Gaun Misterius

1677 Words
Andre membuka pintu kamar Angga yang tidak terkuni. "Ga...! " seru Andre sambil menggedor -gedor pintu kamar mandi Angga. " keluar woy buruan ! " "Duh apa sih ah ganggu aja," sahut Angga dengan nada tinggi. Dia kesal. "Keluar buruan penting." "Penting apaan sih ? " tanya Angga sambil memencet tombol air yang ada di dalam kamar mandinya . Suara gemericik air yang mengalir terdengar gaduh sehingga menyamarkan suara Andre yang sedang berbicara dari luar kamar mandi. Angga memberihkan dirinya dan menaikan celananya kemudian mengancingkan celananya lalu membuka pintu kamar mandi . "Apaan sih kau itu ganggu aja ? Apa yang penting ? Ah gak ngenak-ngenakin orang lagi semedi aja kamu itu Ndre." "Halah udah lupain semedi, ayo kekamarnya Candra " ujar Andre sambil menepuk Angga. "Ngapain ? " "Itu si Candra , kemarin aku pernah cerita kan dia bawa perempuan ke rumah. Nah sekarang dia lagi tidur sama tu perempuan." "Ah masa sih ?" "Yaelah gak percayaan banget , udah ayo liat kekamarnya kalau kamu gak percara, " jawab Andre sambil merangkul Angga dan menyeretnya jalan. Angga dan Andre berjalan menuju ke lantai dua, mereka berlahan-lahan mengintip kamar Candra dari celah pintu yang hanya tertutup separoh. "Lihat " kata Andre " aku gak bohong kan si Candra bawa perempuan ke rumah." Angga menggelengkan kepalanya." Bener-bener ini si Candra . Bikin perkara aja . Berani-beraninya masukin cewek . Mana pintu gak di tutup lagi. " "Terus gimana ? Kita gerebek ? " "Ngawur ." Kata Angga sambil memukul pundaku." Gak usah lah malah bikin geger nanti, udah besok aja kita sidang itu anak . Sekarang cari makan aja dulu laper aku." *** Keesokan paginya ketika kami sarapan pagi bersama mereka mengintrograsiku layaknya seorang penjahat. Andre membuka percakapan "He Ndra cewek semalem siapa ?" Aku menghentikan memasukan makanan kemulutku dan meletakannya kembali ke piring. "Cewek apa ? " "Jangan pura-pura gak tau kau itu," sahut Angga. Aku menghela nafas. "Astaga cewek apaan ? Aku sama sekali gak tau maksut kalian itu apa ?" "Heleh gak usah pura-pura b**o. Sekarang dimana itu perempuan ? " tanya Andre. Aku mengenyit , berpikir " kenapa mereka menuduhku membawa perempuan ke rumah. Angga ikut mengernyit , kebingungan ." Heh malah diem ." Aku tersentak " perempuan apa ? Astaga aku benar-benar gak tau apa yang kalian maksut itu." "Cewek yang semalem tidur sama kamu, jangan ngeles lagi kau ya. Aku sama Angga semalem itu liat kamu tidur sama cewek di kamar, " tutur Andre. "Iya , keterlaluan kau ini Ndra berani-beraninya bawa perempuan masuk kamar nginep lagi, kalau ketahuan yang punya rumah kek mana ? " tanya Angga. Doni planga plongo melihat perdebatan kami. "Astaghfirulloh alhazim harus kek mana aku ini menjelaskan sama kalian biar kalian itu percaya kalau aku gak ada bawa pulang perempuan . Sumpah demi Allah , gak selamat hidupku kalau aku bohong sama kalian," jawabku sambil mengangkat tangan kananku dan mengacungkan jari tengah dan jari telunjuk. "Eh sebentar-sebentar, "Doni menyela, "heh Ndre yang kalian maksut itu apa perempuan yang makai gaun warna putih ? " "Nah iya bener itu perempuannya , kamu juga liat Don ?" tanya Andre. "Iya pas kemarin subuh aku mau kedapur, itu perempuan jalan di tangga kearah lantai dua tapi aku gak ngikutin dia ." "Nah loe kita semua lihat , sekarang kemana perempuan itu ? Apa udah kamu suruh pulang pagi-pagi buta ? " "Astaga udah di bilang aku gak bawa perempuan ke rumah ya gak bawa, harus dengan cara apa lagi sih, aku ngomongnya pake bahasa apa biar kalian itu ngerti, biar kalian itu percaya kalau aku gak ada bawa perempuan ke rumah." Angga , Doni dan Andre mereka bertiga menatapku dengan tatapan penuh kecurigaan. "Beneran kamu gak bawa perempuan ke rumah ?" tanya Angga. "Iya bener , gak ada bawa perempuan ke rumah," jawabku sedikit kesal. Mereka bertiga saling memandang satu dengan yang lainnya. Angga menggaruk-garuk kepalanya. "Kalau kamu gak bawa masuk perempuan ke rumah, terus perempuan itu siapa ? " tanya Angga bingung. "Ya mana aku tau . Ah sudah lah jangan ngomongin perempuan mulu, capek aku," jawabku sambil mendorong mundur kursi yang ku duduki. Aku beranjak berdiri dari tempat dudukku dan pergi . "Loh heh mau kemana ? " tanya Doni. Aku menoleh kearah mereka ." Mau ke kamar , beres-beres kamar. Aku jalan menaiki tangga ke lantai 2 menuju kamarku. Di dalam kamarku ada 1 lemari yang pintunya gak bisa di buka. Waktu aku beresin kamarku aku nemukan kotak kecil , kubuka kotak itu karena kau penasaran dengan isinya. Setelah kotak itu terbuka ternyata di dalamnya ada sebuah kunci. Aku mengambil kunci itu. Lalu aku mencoba memasukannya kelubang kunci lemari yang gak bisa di buka. Pelan-pelan ku masukan kunci itu kedalam lubang kunci. Lalu aku memutarnya dan "klek " terdengar suara kunci terbuka. Akupun memegang gagang pegangan pintu lemari itu lalu menariknya dan benar saja lemari itu terbuka. Di dalam lemari itu ada 1 gaun berwarnya putih aku meraih gaun itu . "Gaun siapa ini ?" tanyaku dalam hati. Akupun mengembalikan gaun itu ke tempatnya semula. Kemudian menutup pintu lemari itu rapat-rapat lalu turun kebawah memanggil teman-temanku. "Heh kalian ayo ikut aku! " "Kemana ? Ngapain sih ?" tanya Angga. "Iya kenapa? " tambah Doni. "Kalian inget di dalam kamarku ada satu lemari yang gak bisa di buka kan , nah tadi aku nemuin kotak dan isinya itu kunci pas aku coba masukin kunci itu ke lemari yang gak bisa di buka itu. Tau gak kalian , lemari itu kebuka dan di dalamya ada sebuah gaun berwarna putih, " ungkap ku. "Hah , gaun ?" tanya Andre. "Gaun apaan ? "tambah Doni. "Kalian itu banyak nanya . Ayo buruan lihat ! "kataku. Kami ber empat jalan naik ke lantai dua sesampainya di kamarku, aku membuka pintu lemari itu . "Nih gaunnya." "Loh itu kan gaun yang di pake sama cewek yang kita lihat semalem , ya kan Ndre ? " tanya Angga. "Iya," jawab Andre lirih tampak jelas raut kebingungan di wajahnya. Andre mengambil gaun itu dan mengeluarkannya dari dalam lemari. "Ini aneh," ujarnya. Doni memegang gaun itu dan memperhatikannya . "Ini mustahil , kalau baju ini berada di dalam lemari yang terkunci , bagaimana perempuan itu bisa mengambil baju ini ? " tanyanya. "Atau mungkin perempuan itu yang menyembunyikan kunci itu di dalam kotak ini, " sahut Angga. Aku menghela nafas ." Sepertinya tidak mungkin , kalau pun perempuan itu bisa keluar masuk kamarku lalu kenapa aku sama sekali gak pernah memergoki dia, terus selama ini dia tinggal di mana ? " kataku "Jangan-jangan perempuan itu hantu. " Kami terdiam sesaat. "Ah jangan ngomong sembarangan, " sanggah Andre. "Udah gini aja , besok minggu kita pergi ke rumah ibu kos kita tanyain aja sama ibu kos kali aja dia tau, gimana ? " tanya Doni. "Ya , gitu aja . Sekarang lupakan gaun ini , Ndre balikin bajunya , udah simpen aja dulu bajunya di lemari " ujar Angga, dia menunduk, melihat jam tangan yang ada di tangan kanannya ." Udah jam delapan . Aku mau pergi ayo Don ! Jadi bareng gak kau itu ? " Doni menganggukan kepala " ayo ! " "Mau pergi kemana kalian ? " tanyaku. "Ada urusan , paling jam 12 udah balik aku. " jawab Angga. "Aku juga mau pergi nih nganterin cewekku, sahut Andre. "Lah kalian pergi semua , babi emang kalian ini ." Andre tertawa sambil menepuk-nepuk pendaki " baik -baik kau ya di rumah ." "Ah k*****t," ujarku sambil menepis tangan Andre. Kau tau , berada di rumah seorang diri membuatku bosan, tapi mau pergi keluar aku malas . Jadi tidak ada pilihan lain selain menikmati kesendirianku sambil planga plongo. Di belakang rumah ini ada kolam renang , selama tinggal di sini belum pernah aku berenang di tempat itu, dan sekarang aku ingin mandi di kolam renang. Kulepas semua pakaiannku dan hanya menyisakan celana boxer . Sambil telanjang d**a dan hanya mengenakan celana boxer aku berjalan keluar kamar, kuraih handuk yang ku gantung di belakang pintu kamar mandi. Bergegas aku berjalan menuju ketempat kolam renang itu berada. Aku menjatuhakan diriku kedalam kolam renang dan untuk beberapa saat aku menikmati acara mandiku, berenang-renang di sekitaran kolam. Puas berenang aku pun keluar dari dalam kolam dan duduk di sebuah kursi goyang tua yang berada di sudut kiri kolam renang. Aku duduk sambil mengeringkan rambutku dan sesekali mengusap qajahku dengan handuk yang ada di kepalaku. Aku duduk diam sambil sesekali ku goyang-goyangkan kursi goyang yang aku duduki. Kantuk pun menyerangku, tanpa terasa aku pun tertidur lelap di kursi goyang ini. Angga dan Doni dateng aku gak tau pasti jam berapa mereka pulang. "Ndra ! " kata Doni " Bangun woy ! " sambil menggerak-gerakan badanku. "Aku menggeliat, mataku setengah terbuka meski agak berat, " hm " gumamku sambil kembali menutup mata. "Woy bangun ! Ngapain kau itu tidur di atas batu ? " tanya Angga sambil memukul pundaku. "Batu apa ? Orang tidur di kursi goyang , tidur di batu picak mata kau ha ! " jawabku kesal pada mereka telah mengganggu tidurku. "Mata kau itu yang picak , lihat itu batu bukan kursi goyang , gembel ! " Aku bangun dan melihat, tempat yang ku tiduri. " Astaghfiirulloh alhazim, kenapa jadi batu ? " "Lah emang batu babi... ! " jawab Angga sambil memukul kepalaku. Bingung, aku terdiam sejenak sambil mencoba mengingat tempat yang aku tiduri sebelum aku tertidur lelap. "Heh , tadi aku tidur di kursi goyang , bukan diatas batu , kenapa sekarang jadi berubah batu ? " Angga menghela nafas ." Ya mana kita tau, ngigo kau ha ? Heh coba kau pandangi di sekitar sini mana ada kursi goyang . Kau ini ngelawak ya ? Udahlah gak usah memperdebatkan kursi goyang dan batu, hayuk makan laper aku, keburu basi ini nasi nungguin kalian berdebat gak kelar-kelar. " ujar Doni. Doni dan Angga, mereka berdua pergi, jalan masuk ke dalam rumah dan meninggalkan aku sendirian dalam keadaan kebingungan. Aku terus menatap heran batu besar yang ada di depanku , " bagaimana bisa kursi goyang berubah jadi batu, terus kursi goyang itu kemana ?" gumamku dalam hati.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD