Hati yang melihat

1908 Words

“Selamat pagi, Tuan,” sapa Bibi Endah begitu majikannya turun, dia segera menyajikan roti panggang dengan mentega di atasnya. “Apa Nyonya Kania masih sakit? Haruskah saya membawakan obat dan sarapannya ke kamar.” “Tidak perlu, dia akan turun sebentar lagi. Kondisinya sudah membaik.” Bima menyantap roti di hadapannya. “Bagaimana Ratih, Bi? Semalam dia tidur dengan nyenyak bukan?” “Saya tidak mendengar suara apapun dari dalam kamarnya, sepertinya Ratih tertidur dengan nyenyak.” Bahkan Bima meminta Bibi dari istri keduanya itu untuk pindah kamar jadi di sebelah Ratih. “Bibi focus saja pada Ratih, jika dia bosan di rumah ajak keluar sesekali.” “Haruskah saya membangunkannya sekarang?” “Tidak perlu, biarkan saja istirahat untuk hari ini. asal jangan lewatkan sarapan.” Seorang wanita berg

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD