PILIHANKU

1707 Words
“Dimana aku..??? Apakah aku telah mati?? Kenapa sunyi sekali?? Jadi ini rasanya mati ya….” Gelap. Tidak ada satu suarapun yang berbunyi. Hanya ada kalimat itu dipikiranku yang entah, apakah aku masih memiliki pikiran atau tidak. Tubuhku yang tidak bisa aku gerakan ini, terasa seperti melayang diruang hampa diangkasa, berharap untuk cepat mencapai dasar tapi rasanya seperti tidak akan mencapainya karena pasti tidak ada dasar. Dan tidak lama kemudian, aku merasakan seperti jatuh dari ranjang yang tidak begitu tinggi. ((Bhukkkkk….)) Suara yang saat ini terdengar karena kondisiku yang jatuh dari suatu tempat. Dan tidak ada rasa sakit yang aku rasakan karena merasakan jatuh seperti itu, mungkin ini karena aku sudah mati sehingga tidak lagi bisa merasakan sesuatu. “Ada dimana inii..???” Itulah kalimat pertama yang aku ucapkan setelah membuka mataku dan melihat-lihat sekitar. “Apakah ini akhirat?? Kenapa aku mengenakan pakaian yang serba putih?? Dan tempatnya juga penuh dengan awan putih? Dan lantainya??? Hmmm. Rasanya seperti lantai biasa dikontrakan tempat aku tinggal” Lanjutku dengan perasaan bingung akan keadaan sekitar, meski tau kalau tempat ini bukan lagi dunia yang sebelumnya aku tinggali. “Ohh tidak… Ini pasti tempat pembagian surga dan neraka untuk orang-orang yang telah meninggal, seperti yang aku pelajari dimasa sekolah duluu...” “Oh dewaaa….. kehidupanku di dunia sudah sangat pahit dan pedih, janganlah kau tega memasukanku kedalam neraka…” “Aku selalu melakukan kebaikan, tidak pernah memukuli orang (yah karena fisik gak mampu sih), dan menahan diriku untuk tidak melihat konten dewasa, yahh meski pernah sekali kali sih, tapi tidak sering oh dewaa…” Dengan rasa cemas dan panik karena teringat pelajaran sekolah saat masih didunia tentang keadaan ketika sudah meninggal, aku duduk dengan mengarahkan telapak tangan dan kepalaku keatas serta posisi mata yang tertutup seperti orang yang sedang berdoa pada umumnya. Sudah cukup lama aku menunggu di tempat yang seperti nirwana ini, dengan posisi yang masih seperti orang berdoa dan berharap kepada penciptanya. [[ Nakamura Shinji…]] Kudengar suara, seperti suara cowok yang begitu menggelegar dan tinggi datang dari atas memanggil namaku. Aku mencoba membuka mata ku untuk melihat sosok yang memanggil namaku tersebut. Ternyata ada sosok seperti manusia berwarna putih yang melayang sekitar lima meter dari alas tempatku duduk saat ini dan berjarak sekitar sepuluh meter dari tempatku duduk saat ini. Sosok putih yang tinggi besar. Dia duduk di singgasana putihnya selayaknya seorang kaisar yang siap memberikan titahnya untuk dilaksanakan. [[ Selamat datang di perbatasan setiap alam, nakamura shinji ]] “Perbatasan setiap alam…??? Jadi ini tempat pertama yang akan didatangi oleh orang mati sebelum akhirnya menuju ke neraka atau surga?? Hmmm….” “Tunggu…!!! Dia bilang setiap alam?? Apakah yang dimaksudnya adalah setiap dunia…?? Jadi ada berapa banyak alam yang ada..???" Pikirku setelah mendengarkan sosok tersebut karena bingung dan bertanya-tanya tentang apa yang disampaikan olehnya. [[ Aku adalah Tartaros Sang Dewa Tertinggi, yang berada dipuncak segala pengetahuan, kekuatan, dan pemahaman yang ada. Dan akulah yang memberikan izin akan kehidupan dan kematian ]] Ucap dari sosok tersebut dengan suaranya yang masih menggelegar tinggi seperti menggunakan pengeras suara. “Dewa Tertinggi?? Apakah dia adalah tuhan atau sang pencipta atau semacamnya….??” Lanjut pikirku setelah mendengar perkataan tadi. [[ Aku menciptakan beberapa alam. Alam Semesta tempat kamu hidup sebelumnya. Alam Nether tempat para makhluk kegelapan hidup. Alam Akhsansha tempat segala kehidupan menyatu, seperti siluman, monster, dan ada juga manusia yang hidup di alam ini. Dan terakhir adalah Alam Akhtar, alam terakhir dimana para arwah dan jiwa berkumpul setelah meninggal di kehidupannya. Masing-masing dari keempat alam tersebut aku mengirimkan para dewa untuk mengurusnya. ]] [[ Dan sekarang kamu berada di perbatasan dari keempat alam, yang hanya aku dan dengan izinku bisa dikunjungi ]] Perasaan takjub dan berdebar-debar yang saat ini aku rasakan setelah mendengar penjelasannya, karena bisa mengunjungi tempat yang bahkan para dewa dan makhluk lain tidak bisa dikunjungi selain dengan izinnya. “Woaaahhhh….. Jadi apakah aku termasuk makhluk yang spesial karena bisa masuk kesini?? Tapi apa yang membuatku spesial?? Aku hidup hanya untuk di bully..!!! Aku hidup dengan kesengsaraan dari aku lahir…!!! Aku tidak memiliki pencapaian apapun dalam hidupku. Dan apa yang bisa dikatakan spesial dari itu semua….” Dengan perasaan sedikit marah dan kesal dengan kehidupan sebelumnya, aku mengutarakan kalimat tersebut didalam pikiranku. “Tunggu. Apakah semua itu penting…?? Sekarang aku berada di alam lain yang tidak jelas ini..!!! Apa akhirnya aku akan dimasukkan ke dalam surga karena aku makhluk yang spesial yang bisa mendatangi tempat ini?? Atau malah neraka…???? Tidak tidak tidak…. Jangan neraka, aku mohon padamu dewa tertinggi. Janganlah kau juga bertindak kejam seperti Taka…” Lanjutku didalam pikiran dengan sedikit rasa khawatir. [[ Aku tau apa yang kau pikirkan saat ini shinji, karena aku bisa membaca pikiran semua makhluk yang ada ]] Kata Sang Dewa Tertinggi setelah aku memikirkan kalimat tadi, dan sambil mengucapkan kalimat tersebut, dia bergerak lebih mendekat kearahku. “Jadi dia juga bisa membaca pikiranku…??? Maafkan aku dewa tertinggi jika daritadi aku memikirkan hal yang buruk…” Itulah kalimat yang ada didalam pikiranku dengan perasaan terkejut akibat pernyataan dari Dewa Tertinggi tadi. [[ Aku juga tau tentang kehidupanmu itu, tapi kau tetap sabar hingga akhir dan tidak melakukan perbuatan bodoh seperti bunuh diri atau berencana membunuh orang lain ]] [[ Kau tetap menjalani kehidupanmu dengan penuh semangat dan tidak menyerah akan kehidupanmu yang pahit itu. Banyak makhluk lain akan mengakhiri hidupnya sendiri jika kehidupannya sepertimu, shinji. Dan juga ada yang membalaskan dendam kepada sesamanya, yang telah membuat hidupnya menderita ]] [[ Tapi kau berbeda dari semua makhluk itu shinji, kau terus bersabar hingga akhir. Dan itu yang membuatmu spesial bagiku ]] Kata Sang Dewa Tertinggi. “Membunuh orang lain…??? Maksudmu membunuh taka yang telah membuatku menderita..??? Jangan bercanda denganku….!!!! Apa yang bisa aku lakukan dengan tubuh fisik lemah seperti itu..!!! Jangankan membunuh, melawan pukulannya saja aku tidak bisaa….!!!” Dengan perasaan kesal dan marah akibat pernyataan Dewa Tertinggi tadi. Aku mengeluarkan semua kalimat itu dengan suara yang rendah seperti seseorang yang ingin mengutarakan semua kekesalannya tapi tidak ingin didengar oleh yang lain. “Dan bunuh diri…??? Aku tidak sebodoh itu untuk melakukan sesuatu yang tidak berguna. Apa lagi aku masih belum merasakan apa itu pernikahan…!!! Itu karena aku masih berharap bahwa hidupku akan lebih baik dari sebelumnya…!!! Masih berharap….!!! Dan kau seenaknya saja mengambil hidupku tanpa memberikanku sedikit kebahagiaan di dunia itu…!!! Kenapa kau memberikanku kehidupan jika kau hanya membuatku sengara hingga akhir..??? Kenapa…???” Masih dengan perasaan kesal dan marah, aku mengatakan semua kalimat itu dengan adanya perasaan sedih juga, yang membuat mataku berlinang air mata karena mengingat semua kehidupanku sebelumnya yang begitu menyedihkan. [[ Aku mengerti akan penderitaanmu shinji. Maka dari itu, aku akan memberikanmu kehidupan kedua, tetapi bukan di alam tempatmu tinggal sebelumnya. Akan tetapi Alam Akhsansha, tempat segala kehidupan menyatu, dan tentu saja kehidupanmu akan berbeda dari kehidupanmu sebelumnya di Alam Semesta. Apakah kamu menerimanya Shinji? ]] Masih dengan perasaan sedih yang aku rasakan saat ini. Aku mendengar perkataan yang dikatakan oleh Dewa Tertinggi. “Apakah itu benar dewa? Apakah kau akan memberikanku kehidupan kedua dan membuat kehidupan keduaku itu berbeda dari sebelumnya?” Aku mempertanyakan perkataan Dewa Tertinggi sebelumnya. [[ Benar Shinji ]] Jawab Dewa Tertinggi. “Wahai dewa, bisakah aku mengetahui terlebih dahulu. Alam seperti apa Alam Akhsansha itu?? Bisakah kau menunjukkannya kepadaku sebelum aku menjalani kehidupan keduaku disitu??” Lanjut pertanyaanku kepada dewa tertinggi. [[ Tidak bisa Shinji. Karena kau pastinya akan mengetahuinya setelah kau hidup dialam itu. Dan aku juga sudah menjelaskan kepadamu sebelumnya, kehidupan seperti apa yang ada di alam akhsansha. ]] [[ Sekarang. Apakah kau menerima kehidupan keduamu di Alam Akhsansha Shinji??? Jika tidak, aku akan langsung mengirimmu ke Alam Akhtar. Dimana jiwamu akan langsung tinggal di dalamnya ]] Setelah mendengar penjelasan dari Dewa Tertinggi itu. Aku mulai berpikir keras apakah menerima kehidupan kedua ku di Alam Akhsansha itu atau tidak. Karena aku hanya tidak ingin kehidupan kedua ku sama seperti kehidupanku sebelumnya. “Baiklah. Wahai Dewa Tertinggi. Aku akan menerima kehidupan keduaku di alam Akhsansha ini. Tapi kau bilang kehidupan keduaku akan berbeda dari kehidupanku sebelumnya. Apakah kehidupanku akan lebih baik disana?? Atau malah lebih buruk wahai dewa??” Jawabku sambil menanyakan beberapa pertanyaan itu ke Dewa Tertinggi dengan suara biasa saja seperti orang normal pada umumnya. [[ Majulah sedikit kedepan Nakamura Shinji ]] Sambil mengikuti apa yang disuruh oleh Dewa Tertinggi. Aku melangkahkan kaki ku sedikit kedepan sekitar tiga meter jauhnya, dan bingung kenapa pertanyaanku sebelumnya tidak dijawab oleh Sang Dewa Tertinggi. “Hmmmm….. Mungkin pertanyaanku tidak penting yaa. Yahh sudahlahh….” Pikirku. [[ Sebelum kau memasuki kehidupan keduamu di Alam Akhsansha. Aku akan memberikan sebuah berkah yang akan membantumu di kehidupanmu nanti ]] Setelah Dewa Tertinggi mengatakan kalimat tersebut. Muncul dua api berukuran sedang seperti ukuran buah manga dan memiliki warna yang berbeda yaitu merah dan biru. [[ Itu adalah sebuah berkah yang bisa aku berikan kepadamu, Shinji. Disebelah kiri mu yang berwarna biru adalah sebuah pengetahuan, jadi kamu akan memiliki pengetahuan tak terbatas. Sedangkan disebelah kanan mu yang berwarna merah adalah sebuah kekuatan, jadi kamu akan memiliki kekuatan yang tak terbatas ]] [[ Kamu hanya dapat memilih satu dari kedua berkah ini yang akan menemani kehidupanmu dari kamu hidup hingga meninggalkan alam itu. Akan tetapi, dari salah satu berkah yang akan kamu pilih, pastinya kamu akan memiliki konsekuensi dari tanggung jawab yang akan kamu jalani nanti di Alam Akhsansha, karena kamu merupakan makhluk spesial yang akan menerima berkah langsung dariku Sang Dewa Tertinggi ]] Dewa Tertinggi menjelaskan. Dalam posisiku yang berdiri dan sambil melihat kearah dua api itu. “Jadi apa yang akan aku pilih…??? Mungkin pengetahuan bagus. Aku akan menjadi orang paling jenius di alam sana dan pasti akan banyak orang yang akan kagum akan pengetahuanku. Dan mungkin aku juga bisa membawa pengetahuan dari kehidupanku sebelumnya.” Aku dibuat bingung, dan berpikir sangat keras dengan dua pilihan yang ada. Dan tidak lama kemudian setelah kebingungan yang kurasakan, aku akhirnya menetapkan pilihanku di pikiranku. “AKU AKAN MEMILIH KEKUATAN”
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD