Mara melahap makanannya. Malam itu, orang tua Raga memintanya datang untuk makan malam di rumah mereka. Mara tidak tahu jika mereka ternyata juga mengundang Nadia. Raga? Jangan ditanya. Tentu saja pria itu kini juga duduk di salah satu kursi yang melingkari meja makan di rumah orang tuanya. Hendrawan—sebagai kepala keluarga duduk di ujung meja. Di sisi sebelah kanan pria itu, duduk Raga berdampingan dengan sang istri pertama. Lalu di sisi panjang sebelah kiri duduk sang istri, kemudian Mara. “Bagaimana persiapan acaranya?” “Baik, Pa.” Mara mendengar perbincangan Raga dan papanya. Namun, dia tidak ambil pusing. Setelah tidak pernah merasakan mual, nafsu makannya bertambah banyak. Wanita itu menarik piring berisi ayam teriyaki, lalu memindahkan beberapa potong ke atas piringnya. Menge