chapter 10

1518 Words
~ ferry side ~ | “ aaaa … jangan nad. “ Suara teriakan zara sangat terdengar jelas dalam pendengaran ku. Aku berusaha berlari menuju dimana sekarang zara berada , dia berada di kerumunan orang-orang yang sedang mengelilingi nya. Dan yang dimana ada kolam kecil yang mungkin berukuran hanya setengah meter. Aku melihat zara sedang di angkat oleh dua orang pemuda dan entah itu siapa , dan … Byuuuuuurrr …. Zara kini berada di dalam kolam itu , badan nya sudah sangat basah kuyup. Namun , Tak ada sama sekali orang yang mau menolong nya. Semua hanya mampu menertawakan kejadian buruk yang sedang di alami oleh zara. Terlihat zara hanya menundukkan pandangan nya. Nampak semua mata tertuju pada ku , Yang sedang menuruni beberapa anak tangga yang terhubung dengan kolam itu. Aku membuka jas yang kupakai. Lalu aku melepaskan nya dari tubuh ku setelah nya aku pakaikan kepada zara. Tatapan sendu nya , Mata itu … Mata yang selalu membuat ku terpesona dan selalu memuja-muja keindahan nya. Kini mata itu sedang menahan suatu amarah yang seakan enggan untuk ia lepaskan, Aku memeluk tubuh mungil nya , zara seakan terbenam dalam rangkulan ku. Tak ada yang berani untuk mendekati ku dan zara , Bahkan nadira dan dua orang yang sudah melempar zara ke kolam pun menundukkan kepalanya, Setelah keluar dari dalam kolam , Langkah ku terhenti sejenak , Kemudian terlihat zara yang menatap ku aneh dan mengerutkan kening nya. “ tunggu .. “ Ucap ku lalu melepaskan rangkulan ku. Saat aku memalingkan langkah ku untuk menuju ke arah dua pemuda tadi terasa ada genggaman lembut yang mengisi jari-jari ku. Aku menengok kearah nya , Dan terlihat zara yang hanya menggeleng-gelengkan kepala nya pelan. Jika bukan karena zara , Sudah dapat aku pastikan jika kedua pemuda itu tak akan selamat. Aku kembali mendekati zara lalu meramhkul nya kembali dan membawa nya menjauh dari kerumunan orang-oarang yang tak bisa menghargai orang lain. Aku membawa zara memasuki mobil ku lalu membukakan pintu penunpang untuk nya. Setelah nya , aku memasang sabuk pengaman yang berada di samping pintu lalu menguncinya. Lalu aku pun berjalan untuk menuju kursi kemudi mobil dan kemudian melajukan mobil dengan kecepatan yang seimbang. “ maaf kak. “ Suara lirih zara yang menusuk telinga ku dan seakan meremas jantung ku. “ oh ya kak , Kakak mau aku masakan apa untuk makan malam nanti. Aku sudah banyak belajar lho.. “ Lanjut tanya zara kepada ku. Tapi aku menghiraukannya. Suara ku seakan begitu mahal. Karena beberapa pertanyaan yang zara lontar kan kepada ku , aku enggan untuk menjawab nya. Kecewa… Ya , pasti aku kecewa. Terluka… Ya , itu sudah pasti membuat ku terluka. Dan pada akhirnya zara pun tak melemparkan beberapa pertanyaan kembali. Ia hanya mampu menunduk karena kesalahan yang ia lakukan. Kini kami sudah memasuki pekarangan rumah , setelah nya aku menghentikan mobil ku tepat di depan pintu masuk. Aku membiarkan zara yang berlalu keluar dari mobil tanpa pembicaraan apapun. Dari sorot matanya , Aku dapat melihat rasa bersalah dalam pandangan nya , dan lagi-lagi aku menghiraukannya lalu memilih untuk menginjakkan gas mobil ku dan berlaju keluar dari pekarangan rumah ku meninggalkan nya dalam diam. | ~ ferry side off ~ | ~(‘o’)~ | Zara kini hanya mampu terdiam dan termenung menunggu kedatangan ferry yang tak kunjung datang sejak kepergian nya. Tak hentinya zara meneteskan air matanya. Jarum jam sekarang terlihat terhenti di angka sebelas , zara masih saja mondar-mandir di balik pintu masuk. Ia tak tahu harus bagaimana lagi , Karena ponsel ferry pun tak bisa di hubungi dan tak mungkin juga ia menghubungi sinta ataupun berry untuk mencari tahu keberadaan ferry, Itu juga pasti akan membuat ferry yang terkena imbas nya. Tak hentinya zara merapalkan do’anya agar tidak ada sesuatu hal buruk yang terjadi kepada ferry. Kantuk pun juga sudah terasa menyerang dua kelopak mata zara. Hingga membuat nya memilih untuk merebahkan tubuhnya diatas sofa yang berada di ruang tamu. Mata nya sudah sangat ingin terasa terpejam. Tapi , Keinginan nya untuk tertidur sama sekali tak mampu ia capai. Dan kemudian ia mendengar suara mobil memasuki pekarangan rumah ferry hingga berlalu menuju ke arah garasi. Dengan tergesa-gesa zara lekas beranjak dari atas sofa lalu berjalan menuju arah pintu masuk. Sebelum ferry berhasil membuka pintu nya , Terlebih dahulu zara telah membukakan pintu itu dan lalu menampilkan senyum lebarnya. Namun , Dibalik semua itu nampak wajah ferry yang terlihat sangat sulit untuk di artikan. Ferry berjalan lurus tanpa sama sekali menyapa zara ataupun hanya sekedar mengusap pipinya saja. Dan zara pun juga hanya mampu terdiam di tempat nya sekarang. Dari balik punggung ferry , Zara melihat jika semakin lama pandangan nya seakan pudar kemudian menghitam. Sekarang ferry telah memasuki kamar nya dan tanpa tersadar jika zara sudah jatuh tergeletak tak sadarkan diri. || || Ferry sangat merasakan kelaparan saat ini , Karena pekerjaan nya yang terlalu bertumpuk membuat nya selalu lupa untuk menyelakan waktunya hanya untuk sekedar melahap makanan. Ia memutuskan untuk beranjak dari tempat tidur nya menuju ke dapur. Namun , Saat ia membuka pintu kamarnya dan berjalan beberapa langkah. Pandangan nya bertemu dengan sesuatu hal yang sontak membuat nya berlari ke arah tujuan ferry. Dan kini penyesalan pun seakan hinggap di perasaan nya. Ferry tak menyangka jika ketika ia tak menghiraukan zara sama sekali akan menyebabkan hal buruk terjadi kepada zara. Dengan ala bridal ferry membopong tubuh zara lalu membawanya untuk memasuki kamar ferry. Rasa khawatirnya seakan menuncak ketika ferry mengetahui jika suhu badan zara meninggi. Ferry mencoba menyadarkan zara terlebih dahulu , Di letakkan nya aroma kayu putih tepat di bagian lubang hidung zara dan kemudian ferry pun juga mengusap-usap telapak tangan zara yang terasa dingin agar merasa sedikit hangat , Tak butuh waktu lama , Kini zara pun sudah tersadar dari pingsan nya , betapa bahagia nya zara saat mendapi ferry berada di sisinya. “ kakak … “ Panggil zara lirih. “ iya sayang , maafkan kakak raa. “ Ucap ferry sembari mencium punggung tangan zara. “ kakak tidak salah , Zara yang salah karena tak seharus nya pergi tanpa ijin terlebih dahulu sama kakak. Dan akhirnya zara kena imbas nya deh. Untung saja kakak sampai tepat waktu .. Kalau tidak pasti zara sudah .. “ Ucap zara terhenti karena ferry terlebih dahulu membungkam mulut zara dengan tangan nya “ eeemb ,, emmmbhh … “ Suara zara yang mencoba berteriak karena bungkaman ferry. “ kakaaak , zara gak bisa nafas tau. “ Umpat zara ketika ferry melepaskan tangan nya dari mulut zara. “ abis zara kalau ngomong kaya kereta api , gak ada titik komanya. “ Protes ferry. “ ya allah kakak , Masih tega aja ngatain zara. “ Ucap zara sambil memutar bola mata nya malas. “ raa , tolong kedepan nya jangan membuat kakak merasa tak berarti seperti saat ini. Tak bisa menjaga mu. Sampai-sampai kamu harus mengalami hal seperti tadi. Dan kakak juga minta maaf , raa. Karena bertindak seperti anak kecil yang memilih mendiamkan mu dan mengabaikan mu. Lala kakak juga mau … “ “ krruuuuuuk .. kruuk … kruuuk. “ Ucap ferry terhenti saat terdengar suara yang berasal dari perutnya hingga membuat sang empunya dan zara terkekeh geli. “ ayo kita makan , raa. Kakak laper banget. “ Ajak ferry pada zara dan hanya di tanggapi anggukan oleh zara. Ferry memberikan satu tangan nya untuk di jadikan pegangan zara agar ia dapat terbangun. “ panas mu udah turun raa? “ Tanya ferry heran saat mendapati suhu badan zara yang mulai stabil. “ mungkin karena sudah dapat maaf dari kakak. Makanya panas ku turun , dia takut sama kakak. “ Goda zara yang menanggapi ucapan ferry. Dan ferry pun hanya mampu tertawa saat mendengar ucapan zara. || || Pagi yang begitu indah menghiasi hari zara. Lebih tepat nya dini hari , karena saat ini jam masih menunjukkan pukul dua pagi. Betapa bahagia nya zara saat mengetahui jika selama ini ferry selalu memeluknya dalam tidur tanpa ia tau. Saat dahaga melanda zara sewaktu ia tertidur , Ia terbangun dan ingin melangkahkan kaki nya untuk menuju ke arah dapur. Lalu saat itu zara tersadar jika ada lengan kekar yang mengalung pada perut ramping zara dan juga terasa hembusan nafas hangat yang teratur pada lehernya dan ternyata ferry pun berada di balik tubuh zara membenankan wajah nya di dekat ceruk leher zara. Serasa tak percaya ketika zara mencoba melihat ke belakang , karena benar adanya jika ferry lah yang berada disana. Bukan hanya sekedar khayalan nya saja. Dengan perlahan zara memutar tubuh nya hingga menghadap ke arah wajah ferry. Ia sangat tertegun dengan wajah tampan ferry yang nampak jelas terlihat ketika ia sedang tertidur. Zara berpikir pekat , Apakah selama ini ferry selalu melakukan ini tanpa sepengetahuan nya. Tapi memnag benar ada nya jika ia berada di dalam rumah ferry , ia tak pernah merasakan mimpi buruk itu muncul lagi. Bahka zara baru tersadar jika ia sudah tak mengonsumsi obat tidur yang biasa nya ia tenggak sebelum tidur. Dengan telunjuknya zara bermain dengan bulu mata ferry yang tak kalah lentik dari miliknya. Lalu membelai hidung mancung nya yang terbuat dari pahatan tulang yang kokoh. “ sampai kapan kau akan memandangi ku raa. Berkediplah. Kalau tidak , kau akan semakin jatuh cinta terhadapku. “ Gumam ferry dalam tidur nya yang membuat zara merasa begitu malu dan memilih untuk menyembunyikan wajah nya di balik selimut yang membalut mereka berdua. Bersambung…
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD