11

1182 Words

Malam semakin larut dan pagi pun menjelang. Sinar mentari mulai naik dan menampakkan cahaya hangat yang menyilaukan kedua mata Daniel melalui celah kaca jendela kamar tidurnya. Tubuhnya sesekali terasa dingin diterpa angin yang berhembus dari AC kamarnya dan terkadang terasa hangat dari sinar matahari yang mulai meninggi. Daniel mebegrjapkan kedua matanya dan memegang keningnya sambil mendesah pelan merasakan tubuhnya yang sakit di area punggung dan sakit di arean lutut. "Awwhh ... Sssttt ... Pegel sekali," umpatnya lirih sambil membuka kedua matanya lebar. Daniel pun terkejut saat melihat tubuhnya polos yang hanya tertutup oleh selimut berbulu halus. Kepalanya menoleh ke arah tempat yang sudah kosong tepat di sampingnya. Ya, Tempat Melati biasa berbaring menemaninya sepanjang malam. A

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD