"Bapak!" "Lama sekali, aku sudah lapar!" seru Aryan dengan wajah menyiratkan rasa kesal. Mulut Nysa ternganga menerima kekesalan Aryan. "Bapak tidak ke kantor?" Tanya Nysa, sambil melangkah meninggalkan kamar. "Aku ke kantor. Aku pulang untuk melihat keadaanmu." Aryan menjawab pertanyaan Nysa dengan nada tinggi. "Ya Tuhan, so sweet sekali, Bapak!" Nysa menghentikan langkah di puncak tangga. Ditatap wajah Aryan dengan senyum di bibirnya. Tak peduli dengan nada bicara Aryan yang menunjukkan rasa kesal. "Heh, jangan besar kepala ya. Aku hanya tidak ingin, Mas Hanan, dan Mbak Andin menganggapku tidak bisa mengurus kamu, paham!" Aryan mendorong kening Nysa dengan ujung jarinya. Lalu ia menuruni anak tangga mendahului Nysa. Nysa tersenyum, diikuti langkah Aryan menuruni anak tangga. "Aw