Menolak Menikah

1181 Words
Adnan memegang benda yang dijatuhkan Hira, “Hira, aku bertanya apa kamu minum obat ini?” Hira sangat terganggu dengan pertanyaan Adnan, “Aku tidak tahu apa yang kamu maksud.” “Hira …! Aku bertanya.” Saat Adnan mencerca Hira dengan pertanyaan, Zafar datang. “Hira! Apa yang kamu lakukan di luar sini?” Hira berbalik badan, “hanya melihat-lihat saja. Apa Ayah sudah makan?” “Belum aku menunggu putri menemaniku makan.” Hira tertawa bahagia saat ayahnya selalu ada untuknya. Hira mampu menghadapi semua rintangan hidup, karena dukungan keluarganya terutama ayah tercinta. * Besok pagi Adnan kembali datang mengganggunya di rumah sakit. “Apa yang kamu inginkan, sih?” tanya Hira sudah mulai kesal. “Ini untuk calon istriku.” Adnan membawa buket bunga. Hira menerima bunga meletakkannya di sofa. “Sudah pulanglah.” “Aku ingin mengajakmu menikah. Aku tidak mau kalah dengan anak kemarin sore seperti Sean,” ucapnya dengan tatapan tegas. “Ini jam kerjaku, ada banyak pasien yang mengantri kenapa kamu selalu datang mengganggu saat aku bekerja. Kalau kamu ingin bicara kenapa tidak datang ke rumah dan bicara pada ayahku,” tantang Hira. “Apa kamu mau menikah denganku saat aku datang?" “Jangan membicarakan pernikahan di sini. Ini tempat berobat para pasien.” Adnan benar-benar orang yang sangat nekat. Malam itu juga ia mengajak kedua orang tuanya. Meminta Mami dan Papinya untuk melamar Hira. Tentu saja keluarga Hira marah dan menolak mentah-mentah. Ia sudah memperingatkan Adnan jangan mendekati Hira lagi , bukannya menjauh malah datang melamar. “Apa kamu pikir aku akan memberikan putriku yang berharga untuk berandalan sepertimu!” ucap Zafar menimbulkan ketegangan di antara dua keluarga. “Aku hanya ingin menikah dengannya. Bukannya Om sama Papi dulu sudah sepakat menikahkan kami?” “Itu dulu. Tapi sekarang tidak. Kenapa setelah putriku sudah berubah seperti sekarang kamu mengejarnya, kenapa dulu kamu menyakitinya dan membuangnya seperti sampah.” Zafar terlihat sangat emosi. “Kamu mafia, seorang ayah tidak akan memberikan anak perempuannya pada penjahat.” “Berhenti menyebut putraku penjahat, Zafar! Dia memang melakukan kesalahan di masa lalu. Apa tidak ada kesempatan?” Malik Papi Adnan ikut-ikutan marah. “Apa kamu pikir aku membahas masa lalu? Aku membahas masa yang sekarang Malik. Harusnya kamu membuka mata, putramu sudah melakukan apa dan mengerjakan apa di luar sana. “Apa maksudnya?” Kedua sahabat itu sama-sama berdiri. Zafar memberikan kertas, itu bukti keterlibatan Adnan dalam beberapa organisasi kejahatan, bahkan kejahatan internasional. “Sebagai seorang kepala polisi kamu gagal. Sebab penjahat yang sesungguhnya adalah anakmu sendiri. Apa kamu sengaja melindunginya?” tanya Zafar menuduh Malik. Lelaki yang punya jabatan di kepolisian itu terkejut melihat nama putranya ikut dalam daftar mafia yang selama ini ia cari. Ia menatap putranya dengan tatapan hancur. “Apa itu benar? Itu tidak mungkin. Katakan ini tidak benar.” Malik sangat syok. “Katakan Kai. Aku sudah mengetahui semuanya. Kamu juga ada kaitannya dengan penculikan dokter yang terjadi beberapa hari yang lalu,” tuduh Zafar. “Jangan menuduhku Om.” Adnan marah. “Aku juga yakin ada hubunganmu dengan mereka, sampai kapanpun aku tidak akan mau punya hubungan dengan penjahat kejam sepertimu.” Hira tiba-tiba datang dari atas. “Kamu menghianatiku Hira,” ucap Adnan dengan tatapan tajam penuh dendam. “Aku juga mendengar. Kamu punya hubungan dengan penjahat yang menyekap kami saat itu. Kamu serigala yang berpura-pura jadi domba,” tuduh Hira. Mendengar hal itu Malik tiba-tiba memegang d**a dan terjatuh. Pria itu dilarikan ke rumah sakit. Niat hati ingin melamar Hira, tetapi yang terjadi ayahnya jatuh pingsan. Adnan menunjukkan tatapan tajam penuh dendam pada Malik dan Hira lalu ia pergi meninggalkan rumah tersebut. Sementara Malik terkena serangan jantung. “Kamu akan mendapatkan balasan dari semua pengkhianatan dan penghinaan yang sudah kamu lakukan padaku Hira Falisha,” ucap Adnan mengepal tangannya dengan kuat. ** Tidak ingin hal buruk terjadi pada Hira. Zafar dan istrinya memutuskan pindah , hal itu tentu saja menyebabkan keluarga Adnan sangat kecewa. Di saat Malik sekarat tidak seorangpun dari keluarga Hira datang menjenguk . Adnan berdiri melipat tangan, bayangan masih kecil dengan Hira dan suara tawa gembira melintas di kepalanya, detik kemudian penolakan keluarga Hira terhadapnya membuatnya menggertakkan gigi. “Kamu akan jadi milikku Hira, akan aku buat kamu dan keluargamu bertekuk lutut di depanku,” ucap Adnan dengan penuh dendam. Waktu berlalu dengan cepat, tidak ada yang tahu keluarga Hira pindah kemana. Beberapa lama Adnan kembali menyelidiki . Ternyata Leo berkarir di Singapura. Damar dan istrinya memutuskan tinggal di Turki mengikuti jejak istrinya karena Hira istri Damar warga Turki. Tidak ada yang mengetahui kemana Zafar dan Rena tinggal bersama putri mereka. Malik ayah Adnan sangat peduli dengan sahabatnya ia ingin tahu kemana keluarga itu pindah, tetapi sudah berbulan-bulan ia tidak menemukan jejak sang sahabat. “Papi masih memikirnya?” tanya Dinar saat lelaki itu terbaring lemah di rumah sakit. “Papi tidak menemukan petunjuk apapun.” “Pi, om Zafar bukan anak kecil dia punya keluarga, kenapa Papi harus takut?” “Papi tidak tahu apa yang terjadi , ada banyak hal yang ingin aku katakan padanya. Aku tidak menduga persahabatan kami akan berakhir seperti ini. Aku ingin meminta maaf padanya.” “Papi harus sehat, suatu saat dia akan menjelaskan semuanya,” bujuk Dinar. “ Adnan mengecewakanku untuk kesekian kalinya dan aku tidak ingin melihatnya sampai aku mati, gara-gara anak berandalan itu aku kehilangan dan saudara satu-satunya yan papi miliki di dunia ini.” * Tiga tahun kemudian. Sejak hari itu Adnan berubah, ia bersumpah akan menemukan Hira dan keluarganya. Ia bertekad akan menemukan wanita yang membuatnya terpuruk. Hari itu anak buahnya menelepon, ia tersenyum ala devil. Setelah sekian lama akhirnya bertemu Hira di Bali. “Selamat malam, dokter Hira,” ucap Adnan. Hira terkejut karena mereka bertemu lagi, “selamat malam.” Hira nyaris pingsan saat melihat Adnan di sana. Ia buru-buru menjauh mengajak Sean pulang. Adnan meneliti pria yang menggandeng tangan Hira sebuah cincin yang sama tersemat di jari keduanya. ‘Hira sudah menikah?’ pertanyaan itu yang terbesit di pikiran Adnan saat melihat cincin yang dikenakan keduanya. * Hira baru beberapa bulan pindah ke Bali, di sana ia membuka sebuah klinik pengobatan dan klinik kecantikan. Tapi kali ini hatinya kembali tidak tenang setelah bertemu Adnan di sebuah acara beberapa hari yang lalu. “Aku berharap tidak ada masalah lagi.” Hira memijat kening dengan kedua jarinya. “Sayang! Apa terjadi sesuatu?” Sean mendaratkan satu kecupan di kening sang istri. “Tidak ada apa-apa hanya pusing biasa. Bagaimana pekerjaanmu? Apa Bang Leo bisa menyelesaikan kasusnya?” Hira duduk di sofa meletakkan kepalanya di pangkuan sang suami. “Bang Leo pengacara yang hebat, dia pasti mampu.” Tiga tahun yang lalu Hira menikah dengan Sean, lelaki yang dijodohkan sang kakak dengannya. Mereka sudah memiliki seorang anak laki-laki yang sangat tampan. Sean lelaki yang sangat baik, selain tampan dia juga sangat romantis dan selalu bersikap lembut. Itulah yang disukai kedua orang tua Hira dan setuju menikahkan putrinya pada Sean. Tetapi dibalik senyuman kebahagiaan Hira ada hati yang menaruh dendam padanya. Adnan akan mengusik kebahagiaan Hira dan Sean. Adnan akan datang membawa cinta lamanya kembali. Bersambung
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD