya". "Harga jam tangan itu dimana-mana memang segitu Ela. Jika kamu beli di Dubai harga itu dua kali lipat dari yang disini.Harga jam tangan itu sudah cukup miring bagi saya. Saya tidak mempermasalahkan harganya dan saya ingin kamu memakainya saja". Ela menarik nafas, "tapi Al, saya sungguh tidak pantas mengenakannya. Ini sangat mahal, saya hampir tidak percaya, sebuah jam tangan di bandrol dengan harga selangit ini". "Jangan melihat harganya, tapi pandanglah siapa yang memberinya". "Tapi Al". Ali mengelus wajah Ela, ia menarik nafas ditatapnya iris mata itu, "El, itu pemberian saya, pakailah karena jam tangan itu sama persis dengan milik saya" ucap Ali. "Kamu membeli couple" tanya Ela. "Iya" "Kenapa?". "Karena kamu kini bersama saya". "Bersama kamu?" Ela mengerutkan dahi, bingung. "Ya, tentu saja, karena sudah masuk dalam hidup saya". Ela kembali berpikir, ia semakin tidak fokus, karena tubuh Ali semakin mendekat ke arahnya. Ela tidak menjawab pernyataan Ali. Ela kembali bertanya, "Kenapa kamu bisa membeli jam tangan mahal ini? Bukankah kamu hanya bekerja di perusahaan asuransi?". "Bukankah saat ini asuransi itu menjanjikan?". "Tapi, penghasilan pegawai asuransi tidak sebesar itu Al, itu tidak mungkin" timpal Ela. "Mungkin saja, jika dia adalah pemilik asuransi itu". "Apakah kamu pemilik asuransi itu?" Ela mencoba memastikan. Ali tertawa, mendengar pernyataan Ela, "Saya bukan pemiliknya Ela". "Jadi, apa pekerjaan kamu sebenarnya". "Saya hanya pegawai biasa". Ali mengelus rambut halus Ela, dan ia tersenyum. "Bisakah kamu tidak bertanya lagi, pertanyaan kamu membuat saya sulit sekali menjawabnya". "Jadi?". "Jika bertanya lagi, saya akan mencium kamu" Wajah Ela bersemu merah, "ok, saya tidak bertanya lagi". "Jadi, bisakah saya mengembalikan jam tangan ini?". "Tidak, saya ingin kamu memakainya El". "Tapi... ". Wajah Ali mendekat, dan ia hendak mencium bibir tipis itu. Tangan kiri Ela tidak kalah cepat, ia lalu menutupi bibirnya. Ali tersenyum dan mengurungkan niatnya. Ali menarik pinggang Ela merapat ketubuhnya. Lalu mendekatkan wajahnya di telinga kiri Ela, "tidurlah disini bersama saya". Ela mengerutkan dahi, bulu kuduknya merinding ketika Ali berkata seperti itu kepadanya. "Hanya sekedar tidur, tidak lebih. Saya ingin memeluk tubuh kamu, seperti yang saya lakukan kemarin" ucapnya lagi. Ela menarik nafas, ia menjatuhkan paper bag itu ke lantai. Ela dengan berani menatap iris mata hazel Ali. Ela mengalungkan tangannya di leher Ali. Ditatapnya wajah tampan itu, ia dapat merasakan hembusan nafas Ali di permukaan wajahnya. "Apa yang ingin kamu lakukan hemm" "Memeluk kamu" Ela, mengelus tubuh bidang Ali. Sungguh ia menyukai tubuh bidang Ali, ia sudah memikirkan dari awal betapa nyamannya bersandar tubuh bidang itu. "Kamu menyetujui ajakan saya, tidur ranjang saya". "Apakah kamu bisa dipercaya, tidak berbuat tindakan kriminal terhadap saya". "Apakah wajah saya, terlihat seperti laki-laki kriminal". "Tapi sekarang banyak laki-laki tampan seperti kamu, banyak melakukan tindakkan kriminal terhadap wanita". "Tapi, saya tidak Ela. Saya laki-laki yang menghargai wanita" "Benarkah?". Ali tertawa, hingga Ela dapat merasakan getaran dari tubuh Ali. "Kamu percaya saya?". "Tidak, semua laki-laki tidak dapat di percaya". "Ya, memang tidak bisa di percaya sepenuhnya, misalnya khilaf mencium kamu mungkin, atau sedikit mengecup leher jenjang kamu, dan bahu kamu yang mulus itu. Jujur saya menginginkan itu". Ali lalu mengeratkan dekapannya, dan Ela tertawa atas ucapannya. "Hemmm" gumam Ela. "Bagaimana jika kita melakukannya, nanti" Ela melepaskan tangannya dan ia tersenyum. "Sebaiknya kamu segara berpakaian, dan saya tunggu kamu di ranjang" Ela mengedipkan mata. Ali mengedipkan matanya, dan ia lalu melepaskan pelukkanya. "Tunggu saya, disana". *********
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD