“Sip deh, jadi nanti lo juga bisa istirahat… biar gue yang jaga Keyra,” balas Zello yang membuat Alka pun menoleh ke arahnya.
“Thanks,” ucap Alka dengan senyum samarnya.
Setelah pulang sekolah, seperti yang keduanya rencanakan, Zello saat ini tengah berada di rumah sakit untuk menjaga Keyra. Sedangkan Alka, ia tengah mengambil beberapa pakaian di rumahnya. Tentu saja, sebelumnya Zello sudah meminta izin pada sang mama bahwa ia akan pulang lebih lama malam ini karena menjenguk Keyra.
“Keyra,” panggil Zello sambil menatap gadis cantik dengan wajah pucat yang tengah terbaring di ranjang rumah sakit.
“Kamu cepat bangun dong, kasihan suami kamu… sudah stress berat, lama-lama bisa depresi loh dia,” ucap Zello dengan kekehan samar.
“Aku janji Key, minggu depan semua kasus kamu akan selesai. Tapi kamu juga harus sadar ya pokoknya,” ujar Zello lagi memberi semangat agar istri sang teman cepat sadar dari tidur panjangnya.
Setelah beberapa jam kemudian, Alka pun datang dengan tas yang berisi baju-baju untuknya sendiri. Saat masuk, ia mendapati sosok Zello yang tengah tidur terduduk di kursi samping ranjang rumah sakit sang istri.
“Katanya dia tidak akan tertidur,” gumam Alka sambil geleng-geleng kepala lalu menaruh tasnya di sofa dan menghampiri sang teman sambil menenteng 2 bungkusan.
“Zello,” panggil Alka pada Zello.
“Bangun.”
“Bangun Zello,” panggil Alka lagi. Namun, Zello pun nampaknya belum kunjung terbangun dari tidurnya. Akhirnya, Alka yang kesal pun menjentikkan jari tangannya tepat di dahi mulus Zello.
Tuk…
“Aww!” pekik Zello yang langsung terbangun setelah mendapat jentikkan pedas di dahinya.
“Bangun.”
“Baik-baik selalu tidak bisa ya Ka?” tanya Zello dengan bibir mengerucut sebal.
“Sudah,” jawab Alka yang jujur.
“Terus saja mengelak.”
“Terserah saja.”
“Dasar kanebo kering.”
“Lo sadar wajah lo seperti apa?”
“Seperti orang ganteng kan?”
“Lo masih dibawah gue ya.”
“Sombong banget sih!”
“Terserah.”
“Nyebelin banget sih Ka, jadi bete deh gue.”
“Oh yasudah, kalau begitu ini gue kasih satpam.”
“Eh apaan tuh?” cegah Zello sembari menahan tangan sang teman.
“Makanan,” jawab Alka jujur dengan raut wajahnya yang selalu saja datar.
“Enak saja! Siniin gue laper tau!” balas Zello sambil merebut bungkusan tersebut dari genggaman Alka.
“Sudah izin?” tanya Alka memastikan bahwa Zello sudah izin.
“Sudah dong… Zello kan anak baik-baik yang selalu izin mama kalau pulang malam,” jawab Zello yang tengah asyik membuka bungkusan tersebut.
“Oh…,” balas Alka yang cuek kemudian beralih duduk di sofa dan mulai menyantap makan malamnya.
***
Saat ini, Zello tengah mengendarai mobilnya menuju rumah. Namun saat ia tengah berhenti di tengah jalan akibat lampu merah, Zello tanpa sengaja melihat sesosok gadis yang tampak familiar di penglihatannya. Langsung saja, saat lampu sudah hijau, Zello pun melajukan mobilnya mengikuti gadis tersebut. Setelah yakin bahwa itu benar-benar perempuan yang dikenalnya, Zello pun membunyikan klakson secara tiba-tiba yang tentu saja membuat perempuan tersebut terlonjak kaget.
“Keyzia?” panggil Zello setelah keluar dari mobil yang sontak membuat gadis tersebut menoleh ke arahnya.
“B-bapak?” kaget Keyzia saat melihat sang guru homeschooling nya.
“Kamu ingin kemana malam-malam seperti ini Keyzia?” tanya Zello heran.
“Aku ingin mengantar ini,” jawab Keyzia sambil menyodorkan sebuah plastik yang berisi box kue.
“Ini apa?”
“Kue pesanan tante Zellin.”
“Lagi-lagi kamu yang antar?!” tanya Zello menatap Keyzia tak habis pikir.
“Maaf.”
“Kenapa kamu justru meminta maaf?”
“Tidak apa, tolong sampaikan pada tante Zellin ya pak… aku akan pulang,” ucap Keyzia kemudian memberikan plastik berisi box tersebut dan berniat berlalu pergi pulang.
“Tunggu—” hampir saja Zello menahan tangan Keyzia jika saja gadis tersebut tidak bergerak cepat untuk menghindar.
“Ada apa?” Tanya Keyzia bingung.
“Mau ikut aku sebentar?” tanya balik Zello yang membuat dahi Keyzia pun berkerut bingung.
“Ke mana?”
“Ke suatu tempat.”
“Maaf, tapi aku tidak boleh pergi bersama pria larut malam.”
“Tenang saja, aku akan meminta izin pada tante Kania nanti,” balas Zello yang berniat memberi solusi.
“Um… aku harus melakukan hal lain di rumah saat ini,” ucap Keyzia yang ingin menolak.
“Tapi… hanya kali ini aja…,” melas Zello pada sangat murid.
“Um….”
“Ayolah….”
“Tapi—”
“Aku kabari ibu kamu sekarang,” ucap Zello lalu mengambil ponsel di dalam saku celananya dan bergegas menghubungi Ibu dari sang murid.
“Assalamu’alaikum tante,” sapa Zello saat panggilan mulai terhubung.
“Waalaikumsalam Zello, ada apa ya?” tanya ibu Keyzia bingung.
“Maaf tante sebelumnya… Zello izin membawa Keyzia jalan-jalan boleh?” tanya Zello to the point.
“Mau kemana ya malam begini? Apa kamu bersama Keyzia saat ini?” tanya Kania balik.
“Zello hanya ingin mengajak Keyzia untuk berjalan-jalan ke suatu tempat tante, tapi tentu tidak ke tempat yang macam-macam kok, Zello berjanji. Oh ya, Keyzia sekarang sedang berada tepat disebelahku,” jawab Zello cepat.
“Oh begitu, yasudah boleh… tapi jangan sampai tengah malam ya,” ucap Kania diiringi sedikit gurauan.
“Siap tante! Terima kasih banya… Assalamu’alaikum.”
“Waalaikumsalam,” balas Kania lalu sambungan panggilan pun terputus.
“Nah, boleh kan,” ucap Zello pada Keyzia.
“Iya….”
“Yasudah kalau begitu ayo masuk mobil,” ucap Zello lalu berniat untuk menarik tangan Keyzia untuk masuk ke dalam mobil.
“Bisakah kamu berhati-hati?” tanya Keyzia yang dengan sigap melindungi dirinya sendiri dari sentuhan Zello.
“Ah ya, maaf aku sering kelepasan,” jawab Zello dengan cengiran khasnya sembari membukakan pintu mobil untuk Keyzia.
“Terima kasih,” balas Keyzia yang pada akhirnya masuk ke dalam mobil sang guru.
Setelah keduanya sudah berada di dalam mobil, Zello pun tanpa berlama-lama lagi bergegas melajukan mobilnya menuju suatu tempat. Di sepanjang perjalanan tidak ada yang membuka suara lebih dulu. Zello yang grogi karena saat ini ia tengah satu mobil dengan Keyzia yang sadar. Sedangkan Keyzia yang memang tipe gadis pendiam. Tunggu, apa maksud dari Keyzia yang sadar? Tentu saja maksudnya Keyzia yang sedang ia bawa ini tengah dalam kondisi sadar, beda dengan kemarin yang dalam kondisi tak sadarkan diri akibat perbuatannya.
Setelah beberapa menit di dalam perjalanan, kini keduanya pun sudah sampai di tempat tujuan. Setelah memarkirkan mobilnya, Zello punya akhirnya membuka suara lebih dulu.
“Um… kita sudah sampai,” ujar Zello kaku.
“Ah, iya…,” balas Keyzia sembari membuka seatbelt nya. Setelah keluar dari mobil, Zello pun langsung membawa Keyzia masuk ke dalam sebuah kedai ice cream yang memiliki dekorasi unik di dalamnya.
“Selamat datang Zello, hari ini kamu membawa teman ya?” tanya pelayan kedai tersebut dengan ramah.
“Iya bibi, Zello membawa teman… perkenalkan, Keyzia ini bibi Nina dan bibi, perkenalkan dia Keyzia,” balas Zello memperkenalkan Keyzia pada pelayan toko tersebut.
“Salam kenal nak Keyzia,” sapa bi Nina pada Keyzia dengan senyumnya.
“Salam kenal bibi,” balas Keyzia yang berusaha ramah namun tetap saja terkesan biasa.
“Nah kalau begitu sekarang kalian berdua silahkan duduk, bibi akan membuatkan dua mangkuk ice cream spesial untuk kalian,” ujar bi Nina lalu bergegas ke belakang untuk membuat 2 porsi ice cream.
“Ah, kamu suka tempat ini?” tanya Zello ketika keduanya sudah duduk.