“Sudah mau berangkat?” tanya Nadia yang sudah menoleh. Wanita itu masih duduk di kursi teras bersama Raga. Keduanya belum lama kembali setelah berjalan-jalan di sekitar kompleks rumah. Mara mengangguk. Langkah kaki wanita itu sudah berhenti, lalu berputar hingga berdiri menghadap sang sahabat. “Sarapannya sudah siap.” Mara memberitahu. “Kamu sudah sarapan?” tanya Nadia sambil menatap sang sahabat. “Belum. Nanti aku sarapan sama temanku.” Mara tersenyum. “Dia pasti belum sarapan.” Nadia menarik napas pelan. “Oh.” “Aku pergi dulu. Nanti aku susul ke rumah sakit.” Mara melambaikan tangan masih dengan senyum tersungging di bibir. Wanita itu kemudian memiringkan tubuh agar pandangan matanya bisa menjangkau sosok pria yang duduk terpisah meja dengan Nadia. “Ga, aku keluar dulu.” Sepasang b