Anggap tak Pernah Terjadi

1742 Words

Reina masih terlihat sibuk membersihkan kamar di area lantai sepuluh. Jam sudah menunjukkan angka dua belas, waktunya istirahat makan dan salat. Troley sudah rapi sebelum ia memutuskan untuk menaruhnya di ujung koridor dibanding ia harus membawanya ke lantai dua, tempat markas housekeeping. Sebuah panggilan berbunyi pada ponselnya. Merasa sudah masuk waktu istirahat, ia pun mengangkat. "Iya, Jef?" 'Udah turun belum? Makan yuk!' ajak Jefry sang sahabat. "Belum. Masih rapihin troley. Kamu kalau udah laper, duluan aja!" ucap Reina seiring langkahnya berjalan menuju lift khusus karyawan. 'Aku udah di kantin. Enggak apa-apa yah, aku duluan? Udah laper soalnya.' Terdengar kekehan suara Jefry yang tampak tak tahu malu. "Iya. Aku nanti nyusul!" Reina kemudian memutuskan panggilan tele

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD