8. Lagi dan Lagi

1145 Words
“Apa ini sudah selesai? Sepertinya kita harus segera kembali ke kantor. Lagi pula mungkin ada pekerjaan yang harus dilakukan,” ucap Grize masih dengan nada yang sopan. Dia mencoba untuk mempertahankan sikapnya. “Tidak. Masih ada lagi,” balas Dave pelan. “Ada lagi? Seperti ini lagi? Berakting sebagai sepasang kekasih?” tanya Grize yang tidak habis pikir. Sebenarnya seberapa banyak orang yang menyukai pria ini? “Ini sedikit berbeda.” Dave yang masih duduk di kursi, menarik lengan Grize dengan kuat. Karena tidak dalam keadaan siap akhirnya tubuh Grize langsung limbung dan jatuh ke atas pangkuan Dave. “Apa yang kau lakukan?” tanya Grize dengan penuh penekanan. Tangannya tiba-tiba dituntun oleh Dave hingga melingkar di leher pria itu. Grize ingin menolak, tetapi Dave menatapnya dengan tajam. “Jangan bergerak!” Dave memberi peringatan. Grize mengatupkan mulutnya. Ini sungguh memalukan. Saat ini posisinya lebih terlihat seperti wanita nakal yang sedang menggoda seorang pria kaya. Yang benar saja?! Mungkin Grize memang sering dipandang sebagai w*************a, tetapi yang ini rasanya lebih menjengkelkan. Dia seakan tidak bisa berkutik, semuanya berada di bawah kendali Dave. Saat dia sedang meratapi amarahnya, tiba-tiba bahunya didorong dari samping. Itu dorongan yang keras hingga membuatnya hampir terjatuh. Beruntung dia langsung berpegang pada bahu Dave. Jika tidak, maka dia mungkin sudah tersungkur ke bawah. “Siapa kau?! Jangan berani-berani menggoda pria milikku!” Seorang gadis dengan rambut sebahu menatap Grize dengan murka. Dia adalah orang yang baru saja mendorong Grize dengan kasar. Mungkin usianya baru 18 atau 19 tahun, tetapi sikapnya benar-benar buruk. Jika dilihat dari tampilannya, sepertinya dia merupakan gadis berdarah campuran. Grize menatap gadis itu sekilas sebelum mengalihkan pandangannya lagi pada pria yang hanya diam di depannya. Grize sedikit memelotot. Apa sekarang dia harus mengusir gadis ini? Kenapa Dave hanya diam? “Hey! Apa kau tuli?! Menjauhlah dari Dave!” Gadis itu kembali berteriak. Suaranya yang melengking sungguh membuat Grize merasa sakit kepala. Apalagi Dave tidak bisa diandalkan sama sekali. Bahkan, tidak menjelaskan apa pun. Akhirnya Grize hanya bisa menghadapi ini dengan tangannya sendiri. Dia memutar tubuhnya sedikit. Tangannya kanannya masih dikalungkan di leher Dave. “Maaf, siapa kau?” Sepertinya pertanyaan Grize sudah membuat gadis asing itu semakin murka. Tangannya terangkat di udara dan dilayangkan menuju pipi Grize. Kening Dave langsung berkerut. Awalnya dia ingin menghentikan telapak tangan gadis itu, tetapi gerakan Grize sudah mendahuluinya. Grize mengangkat tangan kirinya untuk menahan tamparan yang akan datang. Dia tidak akan pernah membiarkan orang lain menamparnya, tidak peduli apa. “Kau masih terlalu muda. Apa orang tuamu tidak mengajarkan tata krama yang baik?” Grize bertanya dengan alis yang terangkat. Tangannya mencengkram pergelangan tangan gadis itu cukup kuat. “Kau ...! Lepaskan!” Gadis itu memberontak, berusaha melepaskan diri dari cengkeraman Grize. “Kau menyukai pria ini?” tanya Grize padanya. “Tentu saja. Memangnya untuk apa aku datang ke sini?!” “Berapa lama kau mengejarnya?” “Bu—bukan urusanmu!” Grize menjadi heran. Bahkan gadis muda seperti ini rela mengejar seorang Dave. Memang seberapa bagusnya pria itu? Grize sedikit tersenyum dan melepaskan tangan gadis itu. “Sayangnya dia tidak pernah menyukaimu. Dave tidak pernah menyukaimu.” Gadis muda itu menatap Grize tidak percaya. “Bagaimana kau bisa berbicara seperti itu?! Meskipun Dave tidak pernah mengatakannya, tapi dia pernah memelukku, pernah ... menciumku juga.” Suaranya terdengar semakin lirih. Mendengar hal ini Grize langsung menajamkan tatapannya pada Dave. Apa pria itu mengambil keuntungan dari seorang gadis polos? Benar-benar tidak tahu malu. Sepertinya Dave ini memang bukan pria yang baik. Bahkan gadis semuda itu pun tidak bisa lepas dari tangan jahat Dave! “Siapa namamu?” tanya Grize. “Jessie,” jawab gadis itu masih dengan ketus. Grize beralih menatap Dave. “Apa kau menyukai Jessie?” Dave menatap Grize dengan senyum kecil yang menggantung di bibirnya. Kemudian dia menjawab, “Aku hanya menyukaimu.” “Ehm.” Grize berdeham. Kemudian dia beralih lagi untuk menatap Jessie. “Benar, kan? Dia tidak mengatakan suka padamu. Jadi, aku rasa kau harus berhenti mengejarnya. Kau masih muda, ah, belajarlah dengan baik,” ucap Grize dengan lembut. “Tidak! Aku tidak percaya ini!” seru Jessie. Dia menatap Dave dengan wajah penuh harap. “Kalau begitu apa arti pelukan dan ciuman yang kau berikan saat itu? Di saat aku kehilangan ayahku, kaulah orang yang sudah memelukku dengan erat. Kau pasti menyukaiku, kan?” tanya Jessie pada Dave. Namun, Dave segera menggeleng. “Kau salah paham.” “Apanya yang salah paham! Kau .... Kau benar-benar b******n!” rutuk Jessie dengan mata yang mulai berkaca-kaca. Grize merasa kasihan melihatnya. Bagaimanapun Jessie ini jelas masih muda dan sangat mudah untuk dibodohi. Sayang sekali gadis itu bertemu Dave dan itu mungkin akan menjadi pengalaman yang menyakitkan untuk Jessie. “Jessie, apa kau marah?” tanya Grize. “Ya, aku marah. Aku juga kecewa. Jadi selama ini aku hanya gadis yang menjadi mainan baginya!” Grize mengangguk. Dia berdiri dan menatap Jessie lekat-lekat. “Apa kau tahu apa yang harus kau lakukan sekarang?” Jessie menatap Grize tidak mengerti. “Apa?” Kemudian Grize sedikit membungkuk dan berbisik di telinga Jessie. “Berikan dia hukuman. Pria b******n harus diberi pelajaran.” Mendengar ucapan Grize, Jessie langsung terkejut. Bukankah wanita yang lebih tua darinya ini adalah kekasih Dave? Kenapa dia malah berbicara seperti itu? Jessie tidak bisa memahaminya. Grize tersenyum. Dia ingin berkata lagi, tetapi tiba-tiba Dave menyela, “Apa kau sudah selesai mengajari anak kecil?” Ekspresi wajah Grize menjadi kaku. Dia tidak tahu harus merespons bagaimana. Tiba-tiba pinggangnya ditarik oleh seseorang. Siapa lagi jika bukan Dave? “Aku menyukaimu, tapi bukan berarti aku membiarkanmu sebebas ini.” Dave berkata dengan datar. “Aku yang harus menghukummu.” Grize menjadi waspada. Dia langsung memalingkan wajahnya, menatap Dave untuk memastikan apa yang sedang pria itu rencanakan. Namun, tindakannya salah. Karena pada saat Grize menoleh bibirnya langsung menabrak bibir Dave. Oh, situasi macam apa ini?! Kedua tangan Grize langsung mengepal. Dia ingin melepaskan diri, tetapi tangan Dave malah menahan kepalanya dan mulai menjajahi mulutnya lagi. “Kalian benar-benar ....” Jessie tidak tahu harus mengatakan apa. Air mata akhirnya keluar dari sudut matanya. Dia sudah merasa kecewa dan sekarang harus menonton adegan seperti ini? Tentu saja hatinya semakin sakit. Mungkin yang dikatakan Dave memang benar. Jessie hanya salah memahami perlakuan manis Dave. Akhirnya dia hanya bisa berlari keluar dari tempat itu daripada harus melihat mereka bermesraan. Grize mendorong Dave menjauh. Namun, pria itu bak tembok kokoh yang tidak bisa diruntuhkan. Akhirnya dia hanya membiarkan Dave menciumnya sampai kehabisan napas. Setelah itu barulah Dave melepaskan Grize. Napas mereka terdengar naik turun tidak teratur. Keduanya saling memandang selama beberapa saat sampai akhirnya Grize memalingkan muka. ‘Ini benar-benar tidak baik!’ Grize berteriak dalam hati. Sepertinya dia harus segera mempertemukan Dave dengan ayahnya agar kesepakatan konyol ini bisa berakhir. Selanjutnya, mereka hanya akan menjadi atasan dan bawahan yang normal. Iya, kan?
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD