Gara-gara Nikah di KUA Bab 16 : Bukan Mimpi “Itu Naima dan Yusril udah datang.” “Duh, mereka cantik dan genteng deh, pasangan serasi.” “Nggak nyangka bakal ngerasain juga acara yang dibuat mereka.” “Eh, mereka bisa banyak duit gini, gimana ceritanya, ya?” Begitulah bisik-bisik dari para tetangga saat aku dan Bang Yusril menaiki pentas yang dalam bahasa kampung kami disebut ‘tarub’ yaitu bangunan tambahan yang dibuat khusus untuk acara karena rumah yang bersangkutan tak mencukupi untuk menampung para tamu undangan. Aku dan Bang Yusril duduk di dekat Ibu dan Bapak juga Abah dan Emak. Nazia dipangku Ibu. Di sini juga ada Ustad Jaka, dia adalah Ustad yang biasa dipanggil warga jika akan mengadakan hajatan sebab dia akan menjadi pemimpin doa. “Apa acaranya bisa dimulai sekarang, Yusril?