15.Virgin???

2319 Words
Setelah aku keluar Lift terlihat Nino yang menggendong Kimmy yang tertidur memeluk kepalanya dan Omen yang menggenggam tangan Timmy di samping Nino. "Gue ke atas ya"pamit Nino. Aku dan Rey mengagguk. "Om Rey kirain pulang"kata Timmy. Rey tertawa. "Tante Lila kepala yayasan Tim,mana bisa pulang di tengah acara"jawab Rey. "Anak gue bilang pakai uang elo buat jajanin Kimmy dan mau ganti"kaya Omen. Timmy mengangguk,aku dan Rey kompak tertawa. "Ganti uang om Rey pah,aku udah janji,janji gantleman bukan janji b******n"perintah Timmy. Rey terbahak sambil mengacak rambut Timmy.Omen menggeleng lalu membuka dompetnya mengulurkan uang 100 ribu . "Bro ga usah ginilah!"tolak Rey. Omen menghela nafas. "Ambilah,bantu gue.kalo elo ga ambil,gue bisa di ceramahin anak umur 12 tahun"keluh Omen Rey tertawa lagi lalu mengambil uang dari tangan Omen. "Makasih ya Tim"seru Rey. Timmy mengangguk. "Ayo pah.urusan kita udah selesai.aku mau lihat sulap"ajak Timmy. Omen menurut saat tangannya di tarik Timmy ke area acara lagi. "Yang aku mau pipis"pintaku. Rey mengangguk.Kami jadi balik arah ke toilet di area loby.Reu melepas genggaman tangannya saat aku masuk toilet dan sudah ada Nadine yang juga mengantri. "Ka Lila??,gimana bang Nino?"tanyanya. Aku tertawa. "Beres Nad kalo ada bininya sih"jawabku. "Ka Non mah pawang bang Nino.Lagi ponakan gue juga biasanya ga antusias ma cewe,ngapa sama anak bang Nino jadi kepo.Ello habis di omelin bang Andra,soalnya Ello yang suruh Biyan bangunin Maura dengan di cium"jelas Nadine lalu tertawa dan menular padaku. "Lagi kenapa sih abang elo ma Nino perang dingin?"tanyaku melihat celah bertawa. "Bang Brie baper soalnya tante Inge mantan ayah"jelas Nadine. Aku terbelak lalu tertawa. "Ya kali tante Inge mau lepas om Pras,aneh Brie tuh"keluhku. Nadine mengangguk setuju. Kami lalu terpisah beda bilik kamar mandi.Kami bertemu lagi di depan toilet dan menemukan Rey dan Boy yang sedang mengobrol. "Sayang....ayo ke tempat acara lagi,Gladis telpon acara sebentar lagi berakhir"jelas Rey merangkul bahuku. Nadine sudah merangkul mesra lengan Boy,lebih takut dia sih kaya nya di banding aku,Boy kan calon sultan mana masih perlu juga mukanya keceh. "Kak Lila nanti ga bisa nolak ya kalo ada wawancara"kata Boy. Aku hanya tersenyum,aku bukan tidak terbiasa dengan camera tapi aku berpikir aku masih belum menguasai keadaan yayasan.Dan kembalilah kami di depan panggung pertunjukan,masih dengan posisi sama.Di panggung sudah ada Nino di depan piano dan Noni yang sudah depan stand mix.Mereka siap menutup acara.Aku tidak sabar dan sudah membayangkan kalo pertunjukan akan berlangsung epic. Noni bakal bawakan lagu in the arms an Angel ,Sarah Mclachlan.Tau kan lagu itu nadanya sedalam apa. Spend all your time waiting For that second chance For a break that would make it okayThere's always some reason To feel not good enough And it's hard at the end of the dayI need some distraction Oh, beautiful release Memories seep from my veinsLet me be empty Oh, and weightless, and maybe I'll find some peace tonightIn the arms of the angel Fly away from here From this dark, cold, hotel room And the endlessness that you fear You are pulled from the wreckage Of your silent reverie You're in the arms of the angel May you find some comfort hereSo tired of the straight line And everywhere you turn There's vultures and thieves at your backThe storm keeps on twisting Keep on building the lies That you make up for all that you lackIt don't make no difference… Noni bernyanyi dengan suara indahnya dan Nino mengiringi dengan permainan piano yang tidak bisa di katakan amatiran.Keren banget apa lagi sepanjang lagu,anak anak secara bergantian layaknya fashion show sambil membawa pigura foto ukuran 10R mulai dari foto kedua eyang Nino di bawa oleh Noah dan Aiden anak Gladis,lalu foto Rara yang di bawa Naya.Sisanya anak anak yayasan yang membawa fotoku,foto petugas pengurus yayasan,foto Rahman bersama foto bayi bayi di yayasan,foto foto kegiatan yayasan juga ada.Lalu foto foto anak yayasan yang sedang menunjukan hasil kreatifitas dan pertandingan bola atau futsal.Ada juga foto foto yang menunjukan ekspressi anak anak dari menangis berebut makanan atau gelak tawa mereka saat mendapat makan,juga saat mereka belajar di perpustakaan,dan menonton pertunjukan boneka.Semua ada sampai nyanyian Noni berakhir dan Nino bangkit memeluk Noni yang menangis di dalam pelukannya.Standing applous juga membahana "Makasih untuk semua sponsor,panitia acara dan tamu undangan.Juga anak anak luar biasa yang mendukung berlansungnya acara,para penjual bazar,para relawan,para pendonor darah.Semoga Allah memberikan kita kesehatan dan keberkahan agar kita trus menebar kebaikan dan mau belajar untuk jadi lebih baik lagi setiap harinya....kami Noni dan Noni mewakili,seluruh keluarga besar Sumarin Charity Foundation,mohon pamit,asalamuaikum...."tutup Nino masih memeluk istrinya. Tepuk tangan masih membahana mengiringi turunnya Noni dan Nino dari panggung di sambut pelukan dua putrinya dan kedua orang tua mereka,dan selesailah sudah semua rangkaian acara. Seperti permintaan Boy akhirnya aku bersedia juga di wawancara media.Rey setia menemaniku di wawancara,sesekali dia juga ikut menjawab pertanyaan wartawan.Sibuklah body guards mengawal Nino yang menolak di wawancara,dia setengah tergesa menggendong Kimmy dan Maura di gendongan papa Noni yang jadi kelihatan tergesa juga menuju mobil.Ampun Nino mah beneran ga mau keluarganya di sentuh atau di lihat orang. "Kal,kamu pulang sama Rey?"tanya mama. "Iya dong tante masa ga aku antar"jawab Rey.Mama yang merangkul lengan papaku tertawa. "Papa masih mau di sini.Om Prass ngajak ngopi,bawa pulang Rey,Lila kelihatan cape"perintah papaku. Rey mengangguk lalu mencium tangan papa dan mamaku,aku juga menurut.Lalu kami berlalu ke depan loby menunggu mobil bareng dengan genk keluarga Syahreza minus Om Rafael dan tante Selena. "Kalila,Alice mana?"tanya Andra yang menggendong Marsha putrinya. Sesuai namanya,anak bontot Andra itu persis kartun Marsha dalam versi boneka.Wajahnya persis Andra,Matanya coklat terang seperti permen dan wajahnya terlihat senyum seperti Andra ."Kakak sama suaminya Ndra"jawabku ."Elo sama Alice manggil kakak ma gue nama"keluh Andra. Aku tertawa. "Dih sayang bukan kamu ga mau kelihatan tua?,tumben mau di tua tuain"jawab Rosa istrinya yang mencekal tangan Ello Acha sudah di gendong Boy. Sedangkan Brian terlihat memegang tangan Biyan satu satu dengan Cley istrinya yang masih aja di kejar wartawan untuk wawancara,beda dengan Nino,Brian bersahabat dengan media,dan membiarkan keluarganya over exspose. "Aku cuma ngajarin Lila sopan santun sayang,umurku smaa Alice aja tua an aku,tapi dia sama aku,sama Brie dan Nino manggilnya nama doang"jawab Andra. Aku tertawa. "Elo,Brian sama Nino udah mati kartu sama gue"jawabku .ANdra tertawa berdua Rosa ."Mampir yuk Kal ke rumah gue"ajak Rosa saat mobil Andra tiba. "Kapan kapan deh"tolakku. Kami bercipika cipiki dan mobil mereka berderet jadi mereka hampir berbarengan masuk mobil.Aku dan Rey mengawasi sampai mereka berlalu dengan mobil masing masing.Cukup lama aku menunggu Rey yang mengambil mobil. Aku masuk mobil Rey dan berlalu ke rumahku.Setelah mandi,aku bergabung lagi dengan Rey di ruang keluarga rumahku sampai mama dan papa pulang dan kami makan malam bersama setelah itu Rey pulang. Keesokan harinya Rey sudah nongkrong di rumahku menjelang siang.Mama dan papa ternyata pergi untuk arisan keluarga.Tinggallah aku dan Rey berdua di rumah dengan pembantu. "Makan yuk Kal!!"ajak Rey saat tiba makan siang. "Aku masakin aja ya??,biar romantis kaya drama korea"ajakku bangkit. Rey tergelak. "Emang kamu bisa masak?"tanyanya. Aku tersenyum. "Bisalah....masak air,masak mie instans,masak bihun instans,ceplok atau dadar telur,kamu mau yang mana?'tanyaku sambil menahan senyum. Rey tertawa. "Menunya ga ada yang lain?"jawab Rey. "Eh itu udah menu yang paling bisa aku buat"jawabku. Rey tergelak saat aku menarik tangannya ke dapur.Tiba di dapur,malah Rey berjongkok di depan kulkas besar mama dan mengusir pembantu. "Biar aku yang masak"jawabnya sambil bangkit membawa bahan bahan masakan ke meja kichen island. Aku tertawa,jadi penasaran. "Jadi kita mau masak apa?"tanyaku. "Yang gampang aja,tinggal iris iris doang.Tumis brokoli campur wortel di tambah bakso trus....ayam goreng"jelasnya. "kamu tau bumbu ayam goreng?"tanyaku. Rey tersenyum, "Ada bumbu raciknya di kulkas mamamu,jadi bisa tinggal kasih penyedap rasa"jawab Rey santai. Aku menopang wajahku menatapnya yang sibuk membuka bungkus daging ayam. "Komplit amat ya jadi kamu,ganteng,pinter,bisa masak,apa sih kurangnya kamu?"tanyaku  Rey tertawa. "Kurangnya aku,ga bisa buat kamu bersedia nikah sama aku"jawabnya  Gantian aku tertawa. "Bukan ga bisa dan bukan aku ga bersedia sayang....kan enakan pacaran.Yang penasaran yang menyenangkan dan yang haram yang enak,di banding halal"godaku. Rey tersenyum. "Iya sih....emang yang haram yang enak,tapi....seperti makanan haram yang kita makan trus masuk perut,cuma bakal terasa enak di mulut sayang...tapi ga enak di perut,bisa jadi penyakit.Kalo halal.mungkin rasanya ga enak tapi yang ga enak di mulut itu justru yang enak di perut"jawabnya. "And....intinya?"tanyaku masih menatapnya. Rey menghela nafas lalu berhenti dan menatapku lekat. "Kal....emang enak pacaran,terutama buat aku.Aku ga harus terbebani tanggung jawab secara hukum dan agama.Tapi kan buat kamu....apa yang kamu dapat?,kamu juga ga dapat komitmen mengikat atas diriku.Aku bisa aja tiba tiba mutusin hubungan dan kita bubar.Aku cuma bakal dapat cap lelaki b******k dan kamu sakit hati,selesai.Tapi pernikahan,gantian ga enaknya berat di aku.Aku yang mesti bertanggung jawab penuh atas dirimu terikat hukum dan agama.Kamu tapi dapat komitmen mengikat aku,kamu pun berhak atas diriku.Aku ga bisa gitu aja memutuskan hubungan terus kita bubar jalan"jelas Rey "Kenapa kalo banyak enak di kamu yang kita stastus pacaran Rey?dari pada kamu nikahin aku"tanyaku Rey menghela nafas lalu menatapku lagi. "Karena aku berusaha jadi lelaki yang sepantasnya harus bersikap seperti lelaki.Aku ga mau jadi lelaki pengecut atau lelaki yang mengambil keuntungan dari perempuan yang aku tau bisa aku apaain aja"jawabnya. Aku terbelak. "Oya...??"tanyaku tajam. "Tuh kan baru aku ngomong gitu kamu marah,makanya ayo nikah.Biar kamu ga merasa ga aku hargain karena aku sentuh kamu.Sebenarnya beban buat aku Kal,sumpah deh.Aku kan lelaki dewasa,aku memang belum tau rasanya bercinta sama perempuan....." "Serius?"jedaku. Rey mengusap tengkuknya. "Ya kali Kal aku mesti sembarangan tidurin cewe yang aku temuin selewat lalu,paling ngos ngosan doang ga ada rasa.Apa itu yang namanya bercinta?? bukan kan??bercinta itu apa ya....bukan sekedar s*x buat aku.Tapi tanggung jawab,kan bisa aja perempuan yang tidurin hamil,trus masa aku tinggal??"keluhnya. "Bisa pakai kondom kaya di negara barat"jawabku penasaran dengan jawaban dan isi kepala Rey soal s*x. "Hm....walaupun aku belum pernah bercinta dan belum tau rasanya.Dari obrolan m***m yang aku suka dengar dari rekan dokter yang sudah nikah,katanya sih ga enak,kan kehalang Kal" "Buang di luar kalo gitu'jawabku santai. Rey tertawa. "Kamu tau banget ya soal ini?"godanya. Aku merona lalu cengar cengir. "Sory Kal......kamu masih.....virgin kan?"tanyanya hampir berbisik. Aku merasa wajahku memanas karena malu lalu aku memilih menunduk menghindari tatapan Rey. "Sory.....lupain deh kalo aku nanya gini,maaf Kal....apa adanya dirimu aku terima kok"katanya sambil meremas tanganku. Aku jadi merasa perlu menjawab. "Aku sama kaya kamu kok,aku masih virgin"jawabku lalu menatapnya. Rey tersenyum hangat. "Makasih udah mau jawab,aku bakalan beruntung banget kan kalo nikahin kamu,kamu dalam kondisi suci.Jaga itu trus ya Kal,zaman sekarang saat moral semakin bergeser,sudah banyak perempuan yang justru merasa malu karena masih virgin.Aku hargain benar pilihan kamu yang tetap menjaga diri dan kehormatanmu.Aku juga begitu.Sebagai lelaki mudah buat aku melakukan s*x before marrige,tapi aku merasa tidak menghargai diriku kalo aku begitu.Aku mau kasih semua juga untuk wanita yang akan jadi istriku kelak,diriku yang utuh sama seperti istriku yang menjaga dirinya"jawab Rey. Aku tersenyum. "Okey...berarti aku juga beruntung dong kalo dapat suami kamu"godaku. "Harusnya sih,semoga bisa jadi pertimbangan kamu untuk mau aku lamar"jawab Rey sambil mengedipkan sebelah matanya. Aku terbahak. "Dokter genit juga ya?"godaku. Gantian Rey terbahak. "Udah ah ayo kita masak.Kamu potongin tuh sayurannya,aku mau cuci ayam dan kasih bumbunya"parintah Rey. Aku menurut.Emang dasar aku ga pernah masuk dapur mama,aku jadi teriak juga saat Rey menanyakan baskom,panci sampai wajan.. "Aku payah banget jadi perempuan"keluhku. Rey tertawa. "Eh tolak ukur kemampuan perempuan bukan di nilai dari tau tidaknya dimana letak wajan atau peralatan masak di dapur rumahnya sayang....santai aja....."jawab Rey  "Trus dari mana?"kejarku. Rey menunjuk dahiku dengan telunjuknya. "Isi kepalanya.Kalo punya kecerdasan sih,masak doang bisa pelan pelan belajar,lagian aku mau nikahin kamu buat jadi istri bukan buat jadi koki.Aku ga larang kamu belajar tapi ga maksa juga Kal,kalo ada hal lain yang bisa kamu kerjakan untuk menunjukan kamu punya kemampuan,why not??.Kasian juga restoran kalo semua perempuan jago masak,tar ga ada yang beli atau order online"goda Rey. Aku jadi tertawa.Kami lalu konsen masak.Rey dengan sabar mengajariku memotong sayuran smabil menunggu rebusan ayam di bumbu kuning.Pas aku mengiris bawang dan nangis,Rey terbahak. "Kasihan sayangnya aku....iris bawang aja sampe nangis kaya aku KDRT aja"ledek Rey. Aku cemberut. "Kamu aja tuh,paling kamu juga nangis.Aku yang lihat ayam"perintahku. Rey menurut mengambil alih mengiris bawang dan aku beralih pada panci berisi ayam. "Yang ini udah menggolak,udah mateng belum sih?"tanyaku menoleh ke arah Rey yang serius mengiris baang. "Ya udah matiin aja,trus goreng di wajan,jangan di baskom"ledeknya. Aku menurut sambil memutar mataku dan Rey tertawa.Aku mematikan kompor lalu menuang minyak ke dalam wajan.Kalo goreng doang aku juga bisa.Pikirku gitu,tinggal tunggu minyaknya panas. "MAMA!!!!"seruku saat aku berhasil memasukan potongan ayam ke wajan dan minyaknya kena tanganku. Rey setengah berlari mematikan kompor dan mendorong tubuhku menjauh. "Kamu ga apa?'tanyanya karena melihatku mengusap lenganku yang memerah. Aku meringis.Dengan gerakan cepat,Rey menarik tanganku ke bawah keran cuci piring. "Ada salep luka bakar ga?"tanyanya setelah tanganku di basuh air. "Ada kali di kotak obat,aku ga tau"jawabku. Rey mendudukanku di kursi bar lalu sibuk memanggil bibi.dia di bimbing bibi ke kotak obat dan meninggalkanku. "Aku beli dulu ya yang!!"pamitnya mencium kepalaku untuk pamit. "Hei aku ga apa?"cegahku. "Tanganmu merah gitu,nanti perih"sanggahnya. "Jangan tinggal aku,suruh bibi aja beli,kamu kan bisa tulis namanya"saranku. Rey terdiam lalu tersenyum. "Panik bikin aku bego"keluhnya. Aku tertawa. "kalo lagi praktek kamu kelihatan tenang"komenku. Rey menghela nafas. "Karena kamu kali,aku jadi panik,aku takut kamu kesakitan"jawabnya. Blas....aku merona...karena aku??? "Bisa ga sih ga bikin aku baper"protesku. Rey terbahak.Akhirnya atas perintah Rey,pembantu yang jalan ke apotik,dia berbekal secarik kertas tulisan Rey. "Kamu duduk manis aja,temenin aku masak.Kamu ga terbiasa jadi kamu ga tau bahayanya menggoreng"perintahnya. "Itu sih kapan aku bisa masak"keluhku. Rey lagi lagi tertawa. "Ada banyak waktu buat kamu belajar sayang....aku sabar nunggu kok...."jawabnya santai. Hadeh meleleh lagi kan sama kelakuan ini dokter keceh.Harusnya ku yang sibuk di dapur dan dia yang duduk manis menunggu aku masak sambil menggangguku.Itu kan yang benar.Benaran deh aku mesti buru buru belajar masak sama mama. Ga tega aku lihat Rey masak gini,kaya ga pantes aja walaupun aku lihat dia menikmati momentnya jadi chef dadakan.Dia cuma menyuruhku mencicipi rasa tumisan dan ayam goreng yang berhasil dia goreng.Bodohnya aku ga kepikiran menutup wajan dengan tutup panci agar tidak kena cipratan minyak.Dan selesailah acara masak masak. "Waktunya makan....."seruku setelah Rey duduk di sebelahku di kichen island. "Enak ga?"tanyanya saat aku sudah menyuap. Aku pura pura berpikir. "Yang......"rengeknya. Aku tertawa. "Astaga....enak kok...buat ukuran hasil masakan dokter yang taunya cuma nyuntik dan bedah orang'godaku  Rey tertawa sambil mengacak rambutku. "Makan kalo gitu"perintahnya. Kami akhirnya makan dalam diam.Selesai makan kami bertahan di dapur sampai bibi kembali dengan salep luka bakar.Rey mengolesnya lembut di lenganku .Aku mengawasi saat dia serius mengurus lukaku.Baiknya dia....aku jadi merasakan perasanku menghangat. 'I love you dokter......"desisku. Rey mengadah menatapku. "Indahnya....coba bilang lagi!!"pintanya. Aku merona lalu mendorong bahunya menjauh. "Dasar ga peka!!!,bukan balas malah ngomong gitu"protesku. Rey terbahak lalu menarik tanganku sampai aku berdiri dan dia jadi memelukku. "Love you too....Kal....aku senang banget,boleh ga aku jingkrang jingkrang biar kamu tau kalo perasanku rasa nya mau meledak"godanya. Aku melepaskan diri dari pelukannya. "ih...jangan jadi kaya orang gila"protesku. "kamu yang buat aku jadi gila cantik....."godanya lalu memelukku lagi. Kali ini aku menyusup memeluknya. "Pikirin permintaanku yang mau kamu jadi istri ya yang...aku serius dan ga mau main main lagi"pintanya sambil mengusap punggungku dan mencium pucuk kepalaku. "Okey.....aku pertimbangin.Sabar ya!!"pintaku dalam pelukannya. "Pasti sayang...."jawabnya. Sesederhana itu saat perasaan yang menjawab.Tak ada sentuhan berlebihan,tapi kami berdua seakan mengerti kalo rasa itu sudah terpatri satu sama lain. ### hadeh....baper lagi....see you next part. kiss and love
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD