"Kenapa lu?" tanya Andre heran. Sepasang alisnya berkerut melihat Farrel yang baru memasuki kelas sambil misuh-misuh gaje. Farrel tak langsung menjawab. Pemuda itu mendudukkan bokongnya di kursinya kasar, membuatnya meringis karena kerasnya kursi yang terbuat dari besi itu menghantam pinggulnya. Untung bukan tulang ekor yang kena. Farrel mengusap pinggulnya yang sakit. Kedua sudut bibir Andre sedikit terangkat melihat kelakuan temannya itu. Lumayan, pikirnya, hiburan sebelum kelas dimulai. "Ketawain aja gue teroosss! Nistain aja, gue ikhlas!" sungut Farrel kesal. "Orang ikhlas sih mukanya ditekuk kayak gitu." Andre menunjuk wajah tampan Farrel dengan gerakan kepala. Farrel menatap Andre dengan mata menyipit. "Nggak lu, nggak Vian, sama! Sama-sama ngeselin!" Andre mengangkat sebelah a