Keesokkan harinya, Syahla pun berangkat ke sekolah bersama Ayahnya Marco. Padahal, sebelumnya kedua orang tua Syahla melarang Syahla untuk masuk sekolah karena keadaan Syahla yang masih sakit. Namun, syahla terus-menerus meyakinkan kepada kedua orang tua Marco kalau dirinya baik-baik saja. Lagi pula Syahla ingin lekas bertemu dengan Marco dan membawa Marco kembali. Syahla jadi teringat bagaimana waut ekdau orang tua Marco yang terlihat sangat murung karena anak semata wayangnya tidak ada di sisi mereka saat sarapan. Syahla tidak mau kalau keluarga Marco sampai berantakan karena dirinya. “Nyong harus ketemu sama Mas Marco.” Gumam Syahla. “Mau papa antar ke dalam kelas, Nak?” tawar Ayah Marco. “Eh, ndak usah, Papa. Syahla bisa sendiri.” Kata Syahla langsung mencium tang