When you visit our website, if you give your consent, we will use cookies to allow us to collect data for aggregated statistics to improve our service and remember your choice for future visits. Cookie Policy & Privacy Policy
Dear Reader, we use the permissions associated with cookies to keep our website running smoothly and to provide you with personalized content that better meets your needs and ensure the best reading experience. At any time, you can change your permissions for the cookie settings below.
If you would like to learn more about our Cookie, you can click on Privacy Policy.
Sinar matahari pagi menerpa kulit Alya lewat celah-celah jendela yang terdapat di kamarnya. Namun, Alya sepertinya tidak terusik sedikit pun. Ia masih merasa nyaman dengan lelapnya. Hingga suara ketukan pintu dari luar terdengar barulah tidur Alya menjadi terganggu. Wanita itu menggeliat dengan kelopak mata yang bergerak-gerak. tok! tok! tok! Suara ketukan kedua kembali terdengar disusul dengan suara Marcello yang memanggilnya. "Al, aku boleh masuk?" tanya lelaki yang sudah berpenampilan rapi itu. Sepertinya Marcello sudah bersiap untuk berangkat ke kantor. Bola mata Alya terbuka sempurna, dengan suara khas bangun tidur ia pun menyahut, "Masuk saja, Marcel. Pintunya tidak aku kunci," Alya sedikit berteriak, ia lantas memposisikan dirinya duduk bersandar di kepala ranjan