11.Solid

3563 Words
"Hai kamu ga cium aku??"cegah Rey mencekal tanganku yang berniat membuka pintu mobil. Aku tertawa.Ini sudah hari senin,dan karena Rey praktek sore sampai malam jadi dia menjemputku dan aku nanti pulang di jemput papaku atau supirnya. "Dih pak dokter maunya nyium dan di cium aja"ledekku. Rey cemberut. "Minimal cium pipiku sih,kan aku udah antar kamu kerja"rengeknya. Aku tertawa lagi. "Bikin gemes amat sih pagi pagi gini.sini aku cium"godaku lalu mencondongkan wajahku untuk mencium pipinya. Rey malah meraup wajahku dan mencium bibirku sampai aku gelagapan. "Dasar dokter m***m"jeritku satelah berhasil melepaskan diri. Rey terbahak bersamaan aku membuka pinru mobil dan keluar. "Kal pulang nanti minta jemput papamu atau supirnya ya!!"jeritnya mengingatkan dari dalam mobil yang kacanya terbuka. "Bawel!!"balasku menjerit lalu menlanjutkan langkahku. Rey tertawa tapi begitu aku menoleh dia sudah berlalu dari loby dan mobil Roll Royce hitam berhenti tepat di loby.Aku jadi urung melanjutkan langkah.Aku tertegun sebentar saat menemukan Nino keluar dari mobil sambil membuka kacamata hitamnya dan mendekat sambil tersenyum ke arahku.Aku baru menyadari kalo dia ganteng banget.Dia hanya pakai kaos dan celana jeans belel juga sepatu kets,tapi kok ya keren.Mana ada yang percaya kalo dia ayah dua anak kalaupun dia berbohong. Rey ganteng juga tapi kalah ganteng deh sama Nino.Apa Rey kelawat manis ya jadi cowok dan Nino kelihatan tengil?.Muka bajingannya ga pernah benar benar hilang,tapi itu yang membuat aura kegantengannya bersinar. "Asalamuaikum Kalila"sapanya dengan nada mengejek. "Walaikumsalam ya ahli kubur"balasku. Nino terbelak lalu terbahak. "Anjir anak gue dua Kal mana masih kecil,tega lo gue mati??"protesnya masih tertawa. Aku tertawa juga.Ini yang aku suka dari Nino,mana pernah dia baper atau marah.Dari dulu dia selalu menganggap semua ejekan itu candaan dan cukup di tanggapi santai. "Ada apa bos?,eh lupa gue ,bos gue kan Gladis"godaku. Nino tergelak lalu merangkulku. "Serah elo dah....betah ga lo di sini?"tanyanya sambil tersenyum membalas sapaan satpam dan karyawan yayasan sebelum kami berdua masuk lift. "Betahlah,gue punya bos santai banget dan punya rekan kerja yang menyenangkan"jawabku dan Lift tertutup "Kalo pacar elo udah punya belum?"tanyanya. Aku tertawa. "Ranah pribadi brodhers.....bukan konsumsi publik"jawabku. Nino tertawa. "Gaya lo!!,bilang aja belum laku"ejeknya. Aku tertawa lagi. "Ada apa kemari sih??,ribetin gue aja"kataku. "Jiah......makin songong"jawabnya. Aku tersenyum karena lift sudah terbuka dan kami beriringan masuk ruanganku.Aku duduk di kursi kerjaku dan Nino duduk di kursi depanku. "Di tanya ada apa ke sini"keluhku sambil mulai menyalahkan komputerku. "Gladis ga ada cerita sama elo?"tanyanya. "Soal?'tanyaku. "Ulang tahun yayasan Kal"jawabnya. Aku diam.Gladis memanga ada cerita "Kapan sih?'tanyaku. "Masih dua mingguan tapi preparenya dari sekarang.Kita bentar lagi meeting,tunggu pasukan datang dulu"jawabnya. Aku mengangguk.Aku terdiam saat Nino menjawab telepon yang ternyata dari Gladis. "Ade gue ngapa akur amat ma Karin sih,bikin gue budeg.Udah satu Karin aja gue pusing ini mesti di tambah ade gue"keluh Nino. Aku tertawa.Emang kenapa Karin dan Gladis,aku tak berkomentar karena tidak mengenal Karin.Aku teringat soal ibu Aldi,ini kesempatanku untuk bilang Nino. "No bisa ngobrol sesuatu ga?"tanyaku "Soal?"tanyanya. "Hm.....yayasan"kataku takut takut. Nino memperbaiki duduknya. "Ada masalah Kal?"tanyanya serius. Aku menggeleng. "Ga sih,cuma hal kecil"jawabku. "Jangan mengecilkan hal kecil,bisa jadi gede kalo elo diemin,sok cerita ada apa?"tanyanya masih serius. Aku menghela nafas pelan sebelum cerita soal bu Minah ibu Aldi.Aku cerita dan Nino tampak mendengarkan dalam diam,tapi matanya fokus menatapku,aku suka caranya mendengarkan dan menyimak. "Jadi gue udah dapat jalan keluar soal Aldi yang mau sekolah lagi,tapi gue belum dapat jalan keluar buat emaknya"tutupku. Nino mengagguk pelan. "Elo belun pikirin jalan keluar sama sakali?"tanyanya. Aku diam menimbang tapi akhirnya aku putuskan bicara soal saran Rey. "Ada sih,kalo boleh.....gue mau ibu Aldi kerja aja di sini karena dia suka juga di sini.Si Aldi yatim No,tapi emaknya luar biasa tanggung jawab.Elo ga usah pikirin soal gaji dia,gue yang akan cover,asal elo izinnin dia ada dan bantu bantu di sini,kalo elo ga percaya sama niat gue,elo sama Gladis boleh kok potong gaji gue buat bayar ibu Aldi,gue ga terlalu mikirin gaji.Bokap juga masih nanggung kebutuhan gue"jelasku. Nino terbahak. "Mau mauan aja om Edward jadi sponsor elo,padahal elo udah bisa cari duit"ejeknya. Aku tertawa. "Dia sayang gue bodoh,kalo ga mandang om Pras,dari dulu kepala lo udah bolong di tembak bokap karena berusaha nyosot gue pas gue masih SD"jawabku. Nino ngakak. "Biar kerja tuh emak si Aldi Kal,kalo menurut elo dia memang butuh bantuan,soal gaji masukin aja ke pengeluaran yayasan.Ga usah elo pakai duit elo,kan elo mau sekolahin Aldi"jawabnya dan membuatku bersorak. Semua beres kan???cuma aku ga bilang kalo Rey yang akan jadi orang tua asuh untuk Aldi "Makasih ya No...."kataku tulus. "Santuy Kal,duit buat gaji emak Aldi sihh receh buat gue mah.Duit segitu cuma cukup beli selusin celana dalam buat bini gue"Jawabnya menyebalkan "Elo tuh sombong!,nyadar ga sih lo!!"bentakku kesal. Nino terbahak. "Anjir baper"ejaknya sambil bangkit "ELo mau kemana?"tanyaku. "Ngopi!!,mata gue ngantuk"keluhnya. "Mau gue mintain sama bu Meny?"tanyaku. Nino ,menggeleng. "Gue kesana aja dah Kal,sekalian mau ngobrol sama pak Saleh.Lagian berduaan sama elo di sini,gue takut elo ngarep gue gagahin,kan perawan kaya elo libidonya tinggi karena ga ada partners"ejeknya sambil berlalu  Dan aku menimpuknya dengan bolpen yang aku pegang.Nino terbahak dan tawanya lenyap di balik pintu setelah dia menutup pintu ruanganku.Aku langsung melanjutkan pekerjaan sampai terdengar azan zuhur.Aku merenggangkan bahuku dan bersandar di kursi kerjaku untuk meregangkan otot leherku. "Lah kampret mana?"tanya salah satu cowo keceh yang masuk ruanganku. "Tau....kata Karin udah di mari"jawab yang satunya  Aku mengawasi keduanya.Yang satu tampak ganteng dengan setelan jas pas body warna coklat dan dasinya sudah dia kendorkan.Yang satu cowo ganteng dengan penampilan santai.Dia pakai kaos hitam polos dan di lapisi kemeja kotak kotak merah hitam plus jeans biru dan sepatu kets. "Ada yang bisa saya bantu?"tanyaku bangkit menahan geram karena dia mereka masuk tanpa mengetuk pintu. Gantian mereka menatapku. "ELo gantinya Gladis?,anak om Edward ya?"tanya pria berjas yang wajahnya garang tapi dia kiyut banget. Aku mengangguk. 'Ya...gue Kalila"jawabku sambil menyodorkan tanganku untuk berjabatan. "Omen!!"cetus pria berjas. "Andi!,tapi yang lain suka manggl gue Kendi"jelasnya. Aku tersenyum saat jabatan tangan kami terlepas. "Sory Kal ,langsung masuk,kirain Nino ada di sini.ELo tau di mana Nino?"tanya Omen dan di angguki Andi atau Kendi. "Tadi sih ada.Tapi ke ruang makan mau minta kopi"jelasku. "Susul aja dah Men!!.Gue juga masih sepet,belum molor gue dari keluar studio"keluh Kendi. Omen mengangguk. "Kita susul ke sana ya Kal'pamit Omen. "Bareng dong!!,gue juga mau makan"pintaku. Mereka mengangguk. "Ladies firts...."desis Omen mempersilahkan aku jalan lebih dulu. Aku tertawa dan malah deg deg an ketika berjalan di depan cowo cowo tampan ini padahal mereka santai ngobrol di belakangku sampai kami masuk Lift. "Gue mundur ya!!,enak aja lihatin b****g gue"godaku sambil mundur dan mereka tergelak. "Jiah....masih kerenan b****g bini gue Kal"komen Omen. Kendi terbahak. 'Bapak semenjak rujuk jadi baru sadar ya punya bini badai"ejek Kendi llau terbahaklah mereka berdua. Aku hanya menggeleng karena tidak mengerti juga.Keluar Lift aku masih mengekor mereka,aku jadi punya kesempatan mengawasi.Obrolan mereka menunjukan sekali mereka akrab,saling ejek saling cela tapi kemudian terbahak bersama.Aku juga berpikir mereka memang sering ke sini karena hafal letak ruang makan. "Kampretos...."desis Omen dan Kendi kompak saat bertemu Nino dan mereka lalu tos bergantian sambil tertawa. "Lama ae brothers..."keluh Nino. "Elo ga ajak Noni?"tanya Omen sambil mempersilahkan aku duduk di sebelah Nino lalu mereka duduk di hadapan kami. "Bini gue biar molor dulu,kasihan cape,tar aja ke sini di kawal Sinta sambil jemput anak anak sekolah"jelas Nino. "Anjir pamer bis elo gempur"ledek Kendi. "Masih aja mesti gue ceritain"keluh Nino. Kendi tertawa dan Omen menoyor kepala Nino. "Jangan belagu!!'bentak Omen  "Pamer efek papeda makin kenceng Men"ledek Kendi Nino tertawa dan aku jadi ikutan tertawa. "Makan ga?,Gue bis makan"tanya Nino Kendi dan Omen mengangguk lalu kami bertiga makan,sedangkan Nino hanya menemani.Ga sepenuhnya menemani sih,dia sibuk marah marah di depan layar handphone karena sedang video call dengan istrinya,Aku dan dua yang lain hanya menyimak. "Biar aja sih Noni pakai baju yang dia mau,elo ribet amat"kata Omen begitu Nino masih menggerutu karena istrinya ngambek dan menutup telepon sepihak. "Perawan jendral pasti yang nyuruh bini gue pake baju kurang bahan,Enak aja...Sinta bisa berantem lah bini gue letoy,mana bego banget"protes Nino. Kalo Omen dan Kendi hanya menggeleng dan melanjutkan makan,aku jadi menatap Nino. "Bukan bini elo pinter banget No?"tanyaku. Nino mendengus kesal. "Pinter banget tapi kalo soal laki bego,mana sadar sih dia kalo laki demen lihatin dia kalo dia keluar ga ama gue"keluh Nino. "Astaga...."desisku. "Baru tau lo bos elo kampret"komen Kendi yang sepertinya terbiasa dengan kelakuan Nino. "Berisik lo Ndi"bentak Nino lalu sibuk menelpon istrinya lagi. Kami menyimak lagi.Tapi akhirnya Nino menyetujui keinginan istri nya soal baju yang akan dia pakai dan cemberut saat selesai menutup telepon. "Tetap kalah kan lo ma Noni"ejek Omen santai. Nino mendengus kesal lalu bangkit. "Selalu ,mau gimana lagi dari pada gue di pantatin,tar kalo sampe sini tinggal gue pepet terus,gampang lah.Gue absen dulu ya,keasyikan ngobrol jadi lupa absen.Ikut ga lo berdua?"tanyanya. "Duluan dah,tar nyusul"jawab Omen. "Alibi aja"desis Nino sambil berlalu. Mereka berdua tertawa. "Absen??,bukannya ini yayasan punya dia,masa mesti absen?'tanyaku bingung Omen dan Kendi kompak terbahak. "Maksud Nino sholat Kal,dia bilang itu kalo pamit sholat"jelas Kendi. Aku memgangguk bodoh.Kelebihan lain dari Nino.Beruntung banget sih Noni,udah Nino ganteng,tajir masih juga mesti soleh.Rey gitu ga ya??.Akhirnya kami melanjutkan makan dan balik ke kantorku setelah Nino kembali dari mussola. Sudah ada seorang wanita cantik berhiajb juga seperti Gladis dan Gladis juga Puput,anak Gladis,dan mereka santai ngeteh sambil mengobrol. "Abang!!!"jerit Gladis bangkit memeluk Nino dan mencium pipinya setelah Nino menggendong Puput dan mencium Puput. "Berisik!!"keluh Nino lalu duduk di sofa single samping Gladis. Omen mengusap kepala wanita itu sebelum duduk dan mengusap kepala Gladis,mungkin menghormati hijab yang di pakai Gladis dan wanita itu. "Bang Kendi"sapa Gladis pada Kendi. "Elo bareng Karin Dis?"tanya Kendi. "Iyalah.....gue yang jemput.Ampun dah,gue baru tau kalo lelaki di keluarga Sumarin sakit jiwa,Radit repot banget bininya gue jemput,kali mau gue jual"keluh wanita itu se cablak Gladis. Cowo cowo tertawa. "Eh !,ini Kalila ya Dis?"tanyanya padaku. "Lupa gue kalo elo belum kenal kak Karin,kenalin Kalila anak om Edward ,dia yang gantiin gue di sini"jelas Gladis. "Hai Kal...gue Karina,gue kepala rumah sakit Twins hospital,punya bos kampret"katanya sambil mengulurkan tangan dan melirik Nino yang terlihat sibuk menciumi Puput yang sibuk main handphone Nino. Aku menjabat uluran tangannya dan dia malah memelukku setelah berpindah mengitari meja.Aku tersenyum. "Yang betah ya Kal,kita sama sama urus bocah bocah itu"kata Karin sambil memelukku. "Gue betah kok"kataku sambil tersenyum setelah pelukan kami terlepas. "Alhamdulilah...."desis Karin lalu duduk lagi di sebelah Omen. "Duduk Kal"perintah Kendi. Aku menurut duduk di sofa single di hadapan Nino.Kendi menyeret kursi depan meja kerjaku. "Tinggal nunggu Noni sama Sinta"cetus Omen sambil membuka jasnya. Karin dengan santai menerima jas Omen dan menaruhnya di pangkuannya. "Obi,Saga sama Roland"kata Kendi. Baru Kendi ngomong.Pintu ruanganku terbuka lagi dan tampak Noni setengah berlari menghampiri Nino. "Sayang......kangen...."rengeknya manja. Nino bangkit dengan sumringah menaymbut istrinya dan aku terbelak saat menemukan Sinta yang di maksud ternyata istri Rengga yang aku kenal.Sinta mencium pipi Kendi dan Omen,juga pipi Karin dan Gladis lalu duduk di sebelah Karin setelah Omen bangkiit dan duduk di lengan sofa sebelah Sinta. "Pintarnya kamu....nurut banget sama aku ga pakai baju tadi"komen Nino mengomentari penampilan Noni sambil memeluk pinggangnya. Noni pakai celana jeans dan kaos dengan switer dan dia juga pakai hells ,sama seperti Nino,ga akan menyangka kalo Noni ibu dua anak. "Sayang aku nanti mendadak sakit jiwa kalo aku seksi"jawabnya manja dan menggesekkan hidung mancungnya dengan hidung Nino dengan mengalungkan lengannya di leher Nino. "Mulai....sini de!,dekat mama,om sama tante kamu mulai mode sakit jiwa"ajak Gladis menarik tangan anak nya yang masih memegang handphone Nino. Apa Nino dan Noni kelihatan perduli dengan komen Gladis,atau tawa terbahak yang lain.Mana ada.malah dengan santai mereka berciuman sampai aku merasa wajahku memanas. "Aku udah bilang sayang kamu belum sih hari ini?"tanya Nino setelah ciuman mereka terlepas dan dahi mereka masih menempel. Noni tertawa. "Udah....pas kita selesai absen subuh tadi....bilang lagi dong!!"rengek Noni manja. Nino tersenyum. "I love you Non...."desis Nino dan Noni langsung menciumnya lagi. "Cape deh......"cetus yang lain kompak dan aku hanya menggeleng pelan. Dengan santainya pasangan gila itu tertawa berdua lalu Nino membimbing istrinya duduk di sofa sedangkan Nino duduk di lengan sofa yang di duduki Noni. "Ini ...Kalila ya?"sapa Sinta menyadari kehadiranku. "Iya....Kalila"jawabku dan Gladis mengangguk. Sinta menjabat tanganku dan mencium pipiku. "Gue Sinta,Welcome to general world Kal....semoga betah ya!"kata Sinta. Aku tersenyum lalu mengangguk.Baru selesai perkenalanku dengan Sinta,seorang cowok keceh lain menerobos masuk. "Sayangnya aku......sini sini....."jerit Karin pada seorang cowo keceh yang wajahnya senyum trus. Dia mendekat kebelakang sofa lalu mengusap kepala Karin yang mencium tangannya lalu menunduk mencium kepala Karina lalu Tos dengan Omen,dan mencium pipi Sinta.Dia mendekat ke arah Kendi dan Nino tos dengan mereka dan menunduk juga mencium pipi Noni. "Roland sama Saga?"tanya Noni. "Parikir mobil,kan laki elo yang kaya sultan ga boleh mobilnya jauh dari depan loby,takut bininya teriak k****t basah"jawabnya. Kami tergelak. "Loh ini....Kalila Dis?'tanyanya mengarah padaku. Gladis mengangguk. "Kal kenalin laki gue"seru Karin. Aku menjabat tangan pria itu. "Obi!!"cetusnya. "Kalila..."desisku dan melepaskan jabatan tangan kami. Keceh banget laki Karin.Setelah itu dia beralih ke belakang sofa lagi.Dia mengusap kepala Gladis lalu duduk di lengan sofa setelah Gladis bertukar tempat dengan Karin.Lalu dia dan Karin juga semesra Nino dan Noni. "Gue paling eneg kalo ke mana aja ada kampret,ribet banget buat parkir"gerutu seorang cowo yang menerobos masuk ruanganku juga. Yang lain tertawa. "Lah ngapa dumel loh,mobil mobil gue"sanggah Nino tapi menanggapi tos cowok itu. Astaga....nih laki ngapa ganteng amat....mana styles sekali.Persis model atau artis. "Kampret di chas ga Non semalam?"tanyanya sambil menunduk mencium pipi Noni. Noni tergelak tepat dia tos dengan Obi.Dia lalu beralih mengusap kepala Gladis lalu Sinta bangkit. "Kesel ya??.....sini sama aku!!,aku peluk!!"goda Sinta sambil merentangkan tangannya dan dengan Sinta memeluk Sinta dan mencium pipinya. "Laki elo kebagian jatah jemput bocah sama Mia,tadi dia telepon gue"lapor cowok tadi lalu melepaskan pelukan mereka dan tos dengan Omen yang bangkit berdiri. "Bini gue jemput sama siapa ya??"desis Omen lalu mengeluarkan handphonenya dan menjauh untuk telepon. "Mulai sakit jiwa kaya kampret"seru si cowo lalu tos dengan Kendi yang tertawa. Aku menggigit bibirku saat dia menatapku dan duduk di lengan sofa menggantikan Omen. "Ini anak om Edward No?"tanyanya mengacu padaku. "Kenalin Kal.Curut terakhir"kata Nino. Cowo itu tertawa. "Roland Kal....bukan curut"sanggahnya mengulurkan tangannya. Aku tersenyum menyambut uluran tangannya.Astaga ....gantengnya buat aku deg deg an. "Kalila...."desisku. Dia tersenyum lalu santai saat Sinta bersandar di kakinya yang duduk mengangkang di sofa.Roland memakai jas biru tua yang juga slim fit. "Mana satu lagi?"tanya Karin "Apa cari gue?'jeda suara lain. Kami menoleh. "Sagara!!!"cetusku kaget. Sagara tersenyum sambil mendekat.Dia tos dengan Kendi yang paling dekat lalu mengatupkan tangannya di d**a. "Hai Non,Kar,Dis,Sin dan Kalila"sapa Saga. Kami cewe mengangguk.Obi dan Roland mengangkat tangannya menyapa Sagara. "Elo kenal Saga Kal?"tanya Sinta. Aku tersenyum. "Gue beteman akrab sama Sashi"jelasku. Mereka semua mengangguk. "Yang ayo mulai....bentar lagi anak anak sampe"jeda Noni pada Nino. Nino mengangguk "Men!!,buruan!!"seru Nino memanggil Omen. Omen mendekat setelah menutup handphonenya. "Cewe ngapa sih,gue perhatian salah tar gue cuek minta cerai lagi.Heran!!"keluh Omen sambil menarik bangku lain untuk duduk di sebelah Kendi dan Sagara yang berdiri. Kami tertawa. "Elo sih ngasih perhatiannya tetap masang muka perang"ejek Karin. "Kiyes kiyes dikit dong Men...sambil agak rengek kaya kampret kalo lagi larang Noni....hasilnya lihat tuh Noni pasti langsung takluk....kasihan Sin.....Ino mukanya kaya anak sinshan di larang makan wortel..."ejek Sinta pada Noni yang sudah terbahak dan Nino sudah menciumi tangannya. Bucin parah dah nih bos. "Mulut Kar !! elo juga Sin"protes Omen "Ayo Ah mulai!!,Saga!,tuh ada bangku Kalila!'seru Gladis. Sagara menurut menarik bangkuku lalu duduk berderet dengan Omen dan Kendi. "Mulai Kak Non!!"seru Gladis. Noni mengangkat Tote Bag Hermes berwarna Milo yang dia taruh di lantai.Kalo penggemar brand Hermes lihat pasti mupeng dan meringis melihat Noni memperlakukan tas harga ratusan juta itu.Gimana ga,tas itu di injek injek anak Gladis dan Noni ga marah sama sekali.Santai aja gitu,ga mungkin juga kan itu tas buatan mangga dua??.Gokil kan jadi istri sultan mah,bebas mau bakar tuh tas juga.Solanya Gladis,Karin dan Sinta juga gitu.Walaupun ga pakai Hermes,tapi tas yang mereka pakai juga bukan tas murah.Chanel,LV dan DKNY milik Gladis.Aku yang pakai Charles and Keith aja udah merasa keren. Noni membagikan lembaran kertas yang dia jilid rapi pada kami semua. "Non ini konsep kaya yang kita obrolin kemarin kan?"tanya Roland. Noni mengangguk. "Yap ada perubahan di bagian pertunjukan anak anak,soalnya Timmy,Noah sama Kenzo yang mau main alat music"jelas Noni. "Yang nyanyi ?"tanya Karin. "Anak gue lah...anak elo mah bisanya joget"jawab Nino. Karin tertawa. "Lanjut "seru Omen. Dan mulailah Noni menunjukan konsep acara hasil pemikiriannya.Ternyata ini acara tahunan yayasan.Akan ada bazar yang di kawal Gladis.Makanan dan minuman yang di kawal Kendi.Sinta mengurus kostum pertunjukan operet anak anak yayasan.Noni sendiri mengawal anak anak yang akan tampil bernyanyi.Omen yang mengurus pengiriman barang barang kebutuhan acara dan Bansos.Karin mengurus acara donor darah.Obi mengurus segala banner,undangan dan pernak pernik percetakan.Roland yang ternyata bos EO terkenal bertugas mengatur acara di lapangan.Semua solid dengan tugas masing masing. "Tinggal Saga mau gimana jadi ada santunan anak yatim ga?"tanya Noni pada Sagara. Sagara mengangguk. "Pasti Non....permintaan terakhir Rara yang selalu mau menyantuni anak yatim"jawab Sagara pelan. Semua terdiam. "Kadang gue ngerasa Kak Rara masih di sini "desis Gladis lalu menyusut airmatanya. Karin langsung merangkul bahunya. "ga akan ada orang yang sanggup lupain gimana baik nya Rara"jawab Karin. "Dia itu banyak ngajarin kita buat selalu ikhlas menjalankan apa yang jadi takdir kehidupan"kata Sinta. Noni sudah menunduk di pangkuan Nino dan Nino mengusap kepalanya. "Udah dong Non....kamu kan sering bilang,saat seseorang pergi,yang tinggal cuma kenangannya.Kita selalu mengenang Rara dengan kesan kita masing masing.Rara kan memang berkepribadian juara.Cukup doakan supaya Rara di terima di siis Allah jauh lebih baik di banding kita nangisin kepergiannya kan??.Lihat Sashi yang selalu punya cara sendiri mengenang Rara"kata Nino. Noni mengadah menatapnya dengan berurai airmata. "Kenapa sih orang sebaik Rara mesti pergi??.Padahal yayasan ini semakin bisa banyak membantu orang kekurangan karena Rara,malah tuhan ambil Rara Ino....."rengek Noni. Nino tersenyum. "Karena buat tuhan....sudah cukup buat Rara hidup dengan membagi semua kebaikan untuk kita semua.Cukup buat tuhan menilai Rara hidup di dunia ini.Tuhan ga mau,ketulusan dan keihlasan Rara terkontaminasi lagi dengan kefanaan kehidupan Non,makanya dia di ambil untuk jadi bidadari di surganya Allah"jawab Nino. Kalo kami semua mengangguk. "Aamiin........"desis Saga lalu menunduk. Terdengar hembusan nafas Omen. "Bisa lanjut ga??.Gue kesel kalo mesti sedih sedihan.Rara juga ga kan suka lihat kita sedih kan dia orang yang selalu ketawa"pinta Omen setengah memohon. Semua tertawa dan cewe cewe sambil mengusap airmata mereka. "Berarti mulai besok tinggal kerjain ya!!,Obi undangan sama yang lain udah di bikin kan??"tanya Noni. "Udah lagi di kirim ke penerima undangan Non"jawab Obi. "Gue tinggal urus baju baju sumbangan dari kalian dan belanja buat bansos"jawab Omen "Gue tinggal angkut sound dan alat bank Non,catering udah di urus Miranda"jawab Kendi. "Gue juga udah rapi karena Mia sama ELis bantu dekorasi"jawab Roland. "Gue tinggal koordinasi sama Rey buat donor darah"jawab Karin Rey??,aku jadi menegakan punggungku.Rey aku kah??? alah emang dia suamiku seperti mereka yang sudah menikah?? "Sashi juga udah mainan anak anak buat souvenir dan urus cemilan"lapor Sagara. Nino menghela nafas  "Semua beres kalo gitu"seru Nino. "Gue ngapain?"tanyaku. Mereka serentak menatapku. "Elo tinggal mengatur di sini Kal.Omen akan kirim banyak barang yang lain juga.Minta yang lain bantu di sini.Tar juga elo tau mesti ngapain kalo semua udah mulai kerja.Santai Kal....kita kerjanya bareng bareng walaupun semua punya tangggung jawab masing masing"kata Gladis. Aku mengangguk.Kami terdiam sebentar sampai suara ribut bocah bocah terdengar dan berhamburan masuk ruanganku. "AYAH......BUNDA......"seru si kembar menubruk Nino dan Noni. Mereka tergelak karena dua putriny sudah menciumi wajah mereka. Anak lain juga sudah menghampiri orang tua mereka masing masing termasuk Sagara karena Naya juga ada di antara anak anak lain.Hanya Omen dan aku yang menyingkir karena anak Omen tidak ada. "Kemana anak elo Men?"tanyaku. "Di bawa balik bini gue.Ngambek Kal soalnya gue larang dia jemput anak gue sendiri.Biasa lah minta di rayu"jelas Omen. Aku tertawa. "Kalila!!!"sapa Rengga mendekat karena dia datang paling belakangan. "Reng!!"sapaku. Rengga menyalamiku lalu tos dengan Omen. "Jadi tukang taksi online ya hari ini?"ejek Omen. Rengga tertawa. "Gue mah tim hora hore,jadi ya tugas gue juga remeh"jawab Rengga. Omen tergelak. "Tapi elo selalu berhasil mengurus kekacauan yang di buat tim inti,slow brother....elo punya kerjaan yang ga remeh juga. Rengga terbahak. "Sayang......."panggil Sinta. "Gue ke bini gue dulu,ribet kalo ga di turutin"pamitnya. Aku dan Omen tergelak lalu mengawasi saat Rengga dan Sinta berpelukan dan Sinta menciumi wajah Rengga yang merangkul bahunya. "Semua harmonis ya"komenku. Omen tersenyuim miring setelah mundur duduk di meja kerjaku. "Tapi semua berproses Kal,ga ada rumah tangga yang beneran berjalan mulus.Tampak luar doang,orang ga tau kalo kita semua pernah ada di titik ampir menyerah"jawab Omen serius. Aku jadi ikutan bersandar di meja kerjaku. "Seharmonis Nino sama Noni juga?"tanyaku Omen mengangguk. "Apalagi mereka,banyak hal yang udah mereka lewatin.Selain takdir tuhan,yang buat mereka bertahan tapi juga karena mereka menyadari kalo tidak bisa hidup tanpa satu sama lain.Itu sih inti pernikahan menurut gue'kata Omen. Aku diam. "Orang selalu bilang alasan karena anak mereka bertahan dalam sebuah pernikahan,gue bilang sih bullshit"jawab Omen. "Bukan itu alasan yang di setujui banyak orang?"tanyaku. Omen tersenyum saat menoleh menatapku. "Itu cuma buat menutupi kebenaran perasaan sih kalo gue bilang.Kalo ga cinta buat apa bertahan.Anak mah gampang kalo dia udah ga cinta sama pasangannya.Bisa urus bareng bareng.Yang benar tuh bertahan karena emang ga bisa kalo pisah"jawab Omen sambil senyam senyum. Aku jadi tersenyum. "Kal cuma cinta dan sayang yang mampu bikin orang rela manahan sakit,rela nangis trus walaupun ngeluh cape nangis.Cuma sayang dan cinta yang buat orang mampu berdamai sama keadaan yang menyakitkan.Cuma cinta dan sayang juga yang mampu membuat seseorang memberi maaf.Jadi kalo ga cerai dengan alasan anak,gue bilang ga sepenuhnya benar.Karena masih ada cinta makanya tetap bertahan,walau ga lagi besar seperti dulu,tapi selama masih ada,sepanjang itulah bisa bertahan sama sama "tutup Omen karena dia langsung bangkit saat seorang anak Nino mendekat. "Om....aku haus...mau es teh manis atau apa kek yang dingin"rengeknya Omen berjongkok di hadapannya. "Kimmy,Mau ke minimarket depan sama om kita beli buat yang lain juga?"tanya Omen. Gadis itu bersorak,. "Gendong aku om....aku cape...abis olah raga"rengeknya. Omen tergelak lalu menggedong Kimmy.Aku tersenyum melihat Kimmy yang menciumi wajah Omen yang mambawanya berlalu keluar ruanganku. Emak bapake malah sibuk mendengar celoteh kembaran nya yang bercerita dengan seru.yang lain juga begitu.Tak ada yang menyadari Kimmy yang pergi di bawa Omen. Aku suka cara mereka menanggapi celoteh riang khas anak kecil karena semua memangku anak mereka saat mereka mendengarkan celotehnya.Gladis yang kerepotan karena dua anak lelakinya malah ribut karena Gladis harus membagi perhatiannya pada Putri yang dia pangku sampai kemudian putri turun dan pangkuan Gladis.Gladis baru bisa mendengar keluhan anak anaknya. "NO!!!HANDPHONE!!!"jeritku panik saat anak Gladis memasukan handphone Nino ke cangkir berisi tehnya.cangkir tehnya besar jadi handphone Nino sukses masuk dan basah saat aku angkat keluar.Kalo Putri tertawa aku meringis menatap Nino yang kelihatan melihat keponakannya. "Maaf ga ketolong"desisku tidak enak karena semua jadi menatapku. Nino bangkit dan aku sudah memejamkan mataku saat Nino mengangkat Putri yang tertawa. "Kamu demen banget ngodein Om buat ke mall,udah ke berapa banyak handphone om kamu masukin air"gerutu Nino sambil menciumi perut Puput yang sekarang tertawa sambil menjauhkan wajah Nino dengan tangan kecilnya. Aku menghela nafas pelan dan yang lain santai melanjutkan obrolan dengan anak anak mereka.Kalo sultan mah santai handphone kelelep di air juga.Padahal handphone Nino seharga motor baru.Enak ga sih kehidupan mereka???boleh iri ga??? ### Ha...ha.....Kalila ngerasa julid juga sama hidup Nino yang setaraf sultan..kalian mah udah dari dulu yak??? wkwkwkwkwk. Trus benar Omen ga ??kalo ga jadi cerai itu bukan sepenuhnya anak yang jadi alasan,tapi karena masih cinta makanya bertahan.Kaya Omen sama Mia dong..eh keceplosan....yang ikutin cerita Omen jadi tau deh kalo mia sama Omen ga jadi cerai. see you next part ya kiss and love
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD