Setelah menerima panggilan Jimin beberapa jam yang lalu, Angga semakin susah untuk memejamkan matanya, dia merasa ada yang tidak beres dengan Dela, kenapa wanita itu masih ngotot ingin bersamanya sedangkan dia masih belum bisa melupakan Stevan. “Kenapa Lo serakah sekali Dela?” Kesal Angga sambil mendudukkan tubuhnya diatas ranjang. Tiba-tiba saja perut Angga mulai meronta ingin diisi, rasa lapar mulai menguasai perutnya. Diliriknya jam dinding kamarnya. “Pantes saja perut gue laper. Dari tadi pulang dari kantor Jimin belom makan.” Angga bergumam sambil berusaha mencari sendal tidurnya. “Ye! Ngapain lu nyelip disitu?” kesal Angga sambil berusaha meraih sebelah sendalnya yang terselip dikolong ranjang. Setelah dia berhasil meraih sebelah sendalnya, Angga segera meraih ponselnya lalu me