Setelah weekend aku menghabisin waktu dengan Rey di rumahku,tiba waktunya kembali ke rutinitas kerja kami.Pada hari senin,Rey menjemputku kerja karena dia masuk kerja dengan shiff middle.
"Cantik,nanti pulang tunggu aku jemput ya,jangan pulang sendiri"perintah Rey.
Aku tertawa.
"Aku belum pakai make up loh,kok bisa bilang aku cantik,gombal nih kamu pagi pagi"jawabku.
Rey tertawa.
"Ga dong aku ga gombal,kamu mah ga percaya trus "keluh Rey sambil membantuku membuka self belt.
Gantian aku tertawa.
"Makasih tampan,sini aku cium!!"seruku meraup wajahnya.
Rey tergelak lalu terdiam saat aku menyium bibirnya.Diam kan kalo aku udah sosot.
"Aku suka kamu cium,aku jadi semangat,boleh lagi ga?"godanya saat ciuman kami terlepas.
Aku tertawa.
"Kerja dokter,pacaran mulu"ledekku mencangklong tasku.
"Aku maunya nikah,tapi kamu masih mikir"jawabnya.
Aku tergelak sambil membuka pintu mobil.
Rey membuka kaca mobil.
"Tunggu aku jemput ya!!"pintanya lagi.
Aku mengangguk lalu Rey berlalu juga dari loby yayasan.
"Senangnya lihat Non Lila,udah ceria pagi pagi gini"goda pak Karsono yang berdiri di pintu masuk yayasan.
"Pagi pak....harus ceria dong pak"jawabku.
Pak Karsono tersenyum dan aku masuk gedung.Aku kerja membuat laporan dan membayar tagihan bekas acara perayaan ulang tahun yayasan kemarin.Linda melaporkan kalo donasi dari para tamu undangan untuk yayasan mencapai ratusan juta.Aku kaget juga,sumbangannya rata rata berupa cek dalam amplop tertutup dan aku menyuruh Linda membuat laporannya untu di teruskan pada Gladis dan Nino sebelum aku cairkan di bank untuk masuk ke rekening yayasan,
Selesai urusan dengan Linda,gantian bu Meny menemuiku dan menyerahkan kebutuhan ruang makan.
"Non Lila mau ganti menu ga untuk bulan depan?,ini kan sudah mau abis bulan,biar ibu bisa berhitung juga berapa banyak kebutuhan untuk itu"tanyanya
"Emang menunya ganti tiap bulan bu?'tanyaku.
"Iya Non,biar ga bosen"jawabnya.
Aku diam.
"Buat menu yang banyak di sukai anak anak aja bu.biar orang tua mengikut"pintaku.
"Ga Non aja yang buat?,biasanya Non Gladis yang buat.Biar bibi tinggal siapin kebutuhan bahannya jadi gampang Non"jawab bu Meny.
Aku diam lagi.
"Ibu sibuk ya?"tanyaku.
Bu Meny tersenyum.
"Bukan sibuk Non,ibu cuma ga mau duduk cuma buat menu"sanggahnya.
"Masalahnya aku kan ga tau apa yang jadi kesukaan anak anak"sanggahku jujur.
"Anak anak mah suka semua Non,yang penting ada olahan ayam"jawab bu Meny.
Aku terdiam.
"Gini dah tar kalo saya udah selesai kerja,kita susun sama sama ya,saya yang nulis,ibu yang bilang menu apa yang jadi favorit anak anak"pintaku.
"Siap Non!!,kalo gitu saya permisi Non"pamitnya bangkit.
"Okey....dan tolong bilang bu Minah suruh temuin saya ya bu!!"pintaku.
Bu Meny mengangguk lalu beneran keluar dari ruanganku.Aku kan belum kasih tau bu Minah soal dia akan kerja di yayasan.Tak lama bu Minah datang ke ruanganku.
"Non...Lila.....saya mau pamit sama Aldi"katanya begitu berdiri di hadapanku.
Aku langsung bangkit menyongsongnya
"Kenapa bu?"tanyaku sambil membimbing bahunya untuk duduk di sofa ruanganku.
"Saya ga enak Non kalo lama lama di sini.Lagian saya sama Aldi kemarin dapat rezeki dari bazar,saya jadi punya uang Non"lapornya setelah duduk bersisihan denganku.
Aku tersenyum.
"Alhamdulilah ya bu....."desisku.
Bu Minah mengangguk.
"Karena itu Non saya mau pamit,tapi Aldi sama saya boleh kan main ke sini kalo kami kangen?"tanyanya.
Aku mengangguk.
"Saya izinkan ibu pulang....tapi untuk mengambil barang barang ibu dan Aldi.Ibu akan kerja di sini bantu apa pun yang bisa ibu kerjakan,ibu akan di gaji sama seperti yang lain dan Aldi akan sekolah lagi saat ajaran baru di mulai.Untuk saat ini biar dia ikutan belajar di perpustakaan tiap sore ya"kataku.
Bu Minah ternganga.
"Bu.....ibu dengar saya ngomong kan?"tanyaku mengguncang lengannya.
Bu Minah mengerjapkan matanya.
"Non Lila ga bohong kan??,atau saa ga mimpi kan??"tanyanya sambil menepuk pipinya sendiri
Aku tertawa lalu meremas tangannya.
"Kan saya udah janji buat kasih ibu kerjaan dan Aldi bisa sekolah lagi,yang penting ibu kerja aja yang benar di sini ya...gajinya ga besar bu,tapi mungkin cukup kalo buat ibu berdua Aldi.Ibu kan bisa tinggal di sini,saya bakal suruh bu Meny siapin kamar untuk ibu dan Aldi ya"kataku.
Bu Minah meneteskan airmata.
"Makasih Non....ini udah lebih dari cukup....seperti yang lain,saya bakal mengabdikan diri saya pada yayasan"jawabnya.
Aku tersenyum.
"Udah ah jangan nangis....mending sekarang ibu pikirin kapan ibu mau pindah ke sini dan mulai kerja ya.Nanti sore kan sama ada urusan sama bu Meni,nanti saya bilang soal kamar untuk ibu"kataku sambil mengusap lengannya.
Bu Minah mengangguk.
"Baik Non.....saya turun dulu,udah mau makan siang.Bu Meny pasti ribet urus anak anak"katanya pamit .
Aku mengangguk dan melepas bu Minah keluar ruanganku.Aku akan cerita pada Rey soal ini nanti saat dia jemput aku pulang.
Tapi......saat tiba waktu aku pulang,malah supir papa yang jemput aku.Aku buru buru menelpon Rey dalam perjalanan pulang ke rumah.
"Maaf cantik,aku terjebak dengan banyak status pasien.Seminggu aku libur dan aku takut melewatkan banyak hal,kamu ga ngambek kan?"jawabnya saat sambungan tersambung.
"Dih ngapain aku ngembek.kan kamu kerja"jawabku.
"Kalo kangen?,kangen ga sama aku?"tanyanya.
Aku jadi tertawa.
"Biasa aja kan tadi pagi kita ketemu tampan"godaku.
Bukan tawa yang aku dengar malah helaan nafas berat.
"Aku bertepuk sebelah tangan"desisnya.
Aku terbahak sekarang.Kebayang banget muka kesal Rey,bibirnya yang manyun dan pipinya yang menggembung.Dia punya ekspressi ngambek seperti anak kecil yang buat aku gemes untuk mencubit pipinya.
"Cantik....masa aku mesti ga temuin kamu ,biar kamu rindu sama aku"katanya.
"Dih apaan tuh gitu,kalo kamu kaya gitu,aku cari dokter lain sih"protesku.
Rey tertawa.
"Ngancemnya bikin ngeri......mau sama dokter Omar ga apa dokter Syarief kalo dokter Rey ga ada?"tanyanya.
Aku diam berpikir,dokter Omar,dokter Syarif.....itu kan??
"Ganteng ga?"tanyaku menyadari candaannya.
"Gantengnya kaya aku lah.Kalo kamu minat tar aku kasih nomornya"jawab Rey.
Aku mengulum senyum sambil menggeleng.
"Aku tipe setia sayang.....aku nunggu kamu ga sibuk aja.....lagian dokter Omar sama dokter Syarief juga sibuk hari ini"tolakku.
Rey tertawa.
"Miss you so bad cantik......."desis Rey.
"Aku enggak"sanggahku.
"Astaga....keras kepala sekali...."keluh Rey.
Aku tertawa.
"Udah ah sana kerja.Kabarin aku kalo kamu udah selesai kerja ya...love you tampan"kataku sambil menutup sambungan dan tak menunggu reaksi Rey.
Tapi saat kemudian pesan dari Rey masuk.I love you ,too cantik.Tulis Rey pada pesannya.Senyumku terbit dan aku jadi menatap keluar jendela mobil dengan perasaan yang berbunga bunga.
Itu hari pertama,hari kedua saat Rey menjemputku kerja,malah dia terlihat lesu.
"Kamu sakit yang?"tanyaku.
Rey menggeleng.
"Hanya suntuk......aku ga apa kok.Segelas kopi bakal buat aku segar lagi"sanggahnya.
Aku mengawasinya yang memang terlihat suntuk menyetir mobilnya.
"Mau gantian nyetir sama aku?"tanyaku.
Rey tersenyum miring.
"Ga usah yang,cukup aku yang suntuk,kamu ga usah ikutan.Kalo kita berdua suntuk malah bikin runyam"tolaknya.
Aku akhirnya diam.Tadinya aku mau cerita soal bu Minah,tapi nantilah aku cerita.Semalam aku memang mengabaikan telepon dan pesan Rey,karena aku tidur.Apa karena ini ya dia suntuk??,aku yang ga dengar keluhannya semalam.Aku tau karena Rey mengirimkan banyak pesan berisi cerita kondisi pasien yang dia tangani.
"Kamu nanti jemput aku ga?"tanyaku.
Rey tersenyum
"Aku harap bisa,maaf ya...aku ada jadwal operasi selepas makan siang,jadi mudah mudahan aku sempat untuk jemput kamu"jawabnya.
"Aku bakal tunggu sampai kamu jemput aku"kataku.
Rey menatapku.
"Kamu nanti cape Kal.....jangan keras kepala....lagian mau apa sendiri di yayasan"katanya
Aku terdiam.
"Kalo gitu aku susul kamu ke rumah sakit.Aku temenin kamu kerja kaya kamu temenin aku"jawabku lagi.
Rey tertawa.
"Jangan....rumah sakit ga kondusif buat kamu yang sehat...tunggu aku jemput aja kamu di sini"katanya menyerah.
Aku tersenyum
"Harusnya kamu tau kalo ga akan menang berdebat lawan aku"sahutku sambil mengangkat daguku.
Rey tertawa lalu mengacak rambutku.Tawa pertamanya hari ini.
Saat sore tiba ternyata Rey benar benar sibuk karena terjebak banyak pekerjaan.Aku jadi menelpon mamaku kalo pulang telat dan mengabarkan kalo aku ada di yayasan menunggu Rey jemput.
Mama mengizinkan.Akhirnya aku bertahan di ruang kerjaku sampai azan magrib tiba lalu aku turun untuk sholat.Setelah itu aku bergabung makan dengan yang lain.Setelah itu aku mengobrol dengan para pekerja yayasan sampai Rey datang.
"Non Lila kangen sama dokter sampai setia nunggu dokter datang jemput"goda bu Asih.
Aku merona dan Rey tertawa.
"Saya tau bu,aneh ya bu dokter kaya saya aja di kangenin"godanya.
Aku cemberut.
"Dih siapa yang kangen kamu"sanggahku.
Mereka yang bergabung dengan kami terbahak.
"Pak dokter mau kopi ga?'tanya bu Meny.
Rey mengangguk.
"Boleh kan yang kalo aku ngopi dulu?,kopi bu Meny enak banget"pinta Rey mangabaikan semua yang senyam senyum melihat aku merona lagi.
"Silahkan sayang...."desisku sambil tersenyum.
"Cie...cie...."ledek bu Meny sambil bangkit.
Aku tertawa.Tak lama bu Meny kembali dengan kopi untuk Rey lalu kami mengobrol lagi sampai pak Marno dan pak Karsono juga pak Saleh bergabung untuk ikutan ngopi juga.Aku melihat gimana Rey berinteraksi dengan yang lain.Humble sekali,dia santai berbincang soal bola dan balap motor dan aku hanya menyela sesekali.Bu Meny dan bu Asih pamit saat jam menunjukan pukul 9 malam.Bu Meny membereskan ruang makan di bantu yang lain sedangkan bu Asih pamit karena Rahman di antar suster meminta tidur.
Jam 10 malam baru aku dan Rey beranjak pamit.Saat dia mengantarku mengambil tas di ruanganku.kami bersentuhan lagi.Kami berciuman di sofa ruanganku.
"Kangennya aku sama kamu"katanya dengan aku yang telentang di sofa dan dia berada di atas tubuhku.
Aku tersenyum sambil mengusap wajahnya yang masih berjarak cukup dekat dari wajahku karena kami selesai berciuman.
"Suntuknya hilang ga?"tanyaku.
Rey tersenyum sambil mengusap dahiku dan menatapku intens.
"Kamu selaku mampu mengalihkan semua keresahanku yang.....walaupun kita cuma saling bertatap muka"jawabnya.
"Tapi kita ciuman?"godaku.
Rey tertawa.
'Kamu sih mau aja....masa aku nolak"sanggahnya.
Aku tertawa.
"Bastard"bisikku.
Rey tertawa.
"Ayo ah pulang!!udah malam"ajak Rey bangkit.
Dia lalu membantuku bangkit dan setelah aku berdiri aku memperbaiki pakaianku yang berantakan.
"Kerja tuh ga boleh pakai daster ya yang?"tanyanya.
Aku tertawa.
"Buat mudahin kamu mengerangi pahaku ya?"tanyaku.
Rey tertawa.
"Mungkin....tapi aku suka aja lihat kamu pakai daster"jawabnya.
Aku tolak pinggang di depannya.
"Kamu mau rubah aku jadi pembantu rumah tangga ya?"tanyaku.
Rey tertawa lagi.
"Ga yang....mau rumah kamu jadi ibu rumah tangga yang nunggu aku pulang kerja trus aku gendong kamu ke kamar dan aku suntik"jawabnya.
Aku terbahak dan mendorong tubuh Rey yang tertawa menjauh.
"Halalin dulu pak dokter"jawabku sambil mengambil tas kerjaku.
"Pasti itu mah....sayang aja masih mesti nunggu hilal"jawabnya sambil merangkul bahuku keluar ruanganku.
Aku terbahak lagi dalam rangkulan Rey menuju lift.
Dan hari hari selanjutnya malah kesibukan Rey lebih menggila lagi.Kami hanya bertemu saat dia mengantarku kerja.Aku pulang di jemput supir papaku.Kali ini Rey tidak mau mengalah saat aku bilang aku akan bertahan di yayasan sampai dia jemput.
"Ga Kal,pulang!!,aku ga bisa janji bisa datang jemput kamu"perintahnya.
"Aku yang susul kamu ke rumah sakit"kataku.
Terdengar helaan nafas berat Rey di telepon.
"Yang...di sini sedang ada wabah DBD.Aku ga mau kamu tertular.Semua bangsal anak penuh begitu bangsal yang lain.Kami lagi berusaha menyembuhan pasien.....kan kita juga masih ketemu kalo aku antar kamu kerja....yang tolong ngerti dong...."rengek Rey.
Aku jadi tak enak karena merasa membuatnya bimbang.
"Aku juga kangen dekat kamu...tapi aku kan punya tanggung jawab pekerjaan sayang....nanti kalo aku sudah ga sibuk....kita jalan jalan ya....yang......"katanya lagi.
Aku menghela nafas.
"Okey....janji sama aku kalo kamu juga jaga kesehatanmu ya!"pintaku.
"Siap cantik!!"serunya.
"Jangan lupa kabarin aku kalo kamu udah di rumah"lanjutku.
Rey tertawa.
"Iya....udah dulu ya...aku mesti urus kerjaan.Jangan ngambek ya!!,cantikmu nanti berkurang kalo kamu ngambek"godanya.
Aku memutar mataku.
"Iya...."
"Love you cantik...."tutup Rey.
Jadi aneh gini ga ada Rey.Aku jadi kesepian.Pas weekend juga dia harus di rumah sakit.Gimana aku ga suntuk.Aku jadi main ke rumah Farah untuk curhat.Sashi mah udah tidak bisa aku ganggu,dia sudah mendekati waktunya lahiran.Aku mau dia banyak istirahat.
"Far waktu elo masih pacaran sama laki elo.Dia sibuk banget ga sih?"tanyaku pada Farah.
Farah tertawa.
"Sibuklah!!,kita kaya LDR an saking jarangnya ketemu.Nirham kaya tinggal di rumah sakit.Tapi ya bisa apa Kal...protes juga ga bisa,orang dia kerja"jawab Farah.
"Elo trus nanganinnya gimana?"tanyaku.
Farah menghela nafas.
"Gue juga buat diri gue sibuk Kal.Laki tuh orang yang ga suka di ribetin Kal,santai aja elo hadapin kesibukan Rey.Kalo elo malah cerewet,ngambek atau marah marah,nanti malah tuh laki kabur.Toh dia sibuk kerja dan bukan sibuk sama cewe lain.Pekerjaan dokter kan gitu,ga bisa di tinggal atau di tunda kalo belum di pastikan benar kondisi si pasien aman atau stabil.Laki gu pernah dua hari di rumah sakit cuma buat memastikan pasien yang selesai operasi buat memastikan kondisinya benar benar stabil paska Operasi.Rey mungkin lagi lakuin hal sama juga.Sabar aja elo nya"kata Farah.
"Berarti gue ga usah telpon atau kirim pesan gitu?"tanyaku
Farah tertawa.
"Bodohnya....komunikasi sih penting banget sista....jangan gara gara jarang komunikasi malah buat renggang.Udah mah jarang ketemu.Elo kan bisa kirim pesan dan telpon untuk kasih dia perhatian biar dia tau kalo elo ga marah atau menerima kesibukan dia.Kalo elo ga komunikasi sama dia,malah dia bakal mikir elo ga perduli.Cuma ya jangan tiap jam apalagi menit juga.Hubungi biasa aja,kalo ga di balas ya mungkin dia lagi sibuk,jangan miara pikiran negatif.Bahaya kalo elo miara pikiran negatif sama laki Kal,bisa buat elo sama dia jadi berantem.Pokoknya sabar"jawab Farah.
"Trus maksud elo jangan bikin ribet apaan?"tanyaku.
"Ya kalo elo mendadak manja dan nyebelin yang merengek kangen ga jelas,mendadak brutal telpon atau mendadak minta pergi kencan"jawab Farah.
Aku terdiam.Aku harus ngapain ya biar ga rengek kangen sama Rey?.Oh i see.....aku bisa masuk les masak.Jadilah aku daftar les memasak.Jadi setiap pulang kerja aku bisa ikutan kelas itu dan aku rahasiakan pada Rey untuk memberikan kejutan.
Benar Farah sih,aku jadi punya pengalihan pikiran.Aku dan Rey tetap komunikasi melalui chat WA atau telpon saat menjelang kami tidur.Aku memang tak pernah melakukannya lebih dulu,aku yang menunggu Rey menghubungiku.Kalo chat,aku masih mau menghubunginya duluan karena berpikir tidak akan mengganggu kesibukannya.Semua berjalan lancar dua minggu ini menurutku karena kami toh tak pernah ribut ribut saat bisa bertemu untuk pergi kencan.
"Yang aku boleh tanya ga?"tanya Rey saat kami pulang nonton di ruang tamu rumahku.
"Soal?"tanyaku.
Rey menatapku.
"Kamu sibuk juga ya belakangan ini?,maksudku setelah kamu pulang kerja"tanya Rey.
"Oh lumayan sibuk sih,kenapa?"tanyaku
"sibuk apa?"tanyanya.
Aku tersenyum.
"Sibuk mikirin kamu"jawabku.
Rey tertawa.
"Aku serius yang...kamu malah becanda"keluhnya.
Aku menatapnya dan Rey jadi diam.
"Aku serius kok.Aku sibuk mikirin kamu,apa kamu mikirin makananmu saat kamu sibuk?,apa kamu juga jaga kesehatanmu?,trus....apa kamu juga mikirin aku?"jawabku.
Rey balas manatapku intens.
"Itu sih kamu ga pernah tanya atau telepon aku untuk memastikan sendiri,kalo aku ga telepon kamu ga telpon aku.Kamu beneran mikirin aku ga sih?,pasti kamu bohong"kata Rey.
Aku menghela nafas pelan.
"Ternyat serba salah ya jadi perempuan.Aku coba bersikap biar kamu ga ribet dengan keluhanku,dan rengekanku,malah kamu protes.Aku berusaha menyibukan diri ku dan menahan diri untuk ga mnghubungimu biar kamu konsen sama kerjaanmu,malah kamu protes"keluhku sambil cemberut.
Rey tertawa.
"Sayang....bukan gitu maksudku.Gini sayang...."katanya sambil memegang bahuku agar mengahdapnya lagi.
"Apa lagi...."kataku malas.
"Yang...dengar dulu....jangan ngembek dong,akan sia sia usahamu untuk ga bikin aku ribet kalo sekrang malah kamu ngembek"jawab Rey.
aku terdiam menatapnya.
"Yang....ganggu aku aja,telpon aku,mau kamu ngambek,mau kamu ngerengek...apa pun....lakuin aja saat kamu mau telepon aku.Aku sebisa mungkin akan angkat,kalo aku sibuk aku akan bilang kamu.Nanti kan bisa gantian aku yang telpon kamu.Aku kangen tau dengar suara kamu,Lagian....aku aneh ga kamu cari cari.Kita memang belum lama sama sama,tapi rasanya ada yang hilang aja kalo ga dengar suaramu.Udah mah kita jarang ketemu masa dengar suara mu juga aku ga bisa"jawab Rey
Aku tersenyum.
"Yakin kamu tahan dengar aku kesal sama pacarku yang mendadak sibuk kerja dan aku di lupain??"godaku.
Rey tertawa.
"Paling kamu marah marah terus ujung ujungnya bilang aku rindu pak dokter"ledek Rey.
Aku terbelak dan pinggang Rey habis aku cubit.Bikin kesel.
"Astaga Kal....KDRT kamu nih"keluh Rey mencekal kedua tanganku.
Aku cemberut.
"Lagian...bikin kesel"keluhku.
Rey tertawa lalu menatapku.
"Kamu tau....aku senang kamu bisa bersikap dewasa dengan tidak merengek dan berusaha mengerti akan kesibukanku,tapi aku yang mau kamu buat sibuk juga Kal,aku biar tau apa yang kamu pikirkan tentang aku,tentang pekerjaanku dan tentang kita.Aku mau tau semua tentang kamu.Apa yang kamu pikirkan,apa yang kamu rasakan,apa yang kamu cemaskan,apa yang kamu inginkan.Aku mau tau sejauh mana arti kehadiran diriku buat kamu"jawab Rey.
"Kalo arti hadirku buat kamu?"tanyaku.
Rey tersenyum.
"Pastinya besar"jawab Rey.
"Seberapa besar?"kejarku.
Rey meraup wajahku.
"Aku tak bisa mengukur.Dengan memikirkan dan membayangkan wajahmu aja,aku seperti punya dorongan semangat untuk menghbiskan waktuku di rumah sakit,berharap kesibukanku mereda dan aku bisa segera temuin kamu dengan segudang rindu.Mendapati kamu yang ga bisa aku temui sesring yang aku mau,membuatku merasa aku kesepian,tak ada tawa riangmu,tak ada ledekanmu yang bikin aku tak berhenti tertawa.Tak ada sentuhan hangat kamu.Aku ga bisa menghirup harum tubuhmu,memelukmu dan aku ga bisa cium kamu"kata Rey lalu perlahan mencium bibirku.
Aku terbius lagi dan lagi....................
Ciuman Rey yang penuh kelembutan membuatku terbang dan menapak lagi.Apalagi saat ciuman itu turun ke leherku dan tanganya meremas dadaku lembut,aku semakin hilang akal.Tanganku juga menggerayangi tubuh Rey.Aku menyusupkan tanganku ke balik kemeja yang Rey pakai.Aku mengusap perut Rey lembut dan Rey menghentikan kegiatannya menciumi dadaku dan menatapku.Aku menggigit bibirku takut,tapi Rey malah tersenyum lembut dan melanjutkan lagi aksinya menciumi dadaku.Aku jadi berani dan menggerakan kedua tanganku yang menyusup ke balik kemejanya sementara aku juga menciumi leher Rey yang beraroma maskulin.
"Yang...."rintihku saat Rey juga menyusupkan tangannya ke balik kaosku
Hanya nafas Rey yang terengah yang menjawabnya.Astaga....semoga mama dan papaku tak menjeda kami.Aku benar benar kepayahan dengan hasrat yang menggila saat Rey menindihku dan satu tangannya mengangkat naik kaosku dan dia menyerang dadaku lagi setelah dia meloloskannya.Aku meremas kepala Rey saat dia bergerak menggila atas dadaku yang sudah keluar sebelah dari Bra yang aku pakai.
Astaga bisa seenak ini....pantas banyak perempuan akhirnya pasrah menyerahkan diri untuk di sentuh lelaki tanpa pernah sempat berpikir lagi apa lelaki itu baik atau berengsek.Aku merasakan itu sekrang.Aku pasrah menerima saat Rey menyentuhku sejauh ini.Belum gerakan tubuhnya yang bergerak seakan kami bercinta sungguhan.Deru nafas kami sudah sama sama terengah dan aku menarik kepalanya bangkit saat aku sudah tak tahan untuk merasakan orgasmeku karena sentuhan Rey.
Emang laki....bukan kasih aku jeda,Rey malah menciumku dengan cara lebih menggila.Dokter.......masa aku mau di gagahin di sofa ruang tamu rumahku.Mana puas sih.Aku mau jerit jerit karean keenakan ajua ga bisa,aku kan mau banget melepaskan suara desahanku.DIa enak bisa nahan diri,aku loh rasanya mau banget jerit....enak banget dokter........tapi mana bisa.Rey berhenti bergerak saat dia menghisap keras dadaku dan aku merasakan benar kalo dia menggelepar kepayahan di atas tubuhku.Dia mengangkat kepalanya dan menatapku dengan nafas kami yang sama sama terengah lalu tenggelam di ceruk leherku.
"Maaf Kal......aku lose control....."desisnya lirih.
Aku memeluk tubuhnya yang masih menindihku.
"Hei....i'm okey....."kataku menenangkannya dan mengusap punggungnya lembut.
"Aku rindu Kal.....rindu banget...."desisnya lagi.
Aku tersenyum.
"I know....makanya aku bilang aku ga masalah....aku juga kangen kamu...."kataku.
Rey mengangguk di ceruk leherku lalu perlahan bangkit.Memperbaiki letak Braku dan menurunkan kaosku lagi lalu duduk sambil memijat keningnya.Aku ikutan bangkit terduduk.
"Hei kenapa?"tanyaku menyentuh bahunya.
Dia menoleh menatapku.
"Aku ga yakin bakal bisa beneran jauh dari kamu....sekrang aja aku malas banget pulang Kal...KUA buka ga sih malam ini,nikah yuk!!"ajaknya.
Aku terbahak.Bujang masih perawan gini kali ya.Masa make out aja udah buat dia gila.Aku bangkit berdiri lalu menunduk mencium pucuk kepalanya.
"Aku ambil minum dulu ya pak dokter,kan cape abis dokter cabulin"ledekku.
Rey tertawa.Aku berlalu mengambil minum dan tak menemukan papa dan mama di ruang tengah.Kayanya mereka udah tidur.Aku menghela nafas lega.
Rey meminum air putih yang aku bawakan lalu bangkit.
"Aku pulang ya"pintanya.
"SMP amat pak dokter"jawabku.
Rey mengerutkan dahinya.
"Sudah makan aku pulang"jawabku.
Rey tertawa.
"Aku ga yakin bisa nahan diri lagi Kal...udah malam ,pasti mama sama papamu udah tidur,dan setan bakalan lebih gencar menggoda imanku,masa aku tidurin kamu di sofa.Ga enak Kal"jawabnya.
Aku tertawa.
"Anggap aja film porno dok,kan ga perlu tempat lebar juga orang kita mau tindih tindihan"jawabku.
Rey terbahak sekarang dan menarik tanganku bangkit dari dudukku.
"Ayo ah!!"ajaknya.
Aku menurut saat dia merangkul bahuku sampai depan pintu masuk rumahku.
"Besok besok aku mesti pake panty liner kaya cewe deh"kata Rey sambil membuka pintu rumahku.
"Dih buat apa?"tanyaku
"Biar aku ga SMP,kan muntahannya di cover panty liner"jawabnya.
Aku terbahak dan Rey senyam senyum.
"Cara pasangnya di bokser pak dokter gimana?.mending ikutin saranku"kataku.
"Apa?"tanya Rey sambil mengangkat sebelah alisnya.
"Sarungin suntikan pak dokter biar ga muncrat atau pakai helm"jawabku.
Gantian Rey terbahak.
"Jadi suntikan ya.....boleh juga....tapi suntikan buat nyuntik kebo atau sapi ya Kal,suntikan ga kecil kaya suntukin yang biasa kamu lihat"jawab Rey.
Aku tertawa.
"Coba aku cari tau!!"kataku berusaha menyentuh bagian depan celananya.
Rey reflek mundur dan aku terbahak
"Astaga.....nih perawan beneran nantangin aku....tar kalo udah tau ukurannya...malah pusing"keluh Rey.
Aku tertawa dan mendorong tubuhnya menjauh.
"Sana pulang....udah malam...bikin aku gemes"perintahku.
Rey tertawa lalu berjalan mundur seperti biasanya.....
"Malam cantik....love you....dan makasih......"katanya.
Aku tersenyum.
"Bye....dokter.....kasih tau kalo sampe rumah dan love you..."jawabku.
Rey berhenti
"With my pleasure cantik...."jawabnya sambil membungkuk lalu berbalik dan melangkah menuju mobilnya.
Pacar tampanku.....bikin aku gemes trus...
###
Ampun Kal basah ini.....
see you next part ya...
kiss and love