Danu tiba di tempat acara. Suasana ramai sudah memenuhi area gathering. Sedikit canggung, tapi setidaknya ruangan itu gelap, tidak memperlihatkan dirinya dengan jelas. Satu persatu pengisi acara sudah mulai tampil di panggung.
Namun, di tengah keremangan, sosok perempuan itu terlihat jelas dimatanya. Duduk diam sendirian sambil memainkan gelas. Ia mengenakan gaun biru gelap panjang strapless yang melekat ditubuhnya. Riasan makeup-nya lengkap namun tidak terlihat berlebihan. Rambutnya terurai rapi dengan gelombang yang terlihat natural. Oh, cantik sekali… Danu makin terpikat. Kenapa jantungnya berdebar kencang?
Danu mengingat, kebebasannya hanya tinggal beberapa hari lagi, ini kesempatan untuknya. Dia sendirian, rasanya tidak salah untuk menghampirinya.
Tiba-tiba ada seorang laki-laki menghampiri perempuan itu dan menyentuh bahunya, lalu dengan cueknya mengelus kulit punggungnya yang memang terbuka. Perempuan itu berbalik dan menyingkirkan tangan lelaki itu. Ekspresinya terlihat tidak suka.
Danu mencoba mendekat, lelaki itu bukan yang waktu itu. Ini siapa?
“Tolong jangan sembarangan menyentuhku,” Perempuan itu berkata pada lelaki itu. “Aku cuma sekedar say hi,” ujarnya. “Ya, tapi rasanya tidak perlu seperti itu caranya,” Perempuan itu sedikit menggeser kursinya.
Danu membawa langkahnya mendekat lalu duduk di kursi sebelah perempuan itu dengan maksud melerai keduanya dengan cara halus. Bagaimanapun sedang ada acara, adu mulut atau bahkan adu jotos tentu akan ia hindari. Lelaki itu pun pergi.
Matanya melirik ke arah perempuan itu yang tertunduk diam. Danu membuka permen yang ia bawa, dengan maksud menghilangkan rasa canggung. Tapi ternyata ada beberapa butir permen lagi disakunya. Dengan berani ia menyapanya dan menawarkan permen itu. Tapi perempuan itu menolaknya dengan sopan.
Bagaimana selanjutnya? Kenapa tidak berani untuk urusan seperti ini. Danu bisa bungee jumping dari ketinggian puluhan meter bahkan pernah ikut terjun payung dalam pelatihan kemiliteran. Tak hanya itu, di Afrika ia pernah berhadapan langsung dengan raja hutan. Semuanya tidak membuatnya gentar. Tapi kali ini.. Oh, kalau ayahnya tahu, mungkin akan menertawakannya.
Danu akhirnya membuka mulut, “Sudah lama kerja di sini?” Perempuan itu menjawabnya dengan lembut, “Sudah 7 tahun.” Danu merasa senang mendengar suaranya dan merasa senyum tersungging dari mulutnya, “Betah?” Perempuan itu mengangguk. Lagi-lagi ia merasa senang dengan interaksi sederhana ini, tangannya berkeringat dingin, senyum tak hilang dari wajahnya.
Perempuan itu terlihat lebih banyak diam. Danu merasa putus asa, kenapa tidak ada percakapan yang terjalin? Berikutnya apa lagi? Tangannya makin terasa dingin, ia bermaksud menatap langsung wajahnya dan bertanya namanya. Namun tas-nya tiba-tiba jatuh. Danu kaget, langsung mengambil tas tersebut. Tanpa sengaja, ia menyentuh tangan perempuan itu saat mereka secara bersamaan mengambil tas yang terjatuh itu, getaran aneh langsung menyerang tubuhnya.
“Terima kasih,” perempuan itu tersenyum mengambil tas yang ia serahkan. Danu langsung grogi, hanya bisa mengucap pendek dan tersenyum, “Sama-sama.”
Ah, ini kesempatan, Danu langsung menanyakan namanya, “Mmm.. Boleh kenal..?” Tapi tiba-tiba, penyanyi utama naik ke panggung, suasana pun berubah ribut. Danu merasa kesal. Perempuan itu menatapnya. Akhirnya Danu menggunakan bahasa isyarat mengajaknya ke lorong sebelah ruang gathering itu. Untungnya perempuan itu mau mengikutinya.
Ia menunduk, menatap lantai, “Mmm…” Perempuan itu berkata singkat dan terlihat bingung, “Ya.”
Danu mencoba mendekat, keributan di ruang sebelah masih terdengar, ia tidak mau bicara teriak-teriak. Tapi, sepertinya langkahnya terlalu dekat, wajah mereka hanya berjarak beberapa centimeter saja. Perempuan itu tidak bergerak, wajah cantiknya semakin jelas terlihat. Oh, kenapa jantungnya berdegup makin kencang? Danu melihat, perempuan itu menggigit bibir bawahnya, membuatnya terlihat makin menarik dimatanya.
Entahlah apa yang merasukinya, Danu terus mendekat, jarak itu semakin tipis. Dan akhirnya, bibirnya dengan berani mengecupnya. Danu hendak melepaskan kecupan itu tapi ternyata perempuan itu memejamkan matanya. Tidak menolaknya..
Danu makin berani membasahi bibir merekah yang memesona itu. Tidak hanya ia yang menciumnya, tapi.. Mereka berciuman, perempuan itu membalasnya. Apa yang terjadi?
Perlahan bibir mereka terlepas, “Kamu cantik.” Danu bicara dengan gugup. Perempuan itu tertegun menatapnya. Tapi, entah kenapa, lalu berbalik dan meninggalkannya.
Oh tidak, apa ia salah? Danu berlari mengejar dan menarik tangannya, “Tunggu, maafkan aku.. Jangan pergi…”
Perempuan itu melepaskan tangannya, lalu berjalan cepat meninggalkannya.
Danu mengejarnya dan kembali memegang tangannya, meski perempuan itu berusaha melepaskannya. Tapi tidak, Danu memutuskan untuk tidak melepaskannya, akhirnya memeluknya dan kembali menciumnya. Ia tahu, perempuan itu juga menginginkannya. Ia merasakannya.
Awalnya perempuan itu masih berusaha melepaskannya.. Danu mulai merasa tidak enak dan hendak melepaskan ciumannya, tapi.. Bibir perempuan itu kembali membalas ciumannya.
Kali ini, Danu merasakan hasratnya yang terpendam, badannya mendorong perlahan tubuh perempuan itu ke arah tembok hingga tidak bisa melawan. Keduanya berciuman dengan cepat. Ia begitu bernafsu, tapi tidak hanya dirinya, perempuan itu juga membalasnya.
Tiba-tiba kedua tangan perempuan itu mendorongnya, “Aku.. Tidak bisa…” lalu lari meninggalkannya.
Danu hanya bisa menatapnya pergi. Ia tidak mau mengejarnya, kata-kata perempuan itu mengganggunya. Apa yang ia sebutkan adalah “tidak bisa” bukan “tidak mau”, artinya ada sesuatu yang membuat ciuman itu tidak bisa berlanjut. Bayangan Danu mengingat lelaki kurang ajar itu. Apa perempuan itu serius dengan lelaki itu?
Ia menghela nafas dan berbalik, sampai langkahnya terhenti dan menyadari telah menginjak sebuah gelang berinisial “P”. Sepertinya milik perempuan itu.
Lagi-lagi, ia tersenyum, setelah scarf, kini ia memiliki gelangnya. Setidaknya ada dua alasan untuk bisa kembali menemui perempuan cantik yang menggetarkan dirinya itu. Danu memasukkan gelang itu ke saku bajunya.
Setelah ini, dengan kekuasaan yang ia punya, mencari nama perempuan cantik itu tidak akan sulit.