Bab 3. (Kuis yang Aneh dan Misterius)

1028 Words
    Noval terus berjalan dengan santainya dengan siulan riangnya itu, untuk menuju rumah Andro. Di temani oleh sang surya yang semakin meninggi di langit.     5 menit pun berselang. Dan Noval pun telah tiba di depan pagar rumah Andro.      Terlihat ayahnya Andro sedang membaca koran. Di depan rumahnya, dengan penuh keseriusannya, hingga tak menyadari kehadiran Noval yang sudah menghentikan siulannya itu.      Mendapati kenyataan seperti itu. Noval mau tak mau pun harus menegur ayahnya Andro yang berkumis tebal. Seperti tokoh Pak Raden di dalam film serial boneka Unyil. Agar keluar dari dalam keseriusannya itu.     "Pagi Om ...," sapa Noval pada ayahnya Andro dengan suara yang dibuat lembut.      Walaupun sapaan dari Noval itu lembut, namun telah membuat ayahnya Andro menyadari kehadiran Noval.      Terlihat senyumnya pun mengembang untuk Noval, yang masih berada di depan pagar rumahnya. Belum berani untuk masuk, karena belum mendapat izin dari pemilik rumah itu.     "Pagi Val ..., sini masuk. Pintu gerbangnya enggak dikunci kok. Andro sudah menunggu kamu dari tadi, di dalam kamarnya tuh," jawab ayahnya Andro, dengan penuh keramahannya.     Mendengar ucapan itu, Noval lalu membuka pintu pagar rumah itu. Dan lalu masuk ke dalam rumah itu. Setelah memberi senyuman balasan kepada ayahnya Andro.      Setibanya di depan pintu masuk rumah itu. Andro lalu melepaskan sandal gunung yang ia kenakan, di depan pintu masuk.      Noval lalu masuk ke dalam rumah itu, dengan mata yang menjelajahi rumah itu. Seakan dirinya sedang mencari sesuatu, yang sepertinya tak dapat ia temui sama sekali.      Setelah merasa apa yang sedang dicarinya itu, tak ia temukan. Noval lalu menuju ke dalam kamar Andro. Dan langsung masuk ke dalam kamar yang tak terkunci itu. Ia temukan Andro sedang duduk di atas tempat tidurnya, dengan raut wajah yang sedang memikirkan sesuatu hal. Sesuatu hal yang terlihat sangat berat sekali.     "Dro! mana sepupumu itu? Katanya lagi ada di sini? Tapi sudah aku lihat kemana mana. Ia masih tetap tidak kelihatan?" ujar Noval dengan penuh tanda tanyanya kepada Andro yang terlihat sangat santai mendengar perkataan sahabatnya itu.      Noval lalu duduk di samping Andro, dengan penuh kekesalannya.      Terlihat Andro malah cengar-cengir mendengar pertanyaan dari Noval itu. Seakan orang yang tak memiliki dosa sama sekali.     "Kasihan deh kamu, kena tipu olehku ...," ujar Andro, sambil tersenyum tak jelas.     "Jadi kamu bo'ongi aku ya? Awas kamu Dro! tunggu balasan dariku ...!" ujar Noval dengan nada kesalnya, lalu cemberut ke arah Andro dari samping. Sebagai tanda ia sedang kesal kepada sahabatnya itu.     "Val! jangan sewot dulu dong. Memang dia mau datang, tapi sebentar lagi," kata Andro, berusaha mengurangi kekesalan Noval terhadap dirinya.     "Benar Dro?" tanya Noval, dengan rasa ketidakpercayaan atas perkataan dari Andro.     "Benar Val ...," timpal Andro dengan nada yang serius. Hingga membuat Noval percaya dengan perkataannya itu.     "Baguslah kalau itu nyata. Kan percuma, aku sudah tampil sekeren ini. Masa ia tidak melihat penampilanku ini? Aku kan jadi Rugi ....," cakap Noval, sambil bergaya di depan Andro, yang hanya terdiam tak merespons perkataan dari Noval. Hingga Noval pun berbicara kembali untuk menanyakan sesuatu hal.     "Dro, sebenarnya ada hal penting apa sih, yang mau kamu bicarakan denganku?" tanya Noval, dengan penuh selidik terhadap Andro.     "Begini Val, kemarin hari kan aku dapat WA, entah dari siapa. Dan isinya itu seperti sebuah kuis yang menanyakan tentang 'Negeri apa yang terindah di dunia?' Lalu aku jawab saja Indonesia. Dan itu ternyata benar. Lalu aku disuruh memberitahu alamat rumahku lewat WA. Dan hari sabtu kemarin, saat kita pergi bersama. Ada pos yang datang untukku. Yang isinya adalah surat pemberitahuan, yang memberitahukan aku untuk mengikuti liburan di sebuah pulau, yang bernama Pulau Kematian. Selain surat itu, ada sebuah tanda atau lebih tepatnya sebuah voucher untuk ke sana," cerita Andro dengan panjang lebarnya. Yang terlihat kejanggalan di sana-sini. Yang dapat dilihat oleh Noval.     Andro lalu menyerahkan sebuah voucher, berbentuk seperti kartu kredit kepada Noval yang diambil dari samping dirinya duduk. Yang langsung diambil oleh tangan kanan Noval.      Tampak Noval memperhatikan voucher itu dengan seksama. Lalu ia pun berbicara kembali.     "Dro, sudahlah ..., lupakan saja, tentang kuis yang tidak jelas siapa penyelenggaran nya itu. Dan tentang tanda voucher untuk berlibur itu. Aku kira hal itu ganjil, malah sangat ganjil sekali. Karena tidak jelas siapa pengirimnya itu. Benar kan Dro? semua ucapan ku itu?" jelas Noval dengan analisanya itu.     "Iya juga sih Val, tapi aku sangat tertarik dengan tawaran itu. Bukannya kesempatan seperti itu, tidak mungkin datang untuk yang kedua kalinya. Apalagi berlibur di sebuah pulau. Tanpa biaya sepeser pun alias gratis, kapan lagi aku dapat menikmatinya dan mendapati keberuntungan seperti itu ...," timpal Andro dengan rileks nya, tanpa beban sama sekali.     "Tapi itu Pulau Kematian, Ndro ...! Dari namanya saja itu sudah mengerikan, apalagi tempatnya. Jangan-jangan itu, benar-benar pulau kematian, bagi orang yang mengunjunginya," ujar Noval dengan rasa cemasnya terhadap keselamatan sahabatnya itu.     "Val! itu cuma namanya doang Pulau Kematian. Tapi pastinya tempatnya itu. Pasti seperti surga tropis, yang ditumbuhi oleh tumbuhan tropis," tepis Andro terhadap perkataan sahabatnya itu.     "Dro! tapi ini semua mungkin hanyalah sebuah permainan dari orang-orang yang terganggu jiwanya," kata Noval masih dengan rasa kekhawatirannya.     "Sudahlah Val, aku akan tetap ikut. Sepupuku juga mendapat WA yang sama, ia juga dapat voucher itu," tutur Andro.     "Ia juga dapat!? tapi kenapa aku tidak dapat ya?" tanya Noval kepada Andro, seakan ia itu orang ter s**l di muka Bumi ini. Tak mendapat WA, yang didapat oleh Andro dan sepupunya. Dari nomor seluler yang tak mereka kenal sama sekali.     "Mungkin kamu kurang beruntung, jadi tidak mendapatkan WA dari kuis itu," timpal Andro, seakan mengejek Noval.     "Dro, yang menang kuis itu memang berapa orang?" tanya Noval dengan penuh selidik.     "Menurut keterangan sih ada 10 orang. Aku orang yang ke 10 dan Ayu orang yang ke 9," mendengar ada nama perempuan yang disebut. Noval pun langsung mengetahui, bila itu adalah nama dari sepupu Andro.     "Itu pasti nama sepupumu ya?" tanya Noval.     "Ya, itu namanya," timpal Andro datar. Tetapi dengan senyum yang mengambang, yang seakan menyakini. Jika tebakan Andro itu, adalah benar.     Mereka berdua terus berbincang tentang segala hal. Perbincangan antara 2 pria penakluk perempuan. Hingga seakan mereka berdua sudah lupa dengan waktu yang terus berjalan menuju siang. Siang yang akan membuat Bumi semakin panas. Karena sinaran Matahari yang semakin terik di langit, yang kini tampak telah berawan. Yang berarak, mengikuti tiupan angin di langit.  
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD