Libur sebulan terasa sangat lama bagi Vian. Sebulan serasa seabad. Untunglah liburan yang membosankan itu sudah berakhir. Besok mereka sudah mulai masuk sekolah kembali. Vian tersenyum lega. Gadis itu menarik selimut sebatas d**a. Memejamkan mata dan bersiap menjemput mimpi. Sebelum getaran ponselnya memaksa gadis itu untuk kembali membuka mata. Dengan malas Vian menjangkau ponsel yang berada di nakas. Matanya memicing menatap layar ponsel yang menampilkan sebuah pesan dari Tara. Vian berdecak kesal. Dia sudah sangat mengantuk dan sahabatnya dengan rasa tidak bersalah kembali mengiriminya pesan. Padahal tadi mereka sudah saling berbagi kabar melalui telepon. Sangat lama sampai rasanya telinganya panas karena ditempeli ponsel. Vi, lu belum tidur kan? Temenin dong, gue nggak bisa tidur ni