13.Bucin

3429 Words
Semua berjalan dengan lancar sejauh ini.Persiapan gelaran perayaan ulang tahun yayasan memang menguras tenaga dan emosi juga. Kalo cape dan lelah sudah pasti,mendadak emosinya yang aku ga tahan.Benar Karin bilang,lelaki jadi menyebalkan padahal belum benar benar jadi hak milik. Kesibukan persiapan yang waktunya semakin dekat membuat Rey,sangat protectiv padaku.Dari mulai menolak saat aku ajak keluar untuk makan atau nonton di hari weekend sampai menemaniku di yayasan sampai perlu mengajukan cuti selama 5 hari full menjelang acara.Aku tadinya ga tau kalo dia memilih cuti sampai dia menjemputku kerja di hari senin pagi,sementara aku taunya dia masuk shif pagi setelah shiff malam. "Kamu ga kerja?"tanyaku begitu melihat dia sarapan bersama kedua orang tuaku. "Aku cuti"jawabnya santai. Papa dan mamaku serentak menatapnya. "Apa ga masalah kalo kamu mengajukan cuti?"tanya papa. "Iya Rey,pasienmu gimana?"tanya mama. Rey tersenyum. "Ada dokter pengganti tante,tenang aja.Karin kasih izin kok,soalnya selama aku kerja,aku ga pernah ambil cutiku"jawabnya kalem. "Kenapa gitu,itu kan hakmu?"tanya papa. Rey lagi lagi tersenyum. "Kemarin kemarin aku bingung kalo ambil cuti mau apa di rumah"jawabnya. "Kalo sekarang?"tanya mama kepo Rey malah meraih tanganku dan meremasnya. "Aku mesti jaga dan temanin Kalila,kasihan mesti nebeng trus kalo pulang dan takut kecapean"jawabnya dan aku sudah merona. Papa dan mamaku tertawa sampai aku risih dan melepaskan genggaman tangan Rey. "Senangnya...."goda mama. Rey tertawa dan aku makin merona. "Kamu bisa ga sih kalo manis manis sama aku jangan depan mama sama papa,aku kan malu"gerutuku. Mereka bertiga terbahak.Bikin kesel,tapi mau marah juga ga bisa. Seakan tak cukup kegilaan Rey sampai harus mengambil cuti,di yayasan dia benar benar mendominasi aku sampai aku di ledek oleh genk emak emak keceh. "Cie yang di kawal,sampe perlu banget lo ambil cuti"ledek Karin di angguki Gladis. Aku cemberut.Rey sedang pamit ke toilet jadi aku bisa santai gibah. "Emang resek tuh laki"keluhku. Mereka berdua tertawa. "Nikmatin aja Kal....santuy aja,manfaatin moment elo bisa manja manjaan"saran Gladis. Aku hanya diam.Belum Rey yang sibuk menyuruhku makan,mengambilkan aku minum sampai dia juga larang aku saat ada petugas tenda yang datang. "Biar aku yang urus,kamu kumpul aja sama emak emak"perintahnya mengambil surat jalan dari tanganku. Aku menghela nafas . "Sayang.....ini kerjaanku,masa kamu yang urus"rayuku. Rey menggeleng. "Tukang tendanya suka banget liatin kamu,aku ga suka,jadi daripada aku ngamuk dan kita jadi berantem,mending kamu nurut"sarannya menyebalkan. Pak Soleh terlihat mengulum senyum menatapku. "Okey....."jawabku menyerah lalu bergabung lagi dengan emak emak  Noni mendekat saat melihat aku terdiam sambil mengawasi kesibukan. "Elo cape Kal?"tegurnya sambil duduk di sebelahku di bangku beton di pinggir lapangan bola. "Cape ati Non"seruku. Noni tertawa. "Rey?"tanyanya. Aku mengangguk. "Kenapa?"tanyanya. mengalirlah cerita soal kelakuan Rey dan Noni tertawa sesekali menanggapi keluhanku "Jangan ngeluh Kal,itu cara Rey untuk kasih tau elo kalo elo berharga buat dia,sampai dia ga suka elo sekedar di liatin orang doang"kata Noni. "Nino juga gitu ya ke elo?'tanyaku. Noni mengangguk. "Dulu gue juga ngeluh sama sakit jiwanya dia,apa aja di cemburuin.Gue ga boleh jauh dari dia,baju gue di sensor,gue yang ga boleh jalan sendiri.Tapi akhirnya gue sadar itu cara Nino nunjukin kalo gue terlalu berharga buat dia,sampai dia ga mau gue di liat orang.Cemburunya Nino parah Kal,tanya yang lain kalo elo ga percaya dan itu bukan bohongan.Karena dia cemburu ga dalam kondisi gue cantik karena dandan,tapi waktu gue sempat koma,Nino tetap ga kasih gue di urus orang.Dia yang mandiin gue,gantiin baju gue,kan pas sakit,gue ga cantik.Jadi gue pikir,Nino cemburu bukan karena gue cantik doang,tapi saat gue ga cantik juga.Bukan cantiknya gue yang dia cintain Kal,tapi adanya diri gue yang dia cintain,itu yang bikin gue santai sama gilanya Nino"jelas Noni. Aku terdiam. "Lagian....kalo laki sakit jiwa karena cemburu gitu malah bagus kan??,dia bakal lebih sibuk fokus sama kita di banding cewe cewe pelakor.Zaman sekarang Kal,cewe cewe bermental pelakor makin gila juga,selalu aja berhasil cari celah buat nikung.Harusnya elo senang Rey bersikap begitu,jadi lebih sibuk mikirin elo takut di tikung orang dibanding mikirin cewe cewe lain yang berniat nikung elo"lanjut Noni. Iya juga ya... "Sana susul Rey di depan,banyak relawan yang masih dede gemes kan?.tar malah dia di tikung elo yang repot"saran Noni. Aku tertawa. "Sayang......aku cariin"suara Nino menjeda. Noni tersenyum menyambut Nino yang mendekat.Ini pasangan beneran ga bisa jauh sebentar.....aja.Pasti saling nyari,heran aku,masa ga ada bosennya berdua trus. "Aku kan bis pipis"jawab Noni sambil bangkit dan Nino sudah memeluk pinggangnya. "Lagi lama banget,aku kan jadi mikir kamu kabur trus ga sayang aku lagi'keluh Nino. Kalo Noni sudah sibuk menciumi wajah Nino,aku menepuk jidatku. "Astaga....."desisku lalu bangkit meninggalkan mereka berdua. Ngapain amat aku lihat live show cipokan trus,aku ga belum ciuman lagi sama Rey karena dua hari kemarin Rey malah sibuk dengan pancingan papa.Rey hobi mancing juga,karena ga ada teman jadi dia ga pernah mancing. "Lelaki dan mainannya.jangan ganggu Kal.....kamu nonton drakor aja sama mama"cegah mama saat aku suntuk melihat papa yang kelihatan happy karena ketemu teman satu hobby. Jadi ingat hal lain,aku kan mau cari Rey.Dan aku mengeram saat menemukan Rey sedang mengobrol dengan 3 orang dede gemes sambil membereskan baju baju untuk bazar.Baju baju memang baju bekas tapi masih layak pakai banget,sumbangan dari Nino and genk.Branded juga dan malah masih ada yang ada label harganya.Itu khusus baju baju Noni dan si kembar yang Gladis bilang tidak lolos sensor Nino untuk di pakai anak dan istrinya.Tepok jidatkan sama Nino sih. Aku sudah tolak pinggang saat Rey tak menyadari kehadiranku malah asyik ketawa ketawa. "Sayang!!"seruku menjeda. Mereka serentak menoleh. "Kal....."desis Rey bangkit dari duduknya di lantai karena sedang melipat baju baju tadi. Aku cemberut. "Ayo sini,bantuin!!"katanya masih duduk. Aku makin cemberut.Enak aja tuh dede gemes liatin muka ganteng Rey. "Aku mau pulang"tolakku karena sudah sore dan waktunya pulang. Aku berbalik pergi dan tak menghiraukan Rey.Emang laki,ga boleh lihat jidat licin.keluhku dalam hati. "Hei...kenapa ngambek"cegah Rey menarik tanganku saat aku sudah depan lift. Aku melengos menghidari tatapannya.Rey terdengar menghela nafas saat aku melepaskan diri dari cekalan tangannya lalu masuk lift yang terbuka.Aku berniat mengambil tas di ruanganku. Rey mengekor dalam diam dan begitu aku dan dia masuk ruanganku dia mencekal tanganku lagi. "Kamu kenapa sih?"tanyanya. Malah tanya lagi. "Lepas ga!!"bentakku. Rey mengerutkan dahinya lalu cekalannya tetap tidak dia lepas. "Bilang dulu kamu kenapa ngambek"pintanya. Aku cemberut dan melengos. "Kal....sayang....cantik....."desisnya sambil tersenyum. Aku berdecak. "Pas aku tinggal kamu lagi urus tenda,kenapa pas aku susul malah sama cewe cewe gitu"keluhku. Rey tertawa. "Akhirnya kamu jelaous juga "godanya. Aku meronta melepaskan cekalan tangannya dan Rey malah ganti memeluk pinggangku. 'Apaan sih malam peluk peluk aku"protesku. "Lagi ngambek,aku bantuin mereka beresin baju doang,kamu ngembek"jawabnya. Aku cemberut. "Bukan susul aku dulu baru bantu mereka"sanggahku. "Aku udah susul kamu,eh kamu lagi curhat sama Noni,jadi aku ga mau ganggu"jawab Rey. Aku terbelak. "Kamu dengar aku ngobrol sama Noni?"tanyaku kaget. Rey menghela nafas. "Ga sih...kayanya kamu serius aja ,jadi aku ga mau ganggu,kamu kenapa ga curhat sama aku?,kamu cape ya?"tanya Rey lembut. Aku menghela nafas lega. "Ga...cuma...."gantungku menunduk "cuma apa cantik....."desis Rey mengangkat daguku. Aku menatap wajahnya.Masa aku bilang sih??tapi kan Rey bilang jangan jaim. "Aku....kangen kamu"blush....aku merasa wajahku merona dan aku menunduk lagi. Terdengar suara tawa Rey lalu dia memelukku.Aku balas memeluknya. "Weekend kemarin kamu sibuk sama papa,bukan temenin aku.Kalo hari biasa kan kita sibuk urus kerjaan,aku jadi kangen kamu"keluhku dalam perlukannya. Rey mencium pucuk kepalaku dan mengusap lenganku. "Nanti pulang ke rumahku ya!!"ajaknya. Aku melepaskan pelukanku dan menatapnya. "Ngapain?"tanyaku. "Habisin waktu berdua...kalo di mall bising Kal,kalo di rumahmu ga enak ada papa sama mamamu"katanya. Aku diam. "Aku ga mungkin ga bilang mama kalo aku pulang telat"keluhku. Rey tersenyum. "Ya bilanglah,biar aku yang izin kalo kamu pergi sama aku dan aku yang akan antar kamu pulang"jawab Rey. Aku berbinar. "Okey...."jawabku. "So....ayo beres beres!,kita beli makan trus kita makan sambil nonton DVD di rumahku atau kamu mau ngapain,aku nurut aja"kata Rey. Aku tergelak lalu sibuk membereskan barang barangku.Setelah rapi berkemas,Rey menggenggam tanganku sampai loby.Yang lain juga sudah bersiap pulang,kami saling berpamitan sebelum akhirnya benar benar berlalu dari yayasan.Rey beneran mangajakku ke rumahnya. "Mau mandi ga?,ada baju adikku Kal kalo kamu mau ganti baju santai"tanya Rey begitu kami sampai rumah. Tentu saja aku menyambut senang. "Boleh...."desisku. Rey tersenyum lalu mengajakku ke kamarnya. "Itu kamar mandinya,santai aja mandinya Kal,aku pesan makan sementara kamu mandi.Ada handuk bersih di kamar mandi dan sikat gigi baru juga di laci washtafel"katanya sambil menunjuk pintu yang di maksud dengan kamar mandi. "Baju gantinya?"tanyaku. "Aku tanya bibi dulu,tapi ga ada pakaian dalam Kal,ga apa kan?"tanyanya sambil mengusap tengkuk. Aku tertawa. "Aku juga ga mau pakai kalo ga baru,besok besok kalo aku ke sini aku bawa ganti deh"kataku. Rey tersenyum. "Udah sana mandi,aku juga mau banget mandi"perintahnya. "Ga mau bareng aja mandinya?"godaku. Rey tertawa. "Nanti aku khilaf yang...jangan goda imanku,sana mandi sebelum aku dorong kamu ke kasur"ancamnya. Aku tergelak. 'Kamu ga akan berani"ejekku. "Oya?,kamu di kamarku lo.....ga takut kamu ya...."jawabnya sambil berjalan mendekat ke arahku sampai aku mundur. "Rey....."desisku gelagapan. Rey tersenyum jahil. "Kamu yang mancing aku....."tolaknya lalu mendorongku telentang di kasurnya dan dia menindihku. Mana bisa aku mencegah kalo aku sudah terbius dengan ciuman lembut Rey.Aku kan beneran kangen.Kami bergumul di ranjang Rey yang beraroma maskulin. "Ah....."desahku saat Rey menciumi leherku dan meremas dadaku lembut. Tapi Rey malah berhenti. "Tuh kan aku bisa khilaf,udah sana mandi!!"usirnya bangkit. Aku tertawa dengan nafas terengah. "Tanggung dokter..."rengekku. Rey  terbelak sambil tolak pinggang. "Ya udah buka baju kamu!!"bentaknya galak. Aku terbahak dan bangkit dari telentangku. "Dokter galak kalo lagi horny..."bisikku di telinganya sebelum aku berlalu masuk kamar mandi Rey. Aku kenapa jadi bitchy gini ya?,ciuman dokter beneran badai banget.Mulutnya itu loh wangi banget,apa karena dia bukan perokok ya?.bikin aku rasanya rela buka kancut.Astaga Kal jangan jadi kamu yang hilang akal. Aku menghela nafas sebentar sebelum mengawasi kamar mandi Rey.Rapi juga buat ukuran cowo dan sibuk macam Rey. Ketukan di pintu kamar mandi menjedaku. "Yang...baju gantimu di kasur ya trus kamu mau makan nasi apa mie ayam??"tanya Rey dari balik pintu. "Bakso!!"seruku . "Okey..."jawab Rey dan terdengar langkah menjauh. Aku buru buru masuk bilik shower dan mandi.Setelah mandi aku keluar dan memakai bajuku lalu keluar kamar dan menemukan Rey sedang bersandar di sofa ruang tengah rumahnya yang berada tepat di depan pintu masuk kamarnya. "Kamu mau modus ya kasih aku daster?"tanyaku sambil duduk di sebelahnya. Rey tertawa. "Mau lihat aja,kamu masih cantik ga kalo pakai daster batik gitu"jawabnya. "Trus?"tanyaku. "Ternyata lebih dari cantik...pantes banget Kal kalo udah jadi istriku"Jawabnya sambil bangkit berdiri Aku tertawa dan Rey menunduk di samping telingaku "Mempermudahku gagahin kamu dan buat kamu hamil"bisiknya di telingaku lalu bangkit dan berlalu, Aku yang ternganga dengan wajah memanas.Mau sih dokter....gagahin aku trus aku hamil,anak kita sayang....Alah makin sakit jiwa gini.Dan benar aja,setelah Rey selesai mandi dan pakai celana piamanya juga kaos tipis lengan pendek,aku lebih ga tahan.Hadeh mesti kuat iman ini mah. "Den pesanannya udah datang"jeda PRT rumah Rey. Rey bangkit lalu kembali dengan semangkuk bakso dan semangkuk mie ayam untuk nya yang dia bawa dengan kedua tangannya,sedangkan bibi mengekor dengan dua gelas minuman dingin,aku jadi antusias minum dan makan baksoku.Rey mengawasiku yang duduk bersila di karpet sementara dia duduk bersila di sofa. "Aku baru tau kalo punya pacar bar bar"ledeknya. Aku tertawa. "Kamu bilang jangan jaim,jadi mesti terima aku yang kaya gini"jawabku santai. Rey tertawa lalu melanjutkan makannya setelah mencium pipiku. "Yang cewe kenapa suka bakso sih?"tanyanya. "Karena ga punya testis kali"jawabku asal. Rey terbahak sampai tersedak. "Makan yang benar,jago bedah orang tapi makan keselek"ejekku sambil menyerahkan gelas minumannya. Rey buru buru minum lalu tertawa. "Lagi jawabnya gitu"sanggahnya menaruh galasnya lagi di meja. "Kan aku ga tau jawabannya,jadi cuma kepikiran jawaban itu,gimana dong?,kalo aku sih suka makan baso karena seger aja apalagi pedas dan panas kaya gini"jawabku. "Okey...."desis Rey lalu diam. Kami benaran diam sambil nonton tv dan menghabiskan makanan kami sampai aku dengar Rey sendawah.Aku menoleh dan dia cengar cengir. "No jaim hunny..."jawabnya mengejek. Aku tertawa lalu bangkit untuk membereskan mangkuk ke pantry. "Ga usah di cuci Kal!!"cegah Rey ternyata mengekor. "Dua mangkuk doang"tolakku dan melnjutkan mencuci mangkuk. Rey mendekat dan memeluk tubuhku dari belakang. "Waktunya jadi kebuang percuma kalo kamu pakai cuci piring,tar keburu waktu aku antar kamu pulang"katanya sambil menciumi leherku. Aku tertawa dan berusaha konsentrasi dengan mangkuk yang aku cuci.Nih dokter ngapa pinter banget bikin aku panas dingin.Setelah mangkuk rapi aku cuci,aku langsung berbalik dan mencium bibirnya yang berminyak karena dia habis makan mie ayam.Sensasinya luar biasa sekali.Apalagi tangan Rey mulai mengusap lembut pahaku. "Pindah yuk yang....di sofa"ajakku menjeda ciuman kami. Rey tertawa saat aku tak sabar menarik tangannya ke ruang tengah lagi. "Ga akan ada yang mergokin kita kan?"tanyaku setelah telentang di sofa. Rey menggeleng. "Ayo buruan!!"rengekku. Rey malah duduk. "Nikah aja yuk Kal kalo kamu ga sabar!"ajaknya. Aku jadi bangun terduduk. "Emang kamu ga sabar juga?"tanyaku. Rey mengusap tengkuknya. "Aku laki Kal,ga akan rugi walaupun kita make out trus atau make love sekalipun,untung banget malah,tapi kan kamu cewe,rugi di kamu,kalo belum halal tapi udah aku gerayangin badan mulus kamu,jadi bukan soal aku sabar atau ga sabar"katanya sambil menatapku. Aku menghela nafas,lalu memperbaiki posisi dudukku sampai kami berdua berhimpitan.Rey juga bergeser dan bersandar di sofa,aku jadi ikutan lalu bersandar di pundaknya. "Terlalu cepat kalo kita mutusin nikah Rey,aku belum separu mengenalmu,kamu juga.Nanti bisa jadi masalah"tolakku. Rey menghela nafas. "Aku pikir sih ga,kalo kamu cinta sama aku.Cinta kan bisa menerima semua"jawab Rey. "Kamu cinta sama aku?"tanyaku menatapnya. Rey diam lalu tersenyum. "Ga tau sih,cuma aku suka dekat kamu trus,ga bosen aja,aku juga khawatir trus kalo kamu jauh dari aku,kamu menguras pikiranku setiap hari Kal,jadi aku pikir jalan keluar supaya aku tenang,ya dengan nikahin kamu,jadi aku bisa dekat kamu,ga merasa salah kalo aku sentuh kamu,ga perlu khawatir karena kalo udah jadi suami aku berhak untuk melarang dan mengaturmu supaya aku yakin kamu aman dan baik baik aja.Aku udah bicara sama papamu...." "Kamu lamar aku?"tanyaku kaget. Rey mengangguk. "Emang itu artinya aku lamar kamu ya?,aku cuma ngobrol soal khawatirnya aku soal kamu,trus papamu juga tanya kenapa bisa,kan masih ada dia yang bisa jagain kamu.Aku kok ya ga rela papamu ngomong gitu,aku mau banget ngomong biar aku aja yang ambil tugas papamu,belum sempat aku ngomong,papamu nyuruh aku sabar jangan terburu buru"lanjut Rey lalu bersandar lagi di sofa dan memijat keningnya. Aku tersenyum lalu mengusap rambutnya sampai Rey beringsut dan tiduran berbantal pahaku. "Kamu kanapa mau buru buru nikah?"tanyaku masih mengusap rambut Rey. "Aku kesepian Kal,beberapa minggu pacaran sama kamu,aku ngerasa lebih punya tujuan hidup saat aku bangun dan terlelap dengan harapan bisa ketemu kamu.Ga kaya sebelumnya yang aku kerja cuma buat kewajiban dan dedikasiku pada masyarakat sesuai ilmu yang aku punya.Ga ada yang benar benar jadi tujuan aku hidup.Aku memang mengurus pasien anak anak,tapi bukan anakku sendiri,yang kadang aku udah sayang sama tuh anak,dia sembuh dan ga pernah datang lagi ke rumah sakit.Aku yang kadang menenangkan ibu si pasien tapi yang aku kasih dukungan bukan istriku,aku ga mau kehilangan moment itu Kal.Aku mau punya istri yang temenin aku saat aku pulang kerja,punya anak anak yang beneran bisa aku sayang dan ga akan pernah pergi"jawabnya. "Kemarin kemarin kenapa kamu ga cari?"tanyaku. Rey menghela nafas. "Karena aku pikir belum merasa perlu,aku merasa cukup aku sekolah,buat diriku mapan dengan bekerja keras dan tanggung jawab penuh pada perkerjaan,aku mikirnya aku bakal baik baik aja dengan semua itu,sampai aku mengabaikan teguran mamaku soal nikah,aku memilih sibuk trus supaya aku lupa.Tapi saat aku bisa dapat semua,rumah ini,mobil,semua uang yang aku punya,pada akhirnya malah aku merasa sepi Kal....aku ga happy,karena yang menemaniku cuma benda mati,bukan kaya kamu yang bisa aku ajak ngobrol,ketawa dan ciuman"goda Rey dengan senyum jahil. Aku tertawa. "Trus kamu mau apa setelah kita ngobrol gini?"tanyaku. Rey menggeleng. "Aku ga tau...mungkin bersabar sampai tiba waktunya aku bisa nikahin kamu,kalo kita jodoh pasti ada jalan.Mamamu bilang gitu.Mau kamu atau aku berjalan berlawanan arah juga kalo jodoh pasti di satu titik kita bakal sama berbalik dan mendekat lagi.Kalo ga jodoh mau kita terus dekat juga ,ga akan kita saling dekat,pasti ada jalan yang memisahkan kita.Aku memlilih percaya soal konsep jodoh di tangan tuhan Kal,walaupun rasanya ga adil kalo sampe kita ga jodoh"jawabnya sambil bangkit terduduk. "Doa dong biar kita jodoh!"saranku. Rey tersenyum miring. "Always Kal,walaupun sholatku bolong bolong tapi saat aku punya kesempatan sholat,aku doa semoga kamu jodoh aku,gimana pun caranya.Tuhan selalu punya cara yang ga masuk akal kan??.Jadi serkang cukup aku nikmati kebersamaan ku sama kamu"Jawabnya. Aku tersenyum lalu mencium pipinya. "Kenapa sih malah cium aku.aku ga tahan..."rengeknya. Aku tertawa. "Ayo ah kita nonton sampai waktu aku pulang"ajakku. Rey menurut,akhirnya kami berakhir menonton film komedi di netflix sambil bercanda dan makan popcorn yang di buatkan bibi sampai tiba waktunya aku pulang. "Tuh waktu ga bisa di ajak kerja sama,kalo lagi sama kamu,rasanya cepat banget kalo ga sama kamu,rasanya lama banget sampai aku niat benget buat banting jam"keluhnya. Aku tertawa setelah aku ganti baju lagi dengan baju kerjaku,Rey mengantarku pulang.Dia ngamuk lagi saat aku mencium bibirnya saat aku pamit. "Beneran aku tidurin biar kita cepat nikah"ancamnya bercampur keluhan. Aku tertawa sambil keluar mobilnya.Dan hari hari selanjutnya aku jadi merengek trus untuk ke rumahnya selepas aku kerja,aku juga suka menghabiskan waktu dengan Rey.Kami memang cuma nonton atau main game online,Rey yang ga pernah ngerti main game online jadi ikutan keranjingan main game online dan kami biasanya sampai jerit jerit heboh karena main bareng.Seru dan minim sentuhan,Rey beneran menahan diri,kalo aku udah ngambek minta cium baru dia kabulin.Gokil kan aku??. Yang berubah jadi makin gila ga cuma aku,Rey juga makin gila.Saat perayaan ulang tahun yayasan tiba,dia udah mulai marah marah saat aku pakai midi dress sebetis yang berleher rendah. "Ga ada baju lain Kal?"tegurnya saat kami sudah di mobil. "Kenapa sih?"tanyaku. Rey menghela nafas. "Itu loh belahan dadamu"tegurnya. Aku tertawa sambil memperbaiki gaunku. "Aku aja cuma baru sebatas remes dan ga berani lihat,malah sekrang kamu kasih orang lhat"keluhnya. Aku menghela nafas. "Trus kamu maunya gimana?"tanyaku. "Ganti deh,atau kita beli dulu yang baru di mall"pintanya. "Aku ganti aja"kataku keluar mobil lagi. Mama tertawa saat melihatku ganti baju. "Papa sama mama nyusul ya Kal"kata papa karena aku sudah buru buru keluar lagi Aku hanya mengangguk lalu masuk mobil Rey. "Nah begitu kan cantik aku juga tenang"jawab Rey saat menemukanku memakai gaun lengan pendek warna marun sedengkul dengan leher gaun bulat. Aku menggleng pelan.Begini aman? padahal gaun yang aku pakai bikin lekuk tubuhku terlihat walau pun model roknya mengembang. Dan sampai yayasan ga cuma Rey yang terlihat sakit jiwa dan bucin sama aku.Nino dan genk juga gitu sama istrinya.Cuma Saga yang  kelihatan santai saat aku menyapa Sashi yang pakai gaun hamil panjang warna pink lembut.Mungkin karena Sashi hamil dan ga kelihatan seksi seperti Mia yang makai midi deres warna salem tapi lehernya rendah,itu yang buat Omen terus menerus merengkul bahu Mia.Atau Rengga yang jadi ga santai karena Sinta pakai gaun panjang tapi bertali spaghetti padahal gaun Sinta tidak ketat malah gombrong banget.Rengga jadi ikut kemana pun Sinta bergerak dan buat Sinta ngamuk karena merasa ribet.Atau Miranda istri Kendi yang terlihat cuek dengan gaun one sholder dan mencepol tinggi rambutnya.Kendi yang mesti urus peralatan band jadi perlu memaksa Miranda menemaninya.Bucin semua.Elis yang pakai gaun agak tertutup tanpa lengan dan sepanjang betis,tetap ga jaminan Roland tidak sakit jiwa juga.Roland menyuruh Elisa bergerak kemana pun sambil gendong Keanu putranya yang terlihat ga betah Elis gendong dengan kostum operetnya. Nino jangan di tanya.Dia memang menggendong Kimmy yang cantik pakai gaun seperti peri,tapi Maura yang pakai gaun seperti putri dan Noni yang pakai gaun panjang warna fushia yang tertutup aja,tetap tidak membuat Nino tenang,Dia masih aja ngomel saat Noni celingukan dan menjawab sapaan orang orang yang mengenalnya.Yang anteng ya Obi dan Radit.Karin dan Gladis kan berhijab,tapi ya mereka berdua ga jauh jauh dari istrinya,buat apa lagi kalo bukan mengawasi pergerakan istrinya yang memang sibuk menyambut tamu sama sepertiku yang merasa risih karena Rey bukan urus bilik donor darah malah sibuk ngintilin aku.Hadeh bikin kesel. "Donor darahnya belum mulai"sanggah Rey waktu aku protes. Aku mau ngamuk jadi ga jadi saat aku lihat rombongan keluarga Syahreza ternyata datang.Di mulai dengan tante Selena yang kelihatan anggun sambil merangkul lengan om Rafael mendekat ke arahku dan Gladis di temani Acha yang sudah memakai kostum Tari betawi.Lalu Andra Syahreza dan istrinya yang terlihat kerepotan memegang Ello putranya,sementara Marsha putri bungsunya di gendong Andra.Lalu Brian dan Cley istriny yang juga terlihat glowing layaknya selebritis yang merangkul lengan Brian dan Biyan puta mereka berjalan di depan mereka. Terakhir Nadine dan Boy tungangannya yang juga kelihtan cantik dan anggun dengan dress kemben panjang bermodel tutu.Selesai menyambut rombongan keluarga Syahreza berlalu di bimbing om Pras dan tante Inge,Nino menghampiri aku dan Gladis. "Elo ga bilang anak anak om Rafael ikutan datang?"tanya Nino pada Gladis  Gladis tertawa. "Anak Andra ikutan nari sama Sarah bang,jadi semua merasa perlu datang dan nonton.Lagian semua acara kan eksklusif di beli sama stasiun TV Boy,dari mulai buat acara infotainment dan berita juga,Udah sih elo siap siap aja buat di wawancara,kan gue bilang acara ini di sponsorin elo"jawab Gladis. Nino senyam senyum. "Bagus dah biar si Brian ga mikir gue kalah sama dia yang punya bini influcer kemanusiaan"jawab Nino. "Lupa lo almarhum bilang jangan pamer sama orang?'protes Gladis. Nino cemberut. "Ga pamer Dis,cuma supaya Brian ga jumawa.Gue juga ga akan pamer berapa duit gue yang habis buat bikin acara ini.Gue bakal pamer punya bini pinter yang bisa rancang acara se epik ini"jawab Nino lalu meninggalkan aku dan Gladis dan mendekat ke arah istrinya. "Nino masih perang dingin sama Brie?"tanya Rey mewakilkan aku bertanya. Gladis tertawa. "Tau dah tuh abang,kalo sama bang Brie gitu trus.Saling ga mau kalah,gue sama bang Andra kadang pusing sama bang Nino sama bang Brie.Saingan ga jelas mulu'keluh Gladis. Aku dan Rey tertawa. Aku jadi penasaran kenapa Nino dan Brian perang dingin,setauku dulu Nino cuek kalo Brie kadang tak menyapanya saat kami masih kecil dan berkumpul.Kenapa sekarang ribet?,Brie juga kenapa dari dulu kesal sama Nino.Aku bertekad mencari tau nanti dari Nadine.Gimana aku ga kepo.Kalo bukan Brian Syahreza dan Gerenino Sumarine yang perang dingin sih aku ga perduli,lah ini dua milyuner muda,sama sama ganteng,sama sama punya bini bule,dan anak anak keceh.Belum rumah tangga mereka yang mesra trus.masalah apa coba yang membuat mereka trus saingan. "Ayo ikut aku ke tempat donor darah Kal"ajak Rey tak bisa di tolak Akhirnya aku cuma bisa pasrah ,menemani Rey toh acara baru akan di mulai jam 1 siang.Masih ada acara bansos dan bazar dulu sebelum acara inti.Tamu tamu undangan di giring dulu ke ruang makan yang sudah si sulap jadi aula besar untuk makan siang bersama. ##### Wah.....bakal ada apa saat Nino hadapan dengan Brian???,Kalila bakal tau ga ya masalah Nino dan Brian?? see you next part...... Kiss and love
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD