Sarah POV. “Hadeh….macet lagi” keluh Iyel dalam perjalanan ke rumah orang tuaku seperti katanya. “Ya udah sih, mau ke rumah orang tuaku doang. Kenapa mesti buru buru amat. Jam 7 malam aja belum, belum telat kalo mau makan malam bareng” jawabku. Soalnya aku tidak ingin merusak suasana hatiku yang happy. Gimana gak happy, kalo tiba tiba di ajak Iyel pergi, dan tidak taunya, di ajak ke rumah besar dan mewah yang akan jadi rumah kami nanti setelah menikah. Senanglah aku, artinya segitu di persiapkan sekali oleh Iyel di bantu orang tuanya tentunya. Soalnya mana mungkin Iyel punya uang sebanyak itu untuk membeli rumah besar dan mewah seperti milik Ello untuk Naya istrinya. Jadi mirip lagi seperti rumah Ello untuk Naya, kalo letaknya di sebelah rumah orang tua Ello. Aku sih gak masalah ya, dek