17.Menyebalkan

2722 Words
Sesuai permintaan Rey,akhirnya aku instens menelpon Rey saat aku tak sibuk kerja.Rey kadang menjawab kadang juga tidak.Kadang juga dia jawab lalu buru buru pamit karena sedang mengurus pasien.Tapi dia akan menelpon ku kembali saat dia tidak sibuk.Aku pikir komunikasiku dan Rey makin lancar dan hubungan kami aman. Dia juga masih antar atau jemput aku dan melarangku menyetir sendiri.Aku kadang kesal bagian ini,buat aku ga bisa kelayapan kemana mana selepas kerja. "Ga Kal,pulang!!,kalo kamu mau jalan jalan tunggu aku ga sibuk.Kita bisa jalan jalan kemana pun yang kamu mau"tolaknya saat aku ngembek karena dia melarangku bertemu teman temanku dari kantorku dulu. "Aku udah janji datang yang....ga enak"rengekku. "Ga!!,nurut sih Kal...susah amat kamu kalo aku sayang"keluhnya. Aku cuma bisa cemberut. "Yang...kan aku bilang kalo mau keluar mesti sama aku"katanya lagi. "Aku kan bosen kalo cuma kerja dan kerja.Kalo weekend kamu juga kadang masuk kerja.Kamu boleh video call deh kalo kamu ga percaya"kataku  "Emang bisa....kamu video call,tapi kan aku ga bisa mengawasi kalo teman teman yang kamu temui itu bakalan naksir kamu apa ga?"jawab Rey. Aku memijat keningku. "Astaga....aku ketemu teman cewe Rey....aku ga punya banyak teman laki"sanggahku. Rey terlihat menggeleng di depan layar handphone. "Ga menjamin.Mereka bisa aja sugesti kamu saat kamu cerita kalo punya pacar sibuk.Bisa aja mereka kasih kamu saran untuk kenalan sama teman lelaki yang mereka kenal.Aku ga mau ambil resiko"jawabnya. Aku terbelak dan menggeram. "Aku baru tau kamu sekarang berubah sakit jiwa"bentakku keras. Rey tertawa. "Aku juga ga ngerti,Pokoknya aku ga mau kalo kamu keliaran keluar rumah sendiri.Kamu cantik Kal,pasti bakal banyak lelaki yang bakal tergila gila sama kamu kaya aku tergila gila sama kamu"jawabnya santai. "Bodo!!!"tutupku kesal. Aku lalu mengabaikan panggilan masuk dari Rey setelah aku menutup telpon.Dia pikir aku cewe yang gampang tergoda apa??.Dia ga tau aku kangen banget sama dia.Dia enak jadi yang di kangenin,lah aku??. Yang berubah itu tadi adalah,dia selalu video call dan bukan sekedar menelpon.Tapi anehnya aku selalu menurut kemauan Rey.Aku cuma bisa manyun saat aku selesai mandi dan bergabung dengan mama dan papaku untuk nonton TV. "Kenapa dari tadi cemeberut trus?"tanya mama  Aku menggeleng. "Ga apa mah"jawabku. "Kamu berantem sama Rey?"tanya mama lagi. Aku mendengus kesal. "Ribut gimana sih,ketemu aja susah"jawabku sewot. Terdengar tawa pelan papa. "Berari ada yang terjebak rindu"ledek papa. Aku makin cemberut. "Bukan itu"sanggahku. "Lalu?"tanya papa mengangkat sebelah alisnya persis Rey. Tuh kan aku makin kangen. "Rey makin nyebelin sekrang ini"keluhku. "Mama pikir dia orang yang menyenangkan"sanggah mama. Aku memutar mataku. "Buat mama atau orang lain.Buat aku sih nyebelin"jawabku cemberut lagi. Papa menatapku. "Hubunganmu baik baik aja kan sama Rey?"tanya papa. "Baik...sebelum Rey jadi nyebelin"keluhku lagi. Papa menghela nafas lalu beringsut dari duduknya sampai jadi mengahadapku yang duduk di sofa lain. "Nyebelin gimana?,papa bisa tembak dia kalo dia bikin kamu kesel trus"kata papa. "Apaan sih pah,masa di tembak"protesku. "Lah kamu ngomong muter muter dari tadi,papa tanya,Rey nyebelinnya gimana?"ulang papa. Aku menghela nafas. "Dia tuh sekrang ga bolehin aku keluar kemana mana sendirian,kalo ga sama dia.Aku mesti jawab video call dia kapan aja dan di mana aja,kesannya aku bakal bohong,sama dia aja.Trus dia itu.....tadi larang aku ketemu teman temanku di kantor aku dulu ,padahal semuanya perempuan,waktu aku protes di bilang takut aku dikenalin sama cowo lain sama teman teman aku.Kaya aku bakal kegoda aja sama yang lain.Kurang nyebelin gimana coba?"keluhku kesal. "Astaga Kal........"desis papa menggeleng pelan dan mamaku tertawa. "Ga separah papamu"jawab mama masih tertawa. Papaku jdi tertawa juga. "Mah...ga usah curhat...udah dulu banget itu sih...kita udah punya cucu sekrang.Lagian aku dulu begitu kan karena aku juga takut kamu kecantol yang lain sementara aku tugas di luar jakarta"sanggah papa. Mama makin tertawa. "Memang papa nyebelin juga mah?"tanyaku jadi kepo. "Cerita ah...."goda mama sambil mengusap pipi papaku. Papaku tergelak. "Papamu dulu itu kirim surat sama mama tiap hari dan meminta eyangmu untuk ga boleh izinin mama ke luar rumah kalo papamu lagi tugas di daerah.Eyangmu ya kok  bisa nurutin permintaan papamu,mama aja bingung.Mama seperti di penjara dalam rumah karena benar benar di kawal ketat"kata mama Papaku terbahak. "Dih jadi laki nyebelin kok happy amat ya"komenku. Papa merangkul bahu mamaku yang ikutan tertawa. "Kalian perempuan yang justru menyebalkan.Di kasih perhatian,di pastikan supaya teman aman,di jaga dan di sayang protes.Tar kalo di cuekin juga lebih protes lagi.Trus kami para lelaki harus gimana supaya kalian faham kalo yang kami lakukan karena kami sayang dan takut kehilangan"kata papa. "Benar om serba salah kan?" Aku dan mama papaku menoleh dan mendapati Rey sudah berdiri masih dengan jas dokternya. "Hai Rey....."sapa Papa. Rey mendekat lalu mencium tangan papa dan mamaku. "Malam om tante....malam juga cantik..."sapanya menggodaku. Aku melengos jutek. Rey tertawa sambil duduk di sofa di hadapanku. "Kalila ngambek Rey...."lapor mama. Rey tertawa. "Kayanya sih tan....aku telepon dari tadi ga di jawab,sampe aku mesti datang buat mastikan dia ngambek apa merajuk"goda Rey sambil senyam senyum ga jelas. "Apa sih....ga jelas...handphoneku di kamar"jawabku. "Kal kok jutek gitu sih..."tegur mama. Aku cemberut lagi. "Kamu baru pulang kerja?"tanya papa. Rey menatap dirinya sendiri yang masih pakai jas dokter. "Iya om....akhirnya aku bisa tinggal...DBD sedang melanda...banyak anak kecil yang terkena dan alhamdulilah rata rata kondisi mereka sudah stabil untuk aku tinggal pulang.Karin sih yang pontang panting menyiapkan ranjang ranjang tambahan dan meminta tambahan tenaga medis dengan menarik koas dari puskesmas sekitar.Hebat sekali dia,mulutnya juara"lapor Rey. Aku jadi mendengarkan kalo saja mama tidak menegurku. "Buatin Rey minum nak.kasihan cape"perintah mama. Aku bangkit. "Kopi atau sesuatu yang dingin?"tanyaku pada Rey. Rey menatapku. "Kamu nanya aku?"godanya. Aku memutar mataku. "Siapa lagi?,papa udah punya minuman"jawabku. Rey tertawa. "Ternyata masih ngambek aja tante...."godanya lagi. "Apaan sih...buruan ga mau apa?"tanyaku jutek. Mamaku sudah mengulum senyum dan papa sudah menggeleng. "Sayang mau minum apa?,gitu dong"jawab Rey lagi. Aku terbelak. "Ya udah aku tinggal buatin kamu air kobokan"jawabku sambil berlalu. Rey dan kedua orangtuaku tertawa. "Kopi yang!!,biar aku tahan hadapin ambekan mu"jerit Rey sebelum aku mencapai pantry. Aku memutar mataku menjawab permintaannya.Begitu aku kembali dengan segelas kopi untuk Rey,Rey sudah membuka jasnya dan menggulung lengan kemejanya dan terlihat mengobrol serius dengan papa dan mamaku. "Makasih yang"katanya saat aku meletakkan kopinya di meja di hadapanya. Aku hanya mengangguk lalu duduk di tempatku lagi. "Pasien pasien itu pakai BPJS semua Rey?"tanya mama Rey mengangguk "Sebagian besar tante dan rata rata bukan yang berbayar.Aku ga kebayang akan berapa banyak klaim yang harus di bayar pemerintah pada Twins Hospital.Banyak sekali soalnya.Semua dokter turun tangan,karena kalo trombosit turun trus bisa bahaya.Aku yang ga tega melihat anak anak yang sampai mimisan dan panas tinggi.Crowded sekali suasana di rumah sakit.Anak anak kan cenderung rewel kalo sakit .Itu yang bikin suasana jadi ga tenang.Aku jadi harus memilah yang sudah mendingan dan yang masih biutuh penanganan serius.Kan kasihan yang sedang beneran sakit harus di beri ketenangan"jelas Rey. "Demam berdarah pasti setiap tahun akan ada terus"komen papa. "Betul om...padatnya pemukiman penduduk dan kesadaran yang kurang akan menjaga kebersihan lingkungan masih jadi penyebab utama.Bisa apa juga om,kalo belum ada yang terkena ga kan ada fogging kalo sudah ada yang kena baru deh.Itu sama aja bukan pencegahan.Aku cuma berharap semua cepat selesai.Aku ga tega lihat anak anak yang harusnya ceria malah lesu dan nangis trus karena ga betah di infus"lanjut Rey. "kalo kamu ga tega,kenapa kamu milih jadi dokter anak Rey?"tanya mama. Rey tersenyum. "Selain karena aku suka anak anak,aku melihat selalu ada harapan hidup kalo pasienku anak anak.Itu yang membuatku selalu berusaha agar mereka sembuh.Mereka masih punya harapan hidup yang panjang.Beda kalo aku jadi dokter specialis yang lain.Aku juga suka lihat mereka saat mereka berangsur sembuh.wajah ceria mereka,celoteh riang mereka,jadi hiburan tersendiri buat aku"jawab Rey. Mama tersenyum. "Jawaban keren Rey"komen mama. Rey tersenyum lagi. "Kalo pasien kamu orang dewasa,anak mama bisa makin sering ngambek kalo kamu sibuk trus di rumah sakit"ledek mama padaku. Aku cemberut. "Mana ada sih mah?"sanggahku. "Loh..kalo Rey bukan dokter anak,ga jaminan dia bakal tetap bujang trus ketemu kamu,dia ganteng loh,bisa jadi dia kecantol pasien,buktinya Farah bisa jadi istri dokter juga.Nirham kan kecantol pasien juga jadinya.Atau Sashi yang juga bisa nikah sama almarhum dokter Alif"jawab mama. "Iya juga ya tante.....untung aku dokter anak....aku jadi bisa ketemu Kalila"jawab Rey menambahkan. Aku memutar mataku. "kalian sekarang kompak sekali ledek aku ya??"protesku. Dan terbahaklah mama dan Rey dan papa hanya senyam senyum. "Kamu udah makan belum?"tegur papa. Rey meringis. "Belum sempat om.Aku udah takut Lila ngambek jadi buru buru ke sini"jawabnya. Papa menggeleng. "Kamu buat orang khawatir Kal..."tegur papa. "Sebagai hukuman,sana kasih Rey makan"perintah mama. "Ga usah tante....aku bisa ajak Kalila keluar buat makan sambil rayu Lila biar ga ngambek"tolak Rey. Papa berdecak. "Ngerayu perempuan butuh tenaga juga Rey...percaya deh sama om.Om tau sekali keras kepalanya putri om,jadi kamu makan dulu aja,masalah ngerayu kan bisa abis makan"jawab papa. Rey tertawa. "Ayo Kal...kasihan Rey cape abis pulang kerja"perintah mama. Aku mengangguk lalu bangkit berdiri. "Ayo yang!!,kapan lagi dapat kehormatan di layani makan sama aku"ajakku. Rey tertawa. "Okey....kesempatan kan ga datang dua kali"jawab Rey ikutan bangkit. "Sana makan dulu udah mau jam 9 Rey"perintah mama. "Iya tante,om aku makan dulu ya"pamit Rey. Papa mengangguk. "Ya...."jawab papa. Rey menyusulku yang sudah lebih dulu ke ruang makan yang bergabung dengan pantry. "Kamu duduk aja,biar aku panasin dulu makanannya"perintahku. Rey menangkap tanganku. "Kamu bisa ga?aku ga masalah makan makanan dingin"cegahnya mungkin takut aku pakai kompor lagi. Aku menggeleng. "Aku pakai microwave sayang..."jawabku melepaskan diri. Ga tau aja dia tuh kalo aku ikut kelas masak diam diam.Kelas masaknya sama Farah sih setelah Rey mulai membatasi ruang gerakku.Kalo aku ke rumah Farah dia masih kasih izin.Mungkin dia pikir Farah ga akan kasih aku kenal cowok lain kali dan juga aku banyak menghabiskan waktuku dengan farah di rumah dan bukan di luar rumah.Itu mungkin yang buat Rey kasih izin.Kadang dia jemput aku dan sibuk main dengan Nina,atau ngobrol dengan Nirham suami Farah kalo sedang ada di rumah. Rey akhirnya menurut menunggu di meja makan dan aku sibuk mengambilkan dia nasi dan minum sambil menunggu aku memanaskan makanan. "Udah pantes banget sih kalo kamu jadi istri aku mah"komennya. Aku tertawa. "Kirain jadi PRT mu?"balasku. Gantian Rey tertawa. "Kalo ada PRT secantik kamu sih,dari awal kerja di rumahku udah aku lamar jadi istri"jawabnya. Aku memutar mataku lalu menunduk untuk mencium pipinya. "Santuy pak dokter....aku udah ga ngambek lagi....jadi pak dokter tenang aja makannya"jawabku. Rey tertawa sambil mengangguk pelan. Dan setelah semangkuk sayur lodeh juga empal daging buatan mamaku siap aku panaskan,Rey makan dengan lahap.Aku mengawasi dia makan. "Kelaperan ya pak dokter?.Pelan pelan aja sih"perintahku. Rey tertawa dengan mulut penuh makanan.Dia menelannya setelah minum. "Aku kelihatan kaya kuli panggul ya?"tanyanya. Aku tertawa. "Kalo kuli panggul ganteng kaya kamu sih,aku udah daftar jadi calon istri dari dulu"balasku. Rey tertawa keras. "Balas dendam juga sama aku"komennya. "Makan yang....mau nambah ga?'tanyaku. Rey menggeleng. "Cukup Kal,aku udah kenyang"tolaknya lalu menghabiskan makanannya. Aku bangkit berniat mengambil pisang atau potongan melon di kulkas.Soalnya mama sediakan itu untuk aku dan papa saat makan malam tadi. "Ini buahnya biar kamu ga panas dalam"kataku sambil meyerahkan sepiring kecil potongan melon dan dua buah pisang. Rey tertawa menerimanya. "Pantes ya lelaki akan cenderung jadi gendut kalo udah nikah"komen Rey saat aku memgangkat piring bekas dia makan  "Kenapa?"tanyaku. "Makannya di urus sayang.kalo masih bujang kan siapa yang perduli kalo pun belum makan"jawab Rey, Aku tertawa . "curhat pak dokter?"godaku. Rey tertawa. "Hanya pemberitahuan"jawabnya sambil memakan habis potongan melon. Aku lalu membereskan bekas makan dan mencuci piring dan aku terlonjak kaget saat Rey memeluk tubuhku dari belakang setelah dia menaruh piring bekas makan buahnya di bak cuci piring. "Bikin kaget "protesku. Rey tertawa di bahuku. "Aku semakin takut kehilangan kamu Kal....apa yang kamu lakukan sekarang sesuai sekali dengan apa yang aku bayangkan selama ini....kamu ada di dapur,melayani aku makan dan aku ganggu kamu yang sedang cuci piring...sayang kamu ga pakai daster"ungkapnya dengan dagunya di bahuku. Aku tertawa. "Kenapa terobsesi sekali sih sama daster?"ejekku. "Ga tau....kayanya kamu kelihatan seksi kalo pakai daster"jawabnya. "Kalo selain pakai daster trus aku pakai koyo di kanan kiriku juga bau minyak angin masih seksi ga?"godaku. Rey terbahak sambil melepaskan pelukanya di pinggangku.Aku menutup keran karena selesai mencuci piring laku berbalik dan menemukan Rey sudah bersandar di kithen island dan menumpuk kedua tangannya di d**a. "Kamu ga bisa jawabkan?"ejekku. Rey menggeleng. "Aku itu dokter Kal.Kalo kamu nikahnya sama aku,mana mungkin aku biarin kamu sakit.Sebelum kamu sakit pasti udah aku periksa.Jadi pemandangan kamu pakai koyo dan bau minyak angin,kemungkinannya sangat kecil"sanggahnya. Aku tertawa. "Kok aku bisa lupa ya.."godaku. Rey tersenyum lalu manatapku instens sampai aku jengah.Gimana aku ga jengah,dia mengamati penampilanku dari atas sama bawah.Mana aku pakai celana pendek dan kaos ketat.Pakaianku kalo sedang di rumah. "Kalo kamu pakai daster pendek...kamu pasti kelihatan berkali lipat lebih seksi di banding kamu pakai hotpant dan kaos ketat gini"ungkapnya saakan menelanjangi penampilanku dengan tatapannya. "Kok bisa?"tanyaku masih risih. Ganteng mama....gimana ga risih...aku kan ga tau apa yang ada dipikirannya saat menatapku seinstens ini.Aku aja grogi. "Susah bukanya Kal kalo pakai hotpants dan kaos ketat gitu.Kalo pakai daster kan aku tinggal nyusupin tanganku ke balik daster trus aku pelorotin celana dalam mu dan aku suntik deh,di dapur juga ga masalah kalo udah halal mah"jawabnya c***l. Aku ngakak. "c***l banget sih kamu sekarang"protesku. Rey mengusap tengkuknya. "Gara gara kamu.Kejadian terakhir kita tindih tindihan bikin aku terus ngebayangin kamu telenjang dan aku ada di atasmu.Itu yang membuatku semakin takut kehilangan kamu.Aku bukan lelaki b******k Kal.Aku merasa aku udah sentuh kamu dan harus aku milikin gimana pun caranya.Aku ga rela kalo kamu sampe sama orang lain"kata Rey. Aku tersenyum lalu mendekat ke arahnya. "Kamu manis amat sih?"godaku sambil merapatkan tubuhku ke arahnya. "Mundur ah jangan gini....aku belum mandi Kal...kotor banget"tolak Rey. "Wangi kok...."bantahku dan menyusuri leher Rey dengan hidungku. Rey menoleh ke belakang dengan wajah panik. "Kal...aku masih mau punya kepala"rengek Rey berbisik. Aku terbahak lalu melepaskan diri.Rey menghela nafas lega dan menarik tanganku ke rumah tengah lagi. "Repot kalo berduaan sama kamu gini"keluhku dan aku tertawa dalam cekalan tangannya. Kami berlalu lagi ke ruang tengah rumahku. "Loh tante sama om mau kemana?"tanya Rey melihat papa bangkit dan mamaku mematikan TV  "Mau tidur Rey....kamu di temenin Lila aja ya.Besok om sama tante ada acara senam jantung di Twins Hospital bareng om Prass"lapor papa. Rey mengangguk dan aku sudah mengulum senyum melihat wajah frustasi Rey.Menghindari berdua sama aku malah kami di tinggal berdua. "Mama bobo dulu ya Kal!"pamit mama mencium pipiku. aku hanya mengangguk.Papa juga mencium pipiku lalu merangkul bahu mama masuk kamar. "Hadeh malah di kasih kesempatan berdua"kleuh Rey sambil menghempaskan tubuh di sofa begitu mama dan papaku lenyap dari ruang tengah. Aku tertawa lalu ikut duduk di sebelahnya. "Kamu pede amat ,kalo aku bakal nyerahin diri buat di cabulin,kamu belum mandi gitu"sanggahku. Rey tertawa. "Bagus deh...."jawab Rey. Kami akhirnya menonton fox channel dan Rey justru tertidur sambil bersandar di bahuku.Aku membiarkan dia tertidur dan melanjutkan menonton film itu sendiri sampai jam menunjukan jam 12 malam.Mau aku bangunkan kasihan dia pulas sekali.Jadi aku memperbaiki posisi tidurnya agar memanjang di sofa lalu mengambil selimutku di kamar dan aku selimuti tubuh Rey yang tertidur.Aku rasa papa dan mama ga akan marah kalo Rey menginap,toh tidur kami terpisah. "Selamat bobo dokter....."desisku setelah mencium kening Rey lalu beranjak ke kamarku. Pagi pagi benar mama membangunkanku. "Kal bangun mama sama papa mau jalan,kasihan kalo Rey bangun dan ga ada yang nemenin sarapan"kata mama. Aku langsung bangun. "Maaf mah,aku ga tega bangunin Rey kayanya cape banget"kataku. Mama tersenyum. "Iya nak...mama sama papa ngerti kok.Sekrang kamu bangun dan mandi.Kamu mesti tanggung jawab karena kasih dia menginap,urus sarapannya,takutnya dia harus praktek lagi"kata mama. Aku menurut mandi lalu setelah mandi aku turun dan kedua orang tuaku sudah berangkat.Aku jadi sibuk meminta bibi membuatkan roti bakar untuk aku dan Rey sarapan. "Maksih Bi..."ungkapku setelah sarapan siap. Aku bawa roti bakar itu ke ruang tengah juga segelas teh manis hangat untukku dan kopi untuk Rey.Aku taru semua di meja lalu beranjak duduk di sofa. Aku mencium pipi Rey untuk membangunkannya takut dia mesti ke rumah sakit.Hari ini weekend sih...tapi siapa tau kan? Rey mengerjapkan matanya menyadari ciumanku. "Morning....dokter..."sapaku. Rey gelagapan lalu tersenyum hangat menatapku. "Morning cantik....pantes aku pulas tidur ,aku pakai selimut kamu ya??"jawabnya. Aku tertawa. "Aku ga tega bangunin kamu dan mngusirmu pulang,kayanya kamu cape banget"jawabku. Rey tersenyum lagi lalu bangkit terduduk. "Jam berapa Kal?"tanyanya. Aku melirik jam di tangan Rey. "Tuh kamu pakai jam tangan"jawabku. Rey mengusap tengkuknya. "Lupa...astaga udah jam 9 pagi..."desisnya meringis. "Kamu mau ke rumah sakit?"tanyaku. Dia menggeleng. "Ga sih...kan libur kecuali ada yang urgent"jawabnya sambil menerima roti bakar dari tanganku. "Mau ke kamar mandi dulu ga?"tanyaku. Rey cengar cengir. "Bolehkah....aku ga bisa kalo belum sikat gigi"jawabnya. Aku tersenyum lalu bangkit dan menarik tangannya. "Ayo di kamarku aja"ajakku. Rey duduk lagi. "Ga deh yang...ga enak"tolaknya. "Mama sama papa lagi pergi"jawabku. "tapi kan ada pembantumu sayang,mereka bisa ngadu kamu undang aku ke kamarmu"tolaknya lagi. Aku tertawa. "Trus maumu gimana?"tanyaku. "Aku pakai kamar mandi bawah aja deh yang....minta aja sikat giginya "pintanya. Aku menurut kembali ke kamarku dan kembali dengan sikat gigi baru dan pasta gigi juga handuk. "Mau mandi ga?,biar segar"tanyaku begitu kembali. Rey mengangguk. "Maaf ambilin baju di mobil bisa ga?,kalo kamu ga repot"pintanya. "sini kunci mobilnya,tar aku kasih kamu.Sana mandi!!"usirku. Rey menurut dan masuk kamar mandi tak jauh dari ruang tengah.Aku bergegas mengambil baju ganti Rey di bagasi mobil dan ternyata ada peralatan mandi juga,kayanya persiapan kalo dia mesti lama di rumah sakit.Aku ambil semua tas berisi baju Rey,Aku tak tau dia mau pakai baju yang mana,aku kan ga berani bongkar isi tasnya.Aku tau ada peralatan mandi juga karena tasnya terpisah. "Yang bajumu!!"seruku dari balik pintu kamar mandi. Aku terperangah saat aku melihat Rey sudah topless. "Loh malah di bawa semua.bukan ambil yang mana aja"katanya sambil menerima tas dari tanganku. Aku cengar cengir. "Aku takut bongkar tasmu,takut salah"sanggahku. Rey tertawa. "okey....aku mandi dulu"katanya sambil menutup pintu kamar mandi. Aku menunggunya selesai mandi sambil menonton TV sampai Rey selsai mandi baru kami sarapan.Setelah itu kami bersantai sampai Rey pamit untuk ke rumah sakit. "Besok aja ya jalan jalannya,atau nanti sore.Kamu istirahat aja ya,mumpung libur"perintahnya. Aku hanya mengangguk lalu melepasnya pergi ke rumah sakit.Repotnya punya pacar dokter gini kali ya....mesti siap jadi second priority. ### Rey mulai meyebalkan ....dan next part gantian Kalila yang berubah menyebalkan Kenapa??? see you next part kesayangan aku kiss and love
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD