Hari pertama di rumah Ainun, aku memutuskan tidak kembali setelah pemakaman Bapak mertua. Betapapun Ibu dan Anita terus menerorku dengan pesan untuk segera pulang, aku bersikukuh untuk menginap kembali di rumah Ainun. Apa kata kerabat istriku, jika aku tergesa pulang di saat tamu dan kerabat masih membanjiri rumah duka? [Halah, Danis. Buat apa kamu perduli? Bersyukur pria jahat yang telah memaksamu menikahi putri jeleknya telah mati. Pulanglah, urus perceraian dengan Ainun secepatnya.] Pesan Mama pagi-pagi sekali, bahkan aku masih di area pemakaman Bapak mertua. [Ada Anita yang membutuhkanmu di sini. Dia harus segera konsultasi ke dokter kecantikan langganan, dan Mama khawatir kalau dia bawa mobil sendiri.] Aku mendengus. Tak kubalas pesan Mama pagi itu. Biar lebih aman, aku mematikan