4

1942 Words
Ari masih merasa nyaman didalam pelukan mark,entah kenapa ia takut untuk bergerak,aslinya mah bukan takut bergerak hanya saja mubazir jika dilewatkan,ari tidak berdebar hanya saja ari merasa lebih nyaman saat fikirannya mulai kacau seperti ini,akibat telfonan dengan maknya ari langsung keinget masalahnya dikampung dan biasanya jika ia lagi sedih firman sering memeluknya seperti ini. “apa kamu ada masalah..??”tanya mark lembut,entah setan apa yang merasuki pria ini,untuk sesaat fikiran mesumnya sedikit hilang berganti dengan kelembutan suara seakan menyejukkan bagi sang pendengar. Yaelah...penyiar radio kalek. Ari mendongak menatap wajah mark”apa itu terlihat jelas..” Mark menatap wajah ari lekat lalu mengusap rambut ari dengan sangat lembut”maaf jika tadi aku mendengarnya...” Ari mengerutkan dahinya,berfikir sejenak tentang mark yang mendengar percakapnnya,apa mark mengetahui arti dari bahasa yang ia ucapkan”apa anda bisa mengartikan logat daerah saya..??” Mark menggeleng pelan,tatapannya masih fokus pada ari yang mendongak”saya hanya tau saat wajah kamu berubah sedih setelah mematikan ponsel..” Sudah ari duga,mana mungkin mark tau apa maksud dari percakapannya,sedang mark adalah pria keturunan inggris-spanyol yang sudah lama menetap diindonesia. Tunggu..ari merasa ada yang aneh dengan dirinya,entah apa itu namun saat suara deheman terdengar dari pintu yang tengah terbuka ari segera mendorong kuat tubuh mark,tidak seharusnya ia begini,ia tidak seakarab itu dan dengan mark ia harus menjaga jarak,tidak ini tidak benar mark tetaplah atasannya dan ini masih diarea kantor kenapa ari mau’mau aja dipeluk,lama...sangat lama hingga ari benar’benar menggerutui dirinya,bodoh ari benar’benar bodoh. Ia menukul pelan kepalanya dan segera berlari meninggalkan gudang penyimpanan rahasia. Ari menatap antoni sejenak lalu kembali berlari melewati pria itu begitu saja. ** “ana..”ari berlari kekamar ana sahabatnya,entah kenapa ana tidak mencarinya atau menelfonnya seharian ini. Apakah ana sakit ataukah ana lagi ada masalah,ari terus berlari menuju kamar ana ia sudah tidak bisa menahan rasa penasarannya karena ana benar’benar aneh ahir’ahir ini dan entaah karena apa,ari melihat ana seperti itu menajadi tidak enak hati tau sendirikan bagaimana rasanya numpang dirumah orang trus yang punya rumah tiba’tiba berubah tidak seperti biasanya yang pastinya itu sangat tidak mengenakkan. Setelah sampai tepat didepan kamar ana ari segera mengetuk pintunya pelan”ana...apa kamu didalam...” Tidak lama pintu kamar ana terbuka,ia melihat wajah dan penampilan ana yang sangat berantakan,ari sudah mengira itu jika ana sedang tidak baik’baik saja”boleh aku masuk..?” Ana mengangguk lalu melangkah masuk kedalam kamar ana dan segera merebahkan tubuhnya diatas kasur empuk ana”katakan kenapa kamu seperti ini..??” “aku akan pergi ke inggris untuk beberapa hari..” “ada urusan apa..??”tanya ari bingung karena ana tiba’tiba akan pergi,lalu bagimana nasibnya. Apa ia harus segera angkat kaki dari sini,kenapa mendadak sekali,ada apa dengan ana dan kenapa dia menangis tanya ari dalam hati. Ana mencoba tersenyum meski sedikit terlihat sangat terpaksa”aku ingin mengunjungi mama..!!mama sedang sakit..” Melihat ana yang mulai menitikan air matanya ari segera bangkit dari rebahannya dan dengan segera menarik ana”berdoa saja...yakin pada tuhan jika mamamu akan baik’baik saja...aku yakin mamamu akan baik’baik saja..percayalah.” Ana tersenyum dibalik dekapan ari,inilah yang ia suka,ari begitu perhatian padanya,dikala ia sedih dan sedang membutuhkan seseorang arilah yang selalu menemaninya ahir’ahir ini dan ia tidak menyesal memilih ari untuk menjadi sahabatnya,dengan begini ana sudah tidak lagi merasa kesepian”terima kasih ari..”ucap ana lembut dan tulus. “ah ya...”ari segera melepas pelukannya dan berkata”aku harus segera mengemas barangku..” “kenapa..??kamu mau kemana...??”tanya ana bingung melihat ari yang tiba’tiba berdiri. “aku harus segera mencari kontrakan..” Ana tersenyum dan segera menarik ari kembali agar duduk disampingnya”kamu tetap disini sampai aku datang...kamu paham..” “tapi nak aku.” “tidak ada penolakan karena kau sahabatku..mereka semua juga harus menghormatimu selama aku berada diinggris..ah satu lagi...”ari mengeryit menunggu ucapan ari yang terahir”ari harus hati’hati dengan kakakku..” “memang kau punya kakak nak..”ari yang sedari tadi berbahasa formal kini kembali lebih santai kepada ana entah karena apa ari lebih suka berkata santai seperti biasanya kepada ana. “punya donk..cakep...!!tapi asal kamu tau saja.. kakaku itu duh...nyebelin tingkat dewa..” Ari tersenyum melihat ana yang kembali ceria,meski ia tidak tau apa yang membuat ana menangis,yang terpenting adalah ana sudah kembali ceria”benarkah..??”tanya ari sambil memainkan ponselnya,dan tet...sekaranglah waktunya ari membuka ig joshua,kembali menjadi stalker joshua,jika pas santai gini ari lebih memilih didalam kamar dibanding keluar. Karena disaat inilah terkadang joshua melakukan live atau mengaplud foto’foto kegiantannya dan ari sangat suka itu. “benar....!!bukan hanya itu..karena ketampanan kakakku itulah biasanya teman wanitaku akan selalu bersikap manis padaku agar mereka mendapat perhatian dari kakakku...bukankah itu menyebalkan...”jelas ana pangjang lebar,namun yang diajak bicara malah mesem’mesem tidak jelas melihat layar ponselnya,ana mulai geram dibuatnya”ariiii...kau dengerin aku gak sih..??” Ari tersenyum kikuk melihat raut wajah ana yang begitu sebal kepadanya”aku dengar...dan aku tidak akan sama seperti temanmu yang lain..kecuali kakakmu itu adalah joshua..” Ana hanya menggeleng mendengar jawaban ari,seharusnya ia tau jika ari akan hanya fokus kepada joshua,dan untuk masalah kakaknya ana merasa tenang jika harus meninggalkan ari sendirian dirumah dengan para pembantunya,ari tidak akan mungkin menghiraukan kakaknya yang selalu tebar pesona batin ana. “ya sudah...aku akan pergi sebentar...ada barang yang harus aku beli..apa kau mau ikut..??”ana segera bangkit dari duduknya. “tidak...biarkan aku disini...aku ingin numpang wifian gratis dikamarmu saja..” Ana tersenyum sebelum melenggang pergi kekamar mandi untuk membersihkan dirinya sebelum pergi”terserah kau saja..” ** Tidak terasa ari terlelap didalam kamar ana,kamar yang gelap gulita membuat ari semakin nyenyak tidur diatas kasur ana,tanpa ia sadari pula ana sudah lama meninggalkannya,ana belum kembali dan entah kemana dia. Tubuh ari bergerak gelisah dengan mata terpejam,tanpa ia sadari sesosok pria tengah membuka kamar ana,berjalan mengendap’endap dan segera memeluk tubuh ari mencium pipinya lembut dan menggigit telinganya hingga membuat ari semakin gelisah ditengah tidurnya. Dan blam...lampu kamar menyala,ana tiba tepat dengan waktunya dimana bersamaan dengan pria yang tengah memeluk ari,betapa terkejutnya ana melihat kakaknya yang memeluk ari sambil mencium pipinya”mark...apa yang kau lakukan...!!!!”teriak ana. Mark gelagapan saat melihat ana berada diambang pintu dengan tangan yang menyentuh saklar lampu kamarnya,lalu siapa wanita yang tidur memunggunginya ini,saat wanita itu menoleh spontan mark terperanjat kaget,tubuhnya terhempas kelantai”kau..” Ari segera berteriak saat melihat siapa pria yang tergeletak dilantai”om...mesummm....” Mark menepuk dahinya pelan,bagaimana bisa ia tidak mengenali tubuh adiknya,dan bagaimana bisa ariana berada dikamar adiknya,antara percaya dan tidak”jangan katakan jika dia adalah sahabat ana..” Ana segera berjalan menuju ranjang,dan memeluk ari agar tetap tenang”dia kakakku jadi tidak usah hawatir...dia memang begitu orangnya...mesum..” Ucapan ana membuat mark melongo,ia berfikir bagaimana bisa ia mempunyai adik yang super menyebalkan seperti ana,apa dia tidak tau jika mark sedang gencar’gencarnya mendekati ariana. Tidak ini tidaak boleh terjadi,ana tidak boleh mengatakan apapun. "Anaaaaaa....." Ana dan ari segera menatap mark yang masih duduk dilantai kamar ana. *** "Anaaaaaa....." Ana dan ari segera menatap mark yang masih duduk dilantai kamar ana. "apa sih treak'treak.."ari dan ana membentak mark bersamaan,tunggu kenapa ari juga ikut membentak kakaknya,ana mulai mengerutkaan dahinya menatap ari. "kenapa omongan kamu sama denganku ri..??"tanya ana bingung. Ari segera menatap ana,ya alloh...lupa kalo dirumah kan ari dipanggil ari"eh maaf nak..soalnya kalo dikantor ari juga dipanggil ana..disana kebanyakan nama ari itu cowok jadi biar keliatan beda dipanggillah ari sebagai ana...dan itu tu...om m***m itu pria tua yang sering ari ceritakan.." Ana mengangguk mengerti,bukan ia tidak tau tingkah konyol kakaknya kalo sudah suka sama cewek,ana tau mark pasti bakal ngejar'ngejar sampai dapat dan ana sering tau itu namun itu sudah sangat lama,mark kakaknya sudah tidak pernah mengejar cewek sampai segitunya,karena biasanya ceweklah yang dengan senang hati menawarkan hatinya untuk menjadi kekasih mark,tunggu jangan bilaang kakaknya sudah move on dari ellena sang mantan pacar yang dengan teganya meninggalkan mark begitu saja saat mark sedang dilanda masalah keuangan,ana melirik ari sebentar lalu kembali berfikir,apa selera kakaknya sudah berubah,dulu pencinta cewek blasteran dan sekarang menjadi berselera dengab gadis lokal. Tidak ana pungkiri ari begitu imut dan menyenangkan namun tetap saja ana merasa tidak rela jika ari sahabatnya itu mendapatkan kakaknya yang super'super nyebelin dan m***m tentunya,ana segera menggelengkan kepalanya ia tidak mau berfikir sejauh itu dan ana yakin ari pasti menolak mark mentah'mentah secara dihati dan jiwaraganya Cuma ada simata sipit itu joshua"ri aku mau-" Ana tidak dapat melanjutkan ucapannya saat tangannya ditarik paksa oleh mark"sebentar...aku pinjam ana dulu.." Ari hanya melongo melihat interaksi antara kakak dan adik,ia seakan tidak percaya jika mereka kakak beradik,ana yang dengan teganya menendang-nendang mark dan mark denga teganya memiting dan menjitak dahi ana. Benar'benar langka menurutnya dan untungnya firman dan ari tidak seperti itu. ** "lepasin....mmarkkkk..."mark segera melepas pitingannya dari kepala ana setelah berada jauh dari kamar ana"kenapa kau menculikku seperti ini.."teriak ana kepada mark. "lebay...nagapain juga menculik tai upil kayak kamu..kagak ada gunanya.." Mendengar ucapan mark yang mulai menjengkelkan ana segera menginjak ujung kaki mark dengan sangat keras hingga membuat mark meringis kesakitan"kalo gak ada urusan sama tai upil gak usah tarik'tarik kayak gitu..upil ayam.."ana mendengus sinis sambil mengibaskaan rambut panjangnya tepat diwajah mark. Dasar adik durhaka,kalo saja bukan dari kandang yang sama udah aku mutilasi tu tai upil,mark mencoba menenangkan dirinya sebelum kembali menarik tangan ana"ok...ok aku minta maaf...!!itu siapa...??teman kamu..??" "ari..??kalo dia temen ana memangnya kenapa..??" "yaelah...ngambek muluk nih anak kerjaannya ya..ini abang kamu sopan sedikit kek" "udah jangan banyak protes..mau apa cepetan...aku mau packing nih.."dengus ana kepada mark yang suka berbelit'belit kalau berbicara. Mark berdehem sebentar sebelum kembali berkata"jangan pernah bicara apapun terhadap ari..tentang masalalu aku sama kehidupan aku...!!anggap saja kamu tidak perduli...ok.." Ana mengeryitkan dahinya,ia sudah menduga jika ari sudah mulai membuka pintu hati mark,namun lagi'lagi ana tidak yakin jika mark serius"mark...ana peringatkan ya...jangan pernah permainkan ari..." Mark segera menggelang pasti mendengar ucapan ana"tidak...itu tidak akan terjadi.." Ana tersenyum melihat jawaban mark yang begitu mantap dan pasti,bukan tersenyum karena bahagia,melainkan tersenyum sedih karena ana tau usaha mark akan sia'sia saja,yuhu...dia mark bukan joshua jadi jangan harap mark bisa gantiin joshua yang udah melekat diubun'ubun ari"sepertinya kau sangat menyukainya mark.." "entahlah.."mark tersenyum bahagia mendengar ucapana ana,ia berfikir jika ana telah memberi lampu hijau padanya. "tapi sayang mark...dihati ari Cuma ada satu orang dan pastinya itu bukan om m***m sepertimu..." Senyum mark seketika memudar mendengar perkataan ana"apa dia sudah mempunyai kekasih..??atau...suami..??" "lebih tepatnya idola...melebihi kekasih dan juga melebihi suami mark...!!jadi aku harap kubur saja rasa cintamu.." Mark mulai mengertakkan giginya mengenggam kuat tangannya mencoba menahan emosi yang siap meluap"siapa pria itu.." Melihat wajah mark yang memerah dan pergelangan tangannya yang masih digenggam erat oleh mark dengan sangat kuatnya,ana yakin jika kakaknya itu tengah terbawa emosi,sebesar itukah cintamu mark..aku harap kau bisa membedakan mana cinta dan obsesi..semoga kau benar'benar menemukan wanita yang mencintaimu dengan ketulusan bukan karena kemegahan batin ana"kau pasti kenal..karena aku melihat model yang memasarkan brand terbarumu.." "joshua..???apa benar dia..??"tanya mark dengan mata berkilat merah. Aku suka jika kau mulai seperti ini mark...dengus ana dalam hati"begitulah...ari sang stalker sejati...!!apa kau fikir dia bertahan karena butuh uang..??"ana menggeleng lalu kembali berkata"ana bertahan diperusahaanmu karena dia..ya dia joshua...model yang sering wara wiri dikantormu.."mungikin ari hanya menceriyakan niat awalnya untuk tetap bekerja meski sering diganggu oleh mahluk asing seperti mark,namun berikutnya ari tidak lagi menceritakan masalah yang sebenarnya terjadi pada diri ari hingga ia harus bertahan didalam perusahaan tersebut. "itu bukan masalah besar.."senyum mark membuat ana kembali mengeryit,antara yakin dan tidak yakin dengan perasaan mark yang sesungguhnya.  
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD