BERTEMU DEWA ALAM AKHSANSHA

1670 Words
“Ughhhh…. Ada dimana aku??? Kenapa gelap sekali disini?? Aku tidak bisa melihat apa – apa.”   Dengan kepala yang merasakan sakit, aku membuka mataku perlahan dan melihat sekitarku.   “Woaahhh, aku melayang lagi…!!!! Oh iya, aku ini sudah mati lalu aku bertemu dengan yang namanya dewa tertinggi itu. Dan setelah aku memilih kekuatan dari 2 pilihan yang ada, kepalaku langsung pusing dan aku pingsan.”   Kaget dan bingung yang disertakan dengan rasa sakit di kepala, aku mulai mengingat – ingat kejadian yang aku alami sebelumnya.   “Jadi, apakah aku sudah memiliki kekuatan..?? Hmmm, aku masih belum bisa merasakan apa – apa. Apa aku dibohongin ya.?? Tapi masa sesosok dewa juga ikut berbohong ke aku seperti teman – teman ku dulu..??”   Itulah kata – kata yang keluar dari mulutku. Dengan kondisi yang seperti melayang di udara, aku bertanya – tanya tentang pilihan yang diberikan oleh dewa tertinggi kepadaku, karena masih belum bisa merasakan perubahan yang ada ditubuhku ini.   “Woahh. Lihatt.. Ternyata ini makhluknya yang bertemu dengan dewa tertinggi kita di perbatasan alam.”   Tiba – tiba terdengar suara asing seperti suara perempuan di kepalaku yang mengatakan kata – kata tersebut.   “Hahh?? Siapaa ituu..??”   Seketika aku kaget dan bingung sambil menolehkan kepala ku ke setiap arah karena bingung suara itu datangnya dari mana.   “Apakah itu dewa tertinggi?? Tapi suaranya perempuan, apa mungkin dia mengubah suaranya menjadi perempuan ya?? Kan dewa bisa segalanyaa. Tapi kenapa harus perempuan?? Apa ini jam – jam nya dewa tertinggi nganuu yaaa?? Heheeee, dasar meski dewa juga pengen yang seperti itu yah…”   Pikirku yang memikirkan hal – hal yang hanya orang dewasa ketahui, karena mengira suara perempuan itu adalah suara dari dewa tertinggi yang sedang mengubah suaranya menjadi suara perempuan.   “Pffttttt, Hahahahahahaaaa……”   Setelah aku memikirkan hal itu, suara perempuan itu mulai tertawa terbahak – bahak di kepalaku   “Kenapa dia tertawa?? Apa dia bisa membaca pikiranku??   Pikirku karena bingung kenapa suara perempuan itu tiba – tiba tertawa.   “Oh iya…!!!! Dewa tertinggi kan bisa membaca apa aja yang ada di pikiranku.!!!   Lanjutku dalam pikiranku.   “Maaf dewa tertinggi karena aku memikirkan hal – hal yang buruk tentang anda. Saya mohon maaf sebesar – besarnya wahai dewa tertinggi”   Sambil mempertemukan kedua telapak tanganku didepan leher seperti posisi sedang meminta maaf dan kepalaku menghadap keatas, aku mengucapkan kata – kata tersebut dengan perasaan bersalah dan menyesal.   “Hahahaaa. Kau sangat lucu. Belum ada yang pernah berani berpikir seperti yang kamu pikirkan ituu, apalagi kami para dewa yang ditugaskan untuk menjaga dan merawat tiap alam.”   Aku mendengarkan dengan seksama perkataan yang dikatakan oleh suara perempuan ini dengan sedikit senyuman karena masih di bayang – bayangi oleh rasa bersalah.   “Yaaahhh, meski aku masih belom pernah melakukannya, tapi aku tau kalau itu adalah hal yang biasa kalian para makhluk hidup lakukan kan? Kalian menyebutnya itu dengan reproduksi atau berkembang biak, aku tau itu karena selalu memperhatikan kalian.”   Lanjutnya dengan nada yang seakan – akan dia memberitahuku kalau dia tau segalanya   “Wahh. Kasiannya dia hanya bisa melihatnya tapi tidak bisa ikut merasakan kenikmatannya. Huhuu. Yahh padahal aku juga masih belum bisa merasakan yang aslinya dan tiba – tiba langsung mati saja. Hmm.”   Kata – kata seperti itulah yang seketika keluar dipikiranku setelah mendengar penjelasan dari suara perempuan tadi dan lupa kalau dia bisa membaca pikiran.   “Pffftttttt….. Hahahahahahahahaaaa…… Yahh kau benar sekali aku belum pernah melakukannya. Sebenarnya aku bisa melakukannya dengan turun ke bumi dan menyamar sebagai salah satu makhluk hidup disana. Tetapi aku berpikir bahwa itu terlalu kotor dan jorok untukku, jadi aku tidak melakukannya.”   Sambil tertawa, suara perempuan tersebut langsung merespon apa yang ada di pikiranku dengan kata – kata tersebut. Dan setelah mendengar penjelasan tersebut tiba – tiba aku hanya terfokus pada satu kata saja dan tidak menghiraukan perkataannya yang lain. Yaitu….   “Apaa?? Bumi?? Apakah di alam ini juga ada bumi nya?? Atau aku akan dikirim ke bumi tempat aku tinggal dulu di alam semesta yang dikatakan oleh dewa tertinggi sebelumnya??”   Dengan perasaan kaget akibat suara perempuan tersebut menyebutkan kata bumi. aku langsung mengucapkan pertanyaan itu setelah suara perempuan itu menyelesaikan perkataannya.   “Ohohohooo. Kau berani mengabaikan perkataanku yang lain dan hanya terfokus dengan kata bumi ya.?” Lanjut suara perempuan setelah aku mengucapkan pertanyaan itu.   “M.. m.. maaf aku gak bermaksud, aku hanya kaget saja setelah anda mengatakan kata bumi.”   Jawabku dengan rasa sedikit panik setelah mendengar perkataan suara perempuan tersebut yang tiba – tiba menjadi serius.   “Tidak apa – apa. Ini juga salahku karena tidak memperkenalkan diri sebelumnya.”   Ucap suara perempuan tersebut.   “Perkenalkan aku adalah Nemesis, dewa yang menjaga dan merawat Alam Akhsansha.”   Lanjut suara tersebut yang sedang memperkenalkan dirinya. Dan suara tersebut berubah menjadi suara seperti seorang laki – laki. Aku kaget setelah mendengar suaranya yang tiba – tiba menjadi laki – laki. Tapi aku tahan pertanyaan tersebut karena tau kalu dia adalah dewa yang tentunya bisa melakukan segalanya, dan juga aku masih ingin mendengarkan dia berkenalan lebih dalam lagi.   “Mungkin Sang Dewa Tertinggi sudah menjelaskan kepadamu tentang Alam Akhsansha yang akan kamu datangin ini.”   Lanjut Dewa Nemesis menjelaskan, dan aku mendengarkan dengan seksama apa yang dia katakan di kepalaku. Meski aku masih belum tau wujudnya seperti apa.   “Alam Akhsansha merupakan salah satu dari empat alam ciptaan Sang Dewa Tertinggi, dan aku ditugaskan oleh Sang Dewa Tertinggi untuk menjaga dan merawatnya hingga hari dimana beliau akan menghancurkannya tiba”   Mendengar penjelasan Dewa Nemesis barusan. Aku tiba – tiba dibuat kaget karena di alam seperti ini juga ada yang dinamakan dengan hari kehancuran atau hari akhir. Ingin rasanya aku mengucapkan beberapa pertanyaan untuk ditanyakan tapi aku memutuskan untuk terus mendengarkan penjelasan Dewa Nemesis hingga selesai, karena penasaran dengan penjelasannya selanjutnya tentang Alam Akhsansha.   “Didalam Alam Akhsansha banyak berbagai macam kehidupan atau makhluk hidup seperti manusia binatang, manusia normal yang juga ada di Alam Semesta dan beberapa monster yang juga ada di Alam Nether.” “Setiap kehidupan yang ada di Alam Akhsansha juga hidup di salah satu planet yang bernama Bumi Akhsansha, karena hanya planet itulah yang cocok untuk dibuat adanya sebuah kehidupan, dan di planet itulah kau akan hidup shinji.”    Itulah penjelasan yang disampaikan oleh Dewa Nemesis kepadaku.   “Ternyata anda tau namaku dikehidupanku sebelumnya.”   Pernyataan yang aku lontarkan setelah mendengar Dewa Nemesis menyebut namaku.   “Tentu saja aku tau. Aku dan keempat para dewa penjaga alam lainnya dengan hebohnya membicarakanmu, karena baru kali ini ada yang berbicara berdua dengan Dewa Tertinggi di perbatasaan keempat alam yang tidak bisa kami, para dewa penjaga alam masukin seenaknya tanpa izin dari Sang Dewa Tertinggi.”   Kata Dewa Nemesis dengan suaranya yang kembali ke suara perempuan.   “Woaaahhhh. Suaramu jadi perempuan lagi.”   Dengan perasaan kaget akibat suara Dewa Nemesis yang tiba – tiba berubah menjadi perempuan kembali. Aku dengan lantangnya melontarkan kata – kata tersebut.   “Hahaaa. Yah, karena aku suka dengan nada suara ini yang menurutku begitu menarik serta imut.” Kata Dewa Nemesis yang menjawab keterkejutanku.   “Hmmm. Dasar dewa yang aneh..”   Pikirku setelah mendengarkan kata – kata Dewa Nemesis.   “Aku tau apa yang kamu pikirkan Shinji. Hahahaaa…..”   Kata Dewa Nemesis, dan aku dibuat kaget karena lupa bahwa dewa ini juga bisa membaca pikiranku.   “Heheee. Maaf Dewaaa…”   Dengan sedikit senyuman dan mata sedikit tertutup, aku mengucapkan permintaan maaf tersebut.   “Tidak apa – apa. Sebagai gantinya, kamu harus menjelaskan padaku kenapa kamu bisa masuk ke perbatasan empat alam itu dan memutuskan untuk menghidupkanmu kembali di alamku Alam Akhsansha? Seharusnya setiap makhluk hidup yang meninggal akan langsung ke Alam Akhtar kan karena mereka langsung berubah menjadi roh atau jiwa tanpa tubuh. Tentunya Sang Dewa Tertinggi memberitahumu kan kenapa kamu bisa masuk ke tempat itu.”   Kata Dewa Nemesis yang masih ada didalam kepalaku.   “Hmm. Itu mungkin karena beliau kasian dengan kehidupan yang aku jalani sebelumnya.”   Kataku kepada Dewa Nemesis dengan nada yang biasa aja dan sedikit mengingat kembali kenangan buruk dikehidupanku sebelumnya.   “Memang kenapa dengan kehidupanmu di alam sebelumnya?”    “Yaahhh. Sebenarnya aku tidak ingin mengingat kembali kenangan – kenangan yang buruk itu. Tapi, karena sang dewa yang memintaku untuk menjelaskannya, mau tidak mau aku harus memberitahu…”   Jawabku ke Dewa Nemesis. Setelah itu aku menjelaskan kepada Dewa Nemesis bagaimana aku hidup sebelumnya, yang dari kecil harus berjuang untuk hidup sendiri dengan badan yang begitu lemah sehingga harus mengalami pembullyan besar – besaran di sekolah. Tidak memiliki kekuatan apa – apa untuk melawan pembullyan itu dan hanya bisa bersabar karenanya. Dan aku memberi tahu kepada Dewa Nemesis bahwa aku hidup seperti itu hingga hari kematianku tiba.   “Wahhh. Berat sekali kehidupanmu itu. Tapi masa karena hal itu Sang Dewa Tertinggi langsung mengizinkanmu masuk ke perbatasan dan berbicara berdua dengannya?”   Tanya Dewa Nemesis setelah mendengarkan penjelasanku.   “Katanya sih karena aku selalu sabar, tidak memiliki niat untuk membalas perbuatan pembully itu dan tidak merusak diriku dengan hal – hal yang berbau dosa besar.”   Jawabku ke Dewa Nemesis.   “Tentunya Sang Dewa Tertinggi memiliki alasan tersendiri untuk membuatmu hidup kembali tetapi di alam yang berbeda yaitu Alam Akhsansha. Aku tidak memiliki hak untuk mempertanyakan lebih lanjut keputusan yang sudah diputuskan oleh Sang Dewa Tertinggi.”   Kata Dewa Nemesis setelah mendengar jawabanku akan pertanyaannya.   “Tapi tadi anda menanyakannya. Hmm”   Pikirku setelah mendengar perkataan Dewa Nemesis tadi.   “Itu karena aku penasaran aja shinji. Tidak ada maksud lain seperti mempertanyakan keputusan dari Sang Dewa Tertinggi.”   Dewa Nemesis langsung menjawab perkataan yang ada didalam pikiranku.   “Kebaca lagi yaa pikiranku wahai dewa?? Maaf yaa, kadang pikiranku ini tidak bisa di rem. Hehee…”   Ucapku sambil tersipu malu karena Dewa Nemesis tau apa yang aku pikirkan.   “Tidak apa – apa shinji. Karena hal itu juga aku bisa terhibur kok meski sedikit. Hahahaaaa..”   Jawab Dewa Nemesis kepada perkataanku tadi.   “Jadi, sampai kapan aku akan melayang seperti ini dewa?”
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD