Cinta dan Obsesi

1171 Words
“Apa begitu cara kamu berterima kasih, Hira? Aku menyelamatkanmu dengan mengorbankan hidupku, tapi kamu tidak mengatakan apa-apa malah menghilang dan menikah dengan lelaki lain,” ujar Adnan. ‘Berterimakasih untuk apa? Apa yang dia maksud saat dia merusak kehormatanku? Dasar pria aneh, kamu bagian dari mereka kenapa aku harus berterimakasih pada pria jahat seperti kamu’ Hira membatin. “Aku tidak mengerti apa yang kamu maksud.” Hira ingin berdiri, Saat sedang bicara dengan Adnan ponsel milik Hira berdering, sebuah panggilan masuk dari putranya. . “Mami! Kapan pulang ke rumah Nenek?” “Sayang, Mami nanti akan pulang, tunggu ya.” Hira mematikan panggilan telepon dan ia kembali duduk, jantung dalam d**a seakan ingin melompat dari cangkangnya. “Berapa usianya?” “Iya?” “Anakmu, berapa usianya?” “Dua tahun.” “Laki-laki atau perempuan?” “Laki-laki.” Adnan menatap wajah Hira dengan dalam, ada banyak hal yang ingin ia katakan pada Hira tentang semua yang terjadi. Adnan akhirnya tau kejadian di masa lalu, ternyata Hira tidak salah. Maya dan Dikto sudah mengakui semuanya, orang yang memaksa Hira melakukan hal bodoh saat itu. Adnan sadar telah melakukan kesalahan besar yang menyebabkan Hira mengalami hari buruk dalam hidupnya saat mereka sekolah dulu.. “Aku akan pulang.” Hira ingin berdiri, tapi Adnan menahan pundaknya dengan kedua tangannya. “Duduklah sebentar lagi, aku ingin memberi tawaran yang menarik denganmu.” “Katakan saja apa?” “Tidurlah denganku dan aku akan memberikan gedung itu padamu.” Pak! Dengan cepat tangan Hira menampar lelaki yang sudah menjadi bos besar tersebut. Ia hanya tersenyum kecil saat Hira memberinya hadiah tamparan. “Aku bukan w************n seperti yang kamu pikirkan. Aku sudah menikah dan punya anak.” “Kamu akan datang padaku Hira,” ucap pria itu dengan santai. “Aku tidak akan melakukannya dan tidak ada alasanku datang padamu. Kamu memang b******k sama seperti dulu.” Hira ingin berdiri tapi Adnan menahan tubuhnya kembali. “Aku selalu mendapatkan apa yang aku mau, kejadian tiga tahun yang lalu aku mendambakan tubuhmu.” Hira terlihat sangat marah, ia mengepal tangannya dengan kuat. “Apa kamu ingin melarikan diri dan menghilang lagi Hira? Kamu takut padaku?” Pria tampan itu seakan-akan menertawakannya. Hira hanya bisa mengepal jemari nya dengan kuat. “Aku tidak pernah takut padamu lepas aku ingin pergi.” “Tiga tahun yang lalu aku sudah katakan padamu, kalau tubuh ini hanya milikku.” Adnan dengan lancang menyentuh pipi Hira dengan punggung tangannya. Dengan wajah geram Hira menepis tangan Adnan. “Tubuhku milik suamiku bukan milikmu.” “Kamu akan datang padaku, kamu akan meminta bantuan dariku Hira. Datanglah aku akan menunggumu.” Hira berdiri dengan wajah marah, ia meninggalkan Villa Adnan, sebelum ia pergi Hira menatap dengan sinis bagunan mewah tersebut. “Aku tidak akan datang padamu, dasar pria sombong,” ujar Hira kesal. Lelaki yang dipanggil Adnan itu tersenyum miring melihat layar monitor di depannya, “apa yang aku inginkan akan jadi milikku, Hira. Tiga tahun lalu kamu bisa lolos dariku tetapi tidak untuk kali ini.” ** Hira baru saja tiba di rumahnya, apa yang dialami hari ini cukup mengurus hampir separuh energi dari tubuhnya, ia merasakan tubuhnya lemah tak berdaya. Kehilangan tempat, lalu bertemu dengan Kay membuatnya hampir gila. “Apa kamu baik-baik saja, Sayang?” Sean meneliti wajah sang istri. Hira, menegakkan tubuhnya lalu menatap Sean dengan intens, “Sayang, bagaimana kalau kita kembali ke Jerman.” “Apa.” Pria itu kaget. “Apa terjadi sesuatu?” “Kita baru beberapa bulan di sini dan kamu juga baru membuka sebuah klinik besar. Apa terjadi sesuatu?” tanya Sean lagi. “Gedung Klinik Ku akan dibangun sebuah hotel dan aku diusir dari sana.” Hira terpaksa mengarang cerita dramatis agar sang suami tersentuh lalu setuju untuk kembali ke Jerman. “Kita bisa menuntut pemilik gedung itu Sayang, kamu tidak boleh lemah.” Sean malah mendukungnya untuk melaporkan Adnan ke polisi. ‘Aku tidak ingin berurusan dengan lelaki sombong itu, dari dulu sampai sekarang aku lebih memilih menghilang dari pada berhadapan dengannya’ Hira berucap dalam hati. “Hira, apa ada masalah?” Wanita cantik itu terlihat sangat depresi untuk menghilangkan rasa stres ia mengajak sang suami untuk mandi berdua, dengan rajin melakukan aktivitas ranjang dengan pasangan dipercaya mengurangi stress. “Jangan sakit Sayang, aku dan Elvan sangat membutuhkanmu,” ucap Sean memeluk tubuh istrinya. “Aku akan kuat demi kalian berdua,” balas Hira memeluk kepala Sean membawa pria itu ke dalam lautan kehangatan. Usai bercinta dengan sang suami, sebuah telepon masuk . Hira buru-buru mengangkat. “Bang Leo ada apa?” “Hira, Apa abang mengganggu?” suara lirih saudaranya membuat Hira menegang. “Tidak Bang, ada apa?” “Hira Abang dalam masalah besar, aku tertipu investasi bodong dan kehilangan uang sampai puluhan miliar. Sekarang aku ditahan sama mereka, kalau malam ini aku tidak bisa mengembalikan uang mereka aku akan dilenyapkan, jika malam ini aku tiada tolong katakan pada Bunda aku baik-baik saja.” “Kenapa bisa? Siapa yang melakukannya?” “Mereka menjebakku Hira.” Ancaman yang tadi dilakukan Adnan melintas di benak Hira, “mereka siapa?” “Aku tidak punya banyak waktu, Hira.” Leo menjelaskan dengan singkat bagaimana dirinya terlibat dalam investasi bodong dan menyebabkan dirinya harus berurusan dengan para mafia pinjam uang. Setelah menjelaskan keadaannya sambungan telepon putus. Hira merasa tubuhnya panas dingin membayangkan Abang kesayangannya di siksa para pereman. Melihat tubuh Hira gemetar Sean menenangkan,”tarik napas dulu, tenangkan diri.” “Bang Leo di tangkap para penjahat,” ujar Hira , kalimat itu berhasil lolos dari balik keunikannya. Sean menatap wajah istrinya dengan serius, “Apa itu tentang kasus yang ditangani di Singapura?” “Iya, apa kamu juga mengetahuinya?” Bola mata Hira membesar menatap sang suami. “Iya, aku dan Bang Leo sedang ada bisnis investasi.” Sean menjelaskan kalau ia dan Leo diajak kliennya untuk melakukan kerja sama bisnis. Tapi Sean tidak tahu semua itu jebakan. Mendengar Leo disekap para penjahat Hira menangis ketakutan. Hira dan dua saudaranya sangat dekat, jika salah satu mendapat masalah maka saudara yang lain akan ikut merasakannya . Orang tuanya mendidik mereka untuk saling membantu. Mendapatkan uang Puluhan milyar satu malam hal yang mustahil baginya, ia dan suaminya punya uang simpanan tetapi tidak akan sampai sebanyak yang diminta Leo. Karena mereka berdua baru pindah ke Bali dan memulai bisnis di sana. “Sayang bagaimana aku mendapatkanmu,” ujar Hira menatap Sean. “Tenanglah, jangan sampai Bunda tau, nanti dia sakit,” ujar Sean mengingatkan. “Apa yang harus kita lakukan?” Hira memegang kepalanya, waktu yang diberikan sangat mendesak. Sean tidak ingin istrinya sedih, ia berinisiatif untuk meminjam pada rekannya, “tunggu di sini, aku akan mencoba meminjam sama teman, rumahnya tidak jauh dari sini, aku akan pulang sebelum makan malam,” ujar Sean, ia mengeluarkan mobil dari grasi lalu pergi. Hira duduk menunggu di rumah. "Apa ini perbuatan Adnan? Apa dia serius dengan kata-katanya tadi? Bagaimana kalau dia yang melakukannya?" Hira merasa tubuhnya menggigil memikirkan ancaman Adnan padanya Bersambung
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD