chapter 11

2021 Words
Dengan perencanaan yang sesempurna dirinya , Tepat di hari ulang tahun zara. Ferry berencana untuk mengungkapkan isi hati nya kepada seseorang yang paling dicintainya. Ia menyiapkan pesta kecil di halaman belakang rumah nya. Karena hanya akan ada dia dan zara saja , tidak ada yang lain. Sebelumnya ia meminta zara untuk pergi ke rumah sinta , agar ia bisa menyiapkan semua perlengkapan yang akan di rangkainya. Tidak ada rasa penasaran pun pada diri zara , Saat ferry meminta nya untuk berkunjung ke rumah sinta padahal hari ini tepat hari ulang tahun nya. Hanya ada satu yang mengganjal di hati zara saat itu , Namun ia sendiri pun tak mampu untuk mengutarakan nya kepada ferry. Ferry hanya berpesan jika ia sudah meminta zara pulang maka pulang lah. Zara selalu mengumpat di dalam hatinya , Apa ferry sudah merencanakan sesuatu dengan perempuan lain dan menyuruhnya untuk berkunjung ke kediaman sinta. Pikiran zara tak mampu untuk mencerna hal seberat itu. Dalam perjalanan zara tak hentinya selalu saja mencoba berpikir jernih agar tak membuat otak nya menjadi sedikit lelah. Karena memikirkan perihal ferry yang Nampak begitu aneh saat ini. hingga tak terasa zara telah sampai tepat di depan rumah kediaman yogaswara. Rumah yang menerimanya di saat ia sangat membutuhkan kehangatan. Kasih sayang yang selalu yang selalu sinta berikan kepadanya tak berbeda seperti ibu kandung dengan anak nya. Saat itu , Zara hanya bersyukur dengan apa yang ia dapati. Ia sama sekali tak merasakan kekurangan apapun selama hidup bersama di dalam keluarga yogaswara. Tak terasa bulir air mata bahagia pun menetes dari kelopak mata zara. Dengan bahagia ia melangkah kan langkah nya lagi menuju rumah berry dan sinta. | | Zara membuka knop pintu , Dan kemudian ia berlalu menuju ke dalam rumah untuk mencari keberadaan sinta dan berry. Waktu itu , Terlihat sinta dan berry sedng bercengkrama ria menonton televisi. Di usia senja mereka selalu menunjukkan kemesraan yang membuat iri hati untuk setiap orang yang memandanganya. “ pagi papa .. Pagi mama .. “ Sapa zara yang sontak membuat keduanya terkejut. “ loooh, Kok zara gak bilang mama kalau mau kesini sayang? “ Tanya sinta sembari menghamburkan pelukan nya kepada zara. “ anak cantik papa. “ Ucap berry lalu juga memeluk zara. “ selamat ulang tahun gadis kecilnya papa. Do’a terbaik buat kamu ya sayang. Kata berry lalau mencium kening zara. “ mana kakak mu? “ Lanjut tanya berry. “ maka dari itu paa ... “ Ucap zara terhenti sejenak , Namun terlihat raut kesal yang terpancarkan dari wajah nya. Yang membuat berry dan sinta mengerutkan kening nya bersamaan. “ kakak minta aku kesini. Dia ada urusan di rumah. Kalau urusan nya sudah selesai aku di suruh pulang. “ Ujar zara dengan melipat kedua tangan nya. “ tadi pagi , Mama telfon itu kakak mu. Mama berencana untuk merayakan ulang tahun zara. Lalu , Saat mama bilang kalau mau berkunjung ke rumah langsung terdengar suara yang seperti terkejut. Dan begitu cepat untuk menolak mama. “ Terang sinta sambil menepuk telunjuknya di dagunya. “ entah lah maa. “ Kata zara sambil membuang nafas kesal nya. “ sudah lah , Biarkan ferry melangkah sesuai apa yang dia ingin kan. Kita sebagai sanak saudara harus selalu mensupport nya. Mungkin ada sesuatu hal yang ia impikan. “ Ucap berry yang seakan juga menyembunyikan sesuatu. “ tunggu ... Apakah papa mengetahui apa yang akan di lakukan ferry? “ Tanya sinta dengan tatapan mengintimidasi. “ tidak maa , Walaupun papa tidak begitu dekat dengan ferry. Seperti mama atau zara , tapi papa pun juga tahu bagaimana tumbuh kembang serta jalan pikiran anak laki-laki papa. “ Jelas berry lalu meneguk kopi hitam yang sudah menjadi dingin. |✿✼:*゚:.。..。.:*・゚゚・*| Ferry kini sedang menata beberapa perlengkapan di halaman belakang rumah nya. Suasana romantis , Yang penuh dengan lilin mengitari jalan setapak yang terhubungkan dengan satu meja yang dimana akan menjadi tempat makan malam terindah bagi ferry. Dan tak hanya itu saja. Ferry pun juga memasak semua makanan dengan kedua tangan nya sendiri. Karena ferry tidak begitu suka dengan makanan luar yang ia sendiri pun tak bisa menjamin kebersihan nya. Setelah hampir seharian ferry berkutik di dalam dapur dan juga halaman belakang rumah. Kini semua nya sudah terlihat begitu sempurna. Ia bersiap-siap di depan pintu rumah nya , ia sedang menantikan kedatangan zara. Terlihat taksi berwarna biru memasuki pekarangan rumah nya. Dan setelah berhenti di depan pintu masuk , Ferry membukakan pintu penumpang yang sudah ada zara di dalamnya. Dan terlihat pemandangan yang memukau untuk zara , ketika mendapati ferry yang berpenampilan begitu tampan. Dengan berbalutkan pakaian yang kasual tapi terlihat elegan. Hem panjang yang berwarna biru , Terlihat ferry yang menarik ujung lengan nya untuk di lipat hingga ke siku. Wangi maskulin yang sangat menusuk di penciuman zara semakin membuat nya terpikat oleh ketampanan ferry. Tak terasa kini ferry sudah menggenggam tangan zara. Mengisi sela-sela jari zara dengan jari jemarinya yang terasa kekar dan hangat. Pandangan mata zara tak hentinya memandng takjub ciptaan-Nya yang begitu sempurna. Dan sesekali pun ferry melayangkan senyuman nya pada zara. Pikiran zara seakan terhenti saat ini , Saat ia melihat begitu indah nya suasana yang telah di rangkai oleh ferry. Seperti kesukaan zara dengan cahaya yang tamaran dan dengan mawar yang masih terlihat mekar namun juga masih melihatkan kuncupnya. Mata zara seakan memanas sekarang , Ia sendiri sudah tak tahu harus berkata seperti apa lagi sekarang. Selama ia turun dari taksi tadi , tidak ada percakapan sama sekali antara mereka. Namun , Rona wajah mereka seakan sudah saling berlempar tanya jawab. Ferry membawa zara untuk duduk di kursi yang sudah di siapkan nya , lalu menyalakan lilin -lilin kecil pada roti ulang tahun untuk zara. “ make a wish dulu , raa. “ Kata ferry dengan suara yang lembut. Dan kemudian zara pun memejamkan mata nya untuk membuat suatu permohonan. Saat ia membuka kedua kelopak matanya , Terlihat ferry yang sudah membawa satu ikat bunga mawar merah dan satu kotak kecil yang ada di genggaman tangan nya. Ferry melangkah kan kaki nya lalu mendekat ke arah zara. Ia berlutut di hadapan zara , lalu memberikan bunga itu kepadanya. Perlahan membuka kotak kecil yang di bawanya. Ada benda kecil berbentuk lingkaran disana , zara saat ini benar-benar sangat bingung dengan apa yang terjadi. Pikiran nya seakan berlari kemana-mana. “ hadiah kecil untuk gadis kesayangan kakak. “ Kata ferry lalu mengambil cincin dari tempatnya dan di sematkan nya di jari manis zara. “ terimakasih kak. “ Ucap zara paruh yang terlihat menahan isak tangis nya. “ raa , ada yang ingin kakak bicara kan dengan mu. “ – “ sebenarnya kakak men .... “ Ucap ferry terhenti saat semua rencana nya tergagalkan oleh cuaca yang tiba-tiba saja berubah. Seketika hujan turun dengan lebat. Tanpa memberi aba-aba terdahulu , hingga membuat ferry dan zara yang hampir basah kuyub jika mereka tak segera berlari ke dalam rumah. Ketika sudah memasuki rumah , Tatapan zara dan ferry bertemu hingga membuat kedua nya terkekeh saat mendapati keadaan mereka sulit di artikan. “ bersihkan diri mu dulu raa , Jangan sampai sakit nanti. “ Ucap ferry yang hanya di tanggapi anggukkan oleh zara. Ketika zara berjalan menuju ke arah kamar nya , Di setengah jalan nya ia membalikkan tubuhnya dan kemudian berlari ke arah ferry dan sontak membuat nya terkejut. “ hey , kenapa sayang? “ Tanya ferry sambil membalas pelukan zara dan kemudian membelai rambut zara yang sudah sedikit basah karena hujan. Bukannya menjawab. Zara hanya menggelengkan kepalanya yang menempel pada d**a ferry. Saat zara mencoba melepas pelukan nya dan kemudian ia mendongakkan wajah nya untik melihat ferry yang sekarang sedikit menunduk. Dengan perasaan yang mendebarkan , Zara memberanikan dirinya untuk mengecup bibir ferry dan setelah nya pun zara berlari pergi meninggalkan ferry yang masih termenung di tempatnya sekarang. Hingga ferry sendiri tak menyadari jika senyumnya menyemat pada kedua sudut bibirnya. | ⠀ ノl> |/ ▲` |┑ ∥ / | • ferry side • Seperti mimpi , Apa ini yang ku rasakan benar apa ada nya. Bibir ku seakan kelu saat ini , jari jemari ku pun juga ikut seakan tak peecaya hingga menyentuh bibir ku berulang-ulang kali. Jantung ku.. Oh sial..!!! Mengapa detak nya cepat sekali seperti ini. Lalu , kenapa sedari tadi aku hanya berdiri disini saja. Aku masih basah kuyub tapi rasanya sekujur tubuh ku sangat terasa memanas. Aku pun seakan tak bisa menghentikan senyum di kedua sudut bibirku yang selalu tertarik ke bagian atas. Langkah kaki ku seakan berayun ringan saat aku berjalan menuju kamar ku. Otak ku benar-benar tak waras karena perlakuan zara. Setibanya aku di dalam kamar , Aku bergegas untuk membersihkan tubuh ku dan mengganti baju ku. Setelah semua selesai , Aku keluar dari kamar mandi dan hanya memakai kaos tipis dan celana tidur ku. Lalu aku menuju ke arah wastafel. Pikir ku saat itu aku ingin mencukur sedikit bulu-bulu kecil yang tumbuh di sekitar wajah ku. Dari arah pandang ku , Aku melihat ada seseorang yang sedang duduk di tepian tempat tidur ku. Dan pastinya itu adalah zara. Aku mendekat dengan keadaan yang sedang memakai foam creame untuk mencukur di area wajah ku. Ketika aku menepuk pelan pundak zara , Ia terkejut saat mendapati aku dengan keadaan yang begitu mengejutkan. “ kakaaaak . “ Suara nyaring zara seakan mengisi kamar ku saat ini. “ apa sih , raa. Berisik. “ Gerutu ku sambil menangkis tangan zara yang hampir saja jatuh mengenai wajahku. “ kakak ngeselin tau. Malem-malem pake begituan. “ Umpat zara yang masih dengan wajah terkejut nya , yang nampak begitu lucu dan menggemaskan bagiku. Pikiran ku sudah sangat ngawur sekarang. “ kakak Cuma mau nyukur kumis kok , Lah terus ngapain zara ke kamar kakak malem-malem gini? Bukannya tidur. “ Ucap ku yang seketika membuat zara panik dengan pertanyaan ku , dan terlihat juga bibir merona nya yang terbuka lalu tertutup lagi. Seakan ia tak sampai untuk mengatakan sesuatu kepadaku. “ emmh , a-aku .. “ Suara nya yang begitu lirih dan tertahan membuat ku ingin sekali untuk melahapnya lebih dalam. Atas perlakuan yang di lakukan nya tadi yang membuat ku semakin terasa gencar benar-benar memilikinya seutuh nya. “ apa zara sayang? “ Tanya ku lagi yang sudah terlihat mempesona karena penampilan baru ku tanpa adanya kumis tipis di area wajah ku. “ ti-tidak kak , gak jadi. “ Ucap nya lalu berlari kecil agar terhidar dari ku. Tapi aku lebih cepat dari pergerakkan nya , aku menggenggam lengan nya. Kemudian menariknya pelan hingga ia terjatuh kembali dalam pelukan ku , aku memeluk tubuh mungil nya. Mungkin saat ini pun ia juga merasakan bagaimana detak jantung ku berdebar hebat. Aroma wangi rambut nya menjalar memasuki indera penciuman ku. Wajah ku perlahan menuruni leher nya yang jenjang dan berhenti pada bahu nya yang juga tak kalah wanginya seperti rambut nya. Aku mengarahkan rambut nya menyamping pada bahu kanan nya. Terasa tubuh zara yang juga mulai menegang akibat perbuatan ku. “ selamat ulang tahun gadis kecil kakak. Panjang umur dan sehat selalu. Semoga semua impian mu tercapai. “ Bisik ku lirih pada telinga zara. “ terimakasih kak. Aku sangat beruntung memiliki kakak seperti mu. “ Ucap zara pada ku , ia yang terlihat masih enggan membalikkan tubuh nya. “ raa.. “ panggil ku. “ iya kak. “ Sahut zara yang masih terasa menegang dengan pelukan ku. “ aku mencintai mu.. Aku sungguh sangat mencintaimu , raa. “ Ujar ku mengutaraka semua perasaan ku kepada nya , perasaan yang hampir empat belas tahun aku simpan rapat-rapat dalam hati ku. Perasaan yang entah dari mana datang nya. Hingga selalu membuat hari ku menjadi tak karuan setiap saat berada di sisinya. Zara , Perempuan yang mempora-porandakan hati ku. Dan sekarang aku benar-benar sudah tak mampu menahan rasa ini. Aku yang begitu sangat mencintai nya. Namun , Aku belum mendapat jawaban apapun dari zara , ia masih berdiam diri dalam pelukan ku tanpa berucap apapun. Kedua telapak tangan ku memegang pinggang nya saat aku melepas pelukan ku dari tubuh nya. Kemudian aku membaliknya hingga menghadap ke arah ku. Terlihat wajah nya yang tertunduk , saat aku mengarahkan wajah nya agar melihat ke arah ku. Nampak pipi nya yang memerah karena menahan malu. Aku menangkup kedua pipinya yang semakin terlihat mempesona itu , kemudian mengecup kening nya lama. Hingga tak terasa zara langsung saja memelukku kembali. “ zara juga mencintai kakak. “ Ucap nya lirih yang sangat membuat ku bahagia. Perasaan ku yang sudah terbalaskan , tidak ada rasa yang tak mungkin saat berada dalam pelukannya saat ini. Tak terasa pun aku meneteskan air mata bahagia ku dalam pelukan zara. • ferry side off • Bersambung..
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD