Bab 4. (Cinta Pada Pandangan Pertama)

1016 Words
    Noval dan Andro terus berbincang di dalam kamarnya Andro, dengan seriusnya. Berbicara tentang berbagai hal. Seakan mereka berdua, sudah tak bertemu lama.     Terus berbincang, seakan dunia hanya milik mereka berdua. Hingga mereka pun tak menyadari kehadiran, seorang gadis yang seusia dengan mereka berdua. Yang langsung masuk ke dalam kamar Andro, yang tak terkunci begitu saja.       Gadis itu tiba-tiba saja telah berdiri di depan mereka berdua. Seakan hantu yang muncul secara gaib.      Padahal kehadirannya itu, baru disadari oleh Noval dan Andro di dalam kamar itu. Karena keseriusan obrolan mereka itu. Hingga kehadirannya tak disadari sama sekali.     "Hay .., apa kabarmu, Ndro? Bagaimana jadi tidak perginya?" ujar gadis yang berambut sebahu dan di cat cokelat dengan wajah agak mirip gadis Jepang.  Dan berkulit putih mulus, dengan tinggi badan semampai.     Gadis itu bernama Ayu dan merupakan sepupu dari Andro. Dari pihak ayahnya.     Mendengar suara Ayu. Andro dan Noval lalu menghentikan perbincangan mereka di tempat tidur Andro.      Tampak Ayu lalu duduk di pinggir tempat tidur Andro. Di antara Noval dan Andro. Yang membuat hati Noval menjadi dag-dig-dug. Karena berada di samping Ayu. Gadis yang dinilainya cantik, sesuai dengan kriteria yang selama ini,  Noval cari.         "Jadilah Yu..., tapi nih sobatku mau kenalan dulu sama kamu," ujar Andro sambil menunjuk ke arah Noval. Yang terlihat sedikit gelagapan.     Ayu lalu menjabat kan tangan kanannya ke arah tangan kanan Noval, yang segera disambut oleh tangan kanan Noval, dengan penuh antusiasnya. Walaupun hatinya sedang menjadi kacau, atas kehadiran sepupu Andro itu. Tetapi untungnya dirinya masih dapat mengendalikan dirinya. Hingga dirinya pun, tampil sewajarnya.     "Ayu," ujar Ayu, dengan suaranya yang renyah mengenalkan dirinya kepada Noval. Lalu tersenyum dengan begitu manisnya kepada pemuda tampan itu. Yang sebenarnya, ia taksir sejak pandangan pertama.     "Noval," timpal Noval. Lalu tersenyum genit kepada Ayu. Berusaha untuk menonjolkan ketampanannya itu. Yang menurut dirinya sudah panipurna.     Setelah itu mereka berdua saling melemparkan senyum, satu dengan yang lainnya. Tanpa melepaskan genggaman tangan mereka berdua. Seakan seperti sepasang kekasih, yang sedang melepas rindu. Katena terpisah jarak dan waktu, di antara hubungan mereka berdua.     Sepertinya mereka berdua saling tertarik satu dengan yang lainnya, sejak pandangan pertama.      Mereka berdua pun masih saling berjabatan tangan. Seakan ingin menyalurkan nada-nada cinta mereka, melalui jabat tangan itu.      Hingga Andro yang terlihat kesal pun bersuara kembali. Untuk menghentikan jabat tangan mereka berdua. Yang dianggapnya sudah terlalu lama dan lebay.     "Val! Yu! Sudah salamannya, ini malah pada keasyikan berlamaan salamannya. Kalian saling tertarik ya?" ujar Andro, sambil tangannya melepaskan jabatan tangan Ayu dan Noval dengan paksa. Yang membuat Ayu dan Noval tersenyum atas ulah Andro itu.     "Yu, memang kamu yakin mau ke sana?" tanya Andro, dengan penuh selidik terhadap Ayu.     "Masih pikir-pikir sih, Dro. Tapi sepertinya aku sedang malas untuk berpergian jauh. Tapi sayang ya, kalau tidak ikut, Dro...?" jawab Ayu dengan penuh keraguannya, yang tampak mengakar di benaknya dan wajah cantiknya itu.       Dan perkataan Ayu pun disambung oleh perkataan dari Noval. Yang ternyata tertarik dengan voucher itu, diam-diam.     "Yu, kalau kamu tidak mau ikut. Buat aku saja tanda pemenang itu," pinta Noval dengan nada suara yang semanis mungkin, agar keinginannya itu dipenuhi oleh Ayu.     "Oke! tapi aku mau bertanya satu pertanyaan terlebih dahulu. Apa kamu sudah punya pacar?" ujar Ayu datar, tanpa rasa malu sedikit pun terhadap Noval. Layaknya rasa malu seorang perempuan terhadap seorang lelaki. Yang masih melekat erat pada budaya timur.     Tampak pertanyaannya itu sudah membuat Noval bingung untuk menjawabnya. Hingga ia pun hanya terdiam, dan berbicara di dalam hatinya saja.     "Rupanya Ayu langsung jatuh cinta kepadaku sejak pandangan pertama," ujar Noval di dalam hatinya dengan penuh kege'erannya itu. Hingga ia pun tampak tersenyum sendiri, sebelum menjawab pertanyaan dari Ayu itu.     "Yang kamu maksud yang serius atau hanya sekedar main-main saja nih...?" ujar Noval. Dengan gaya genitnya kepada Ayu, yang terlihat tersenyum malu-malu mendengar perkataan dari Noval.     "Ya, yang serius lah Val ..." sahut Ayu, dengan nada manjanya. Lalu mengedipkan matanya ke arah     "Kalau yang serius belum ada sih Yu ...," jawab Noval berusaha menyakini Ayu.     "Tapi yang tidak serius, lebih dari selusin kan?" sambung Ayu terhadap pengakuan Noval itu.     "Yu, kamu tahunya dari mana?" tanya Noval kepada Ayu, dengan penuh selidik.     "Dari Andro lah ..., Val. Dari mana lagi aku tahu tentang kamu, kalau bukan dari dia ..," kata Ayu dengan entengnya, sambil mencibirkan bibirnya ke arah Andro.     Tampak Noval lalu mengalihkan pandangannya ke arah Andro, dengan penuh selidiknya. Dengan tatapan mata tajamnya. Seakan ingin memakan Andro hidup-hidup saat itu juga.     "Dro! kamu cerita apa saja sama Ayu, tentang diriku?" tanya Noval kepada Andro dengan kesalnya. Akan tetapi Andro malah menjawabnya dengan santainya.     "Ada deh ..., ini rahasia antara aku dan Ayu. Kamu tidak perlu tahu Val ...," timpal Andro, dengan entengnya.      Noval pun hanya terdiam tak menanggapi ucapan Andro lagi. Karena ia lebih tertarik berbincang dengan Ayu, yang sudah memikat hatinya sejak pandangan pertama mereka berdua bertemu.     Setelah cukup lama berbincang-bincang dengan Ayu. Akhirnya Ayu pun memberikan apa yang di inginkan oleh Noval. Dengan sepenuh hatinya.     "Ini Val, voucher nya," Noval pun lalu menerima Voucher itu, dengan tangan kanannya.     "Val, boleh minta nomor teleponnya?" ujar Ayu tanpa malu-malu kembali, dengan lirikan mata penuh harap kepada Noval.     "Boleh," jawab Noval, lalu memberikan senyum termanisnya itu kepada Ayu.     Noval lalu memberikan nomor teleponnya kepada Ayu. Dan mereka berdua pun lalu saling bertukaran nomor telepon mereka masing-masing. untuk menjalin komunikasi lebih lanjut, dikemudian hari. Yang tentu saja berhubungan dengan asmara mereka. Yang terlihat saling tertarik satu sama lainnya sejak dari awal.     "Dro, kapan kita berangkatnya?" tanya Noval kepada Andro tentang keberangkatan mereka ke pulau itu.     "Sekarang juga, ayo kita berangkat," timpal Andro.     "Tapi aku mau pulang dulu ya?" kata Varel, berniat untuk pulang ke rumahnya.     "Sudah jangan buang-buang waktu lagi. Kalau soal baju, aku sudah bawa banyak," ujar Andro, sambil menaruh tas ranselnya di punggungnya.     Seusai mengucapkan kata-kata itu. Andro lalu mengajak Noval dan Ayu, keluar dari kamarnya. Dan lalu menuju halaman rumah itu, dengan penuh keringan nya      Setelah berpamitan dengan ayahnya Andro. Mereka bertiga lalu langsung masuk ke dalam mobil yang dibawa oleh Ayu, untuk menuju ke Merak. Daerah yang dijanjikan sebagai pertemuan bagi para pemenang kuis, yang berjumlah 10 orang. Menurut keterangan dari pihak penyelenggara kuis aneh itu.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD